NovelToon NovelToon
Love Of The Gonzalu Beach

Love Of The Gonzalu Beach

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Filychia Lala

Liburan yang Gina nanti-nantikan untuk mengunjungi salah satu kota indah di ujung Timur Indonesia yakni Larantuka NTT membuat dia bertemu dengan dua orang pria yang sama-sama baru saja dia kenal, Randy yang di atur oleh calon kakak iparnya (Rully) untuk menggantikan Rully dan Gina untuk pergi liburan bersama Gina. Sedangkan Ega yang karena keisengan Randy pada Gina, dia mendahului Gina berjalan dan akhirnya wanita itu tertinggal lumayan jauh di belakangnya, kejadian naas tiba-tiba menimpanya, secara tidak sengaja Ega menabrak Gina saat pertama kalinya menginjakkan kaki di kota budaya Larantuka.
Cerita tentang mereka pun akhirnya dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Filychia Lala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Munculnya Randy.

Keesokan harinya, seperti janji mereka semalam, Ega menjemput Gina dan mengantarnya ke tempat latihan, saat jam istirahat Ega datang dan mengajak Gina makan siang bersama di kafe terdekat dengan tempat Gina latihan, malam hari saat pulang juga demikian, Ega menjemput Gina dan mengantarnya ke rumah, selain itu dia juga telah mempersiapkan makan malam untuk mereka yang dia beli di restoran.

Sekitar tiga minggu aktifitas mereka selalu seperti itu dan berjalan lancar tanpa ada gangguan sedikitpun, sosok Randy pun tidak pernah menampakan dirinya di hadapan Gina lagi, sang penelpon gelap pun demikian, tidak pernah menghubungi Gina, ada saat tertentu Gina merindukannya, beberapa kali dia berusaha untuk menghubungi nomor telpon rumah dan ponsel dari penelpon gelap namun tidak dapat dihubungi.

Sejak hari itu, dimana Randy membelah Gina saat dimarahi Stenly, itu merupakan hari pertama dan terakhir kalinya Randy menunjukan dirinya dihadapan Gina.

**

Minggu ke empat atau minggu terakhir Gina melakukan latihan sebelum berangkat ke olimpiade, semakin banyak pelatih yang terlibat dalam pelatihannya, Selain Stenly yang merupakan pelatih utamanya, ada juga beberapa pelatih lain yang turut serta melatihnya dengan kemampuan mereka masing-masing.

“Pagi semuanya.” Randy, yah orang yang selama beberapa minggu ini tidak kelihatan batang hidungnya tiba-tiba muncul lagi. Dia menyapah semua orang yang pagi itu sudah berada di lapangan latihan.

“Pagi Randy!” Balas Flandy.

Gina tidak dapat berkata apa-apa, dia terpaku melongo melihat siapa yang datang.

“Gina, kenalin ini Randy, mulai hari ini dia akan terlibat dalam melatihmu.” Flandy mengenalkan Randy pada Gina.

“Halo Gina, apa kabar?” Randy mengulurkan tangan ke arah Gina.

Gina diam saja, dia tidak merespon perkataan dan uluran tangan Randy, tatapannya kosong, entah apa yang dia pikirkan.

“Gina kenapa diam saja?” Flandy menyentuh lengan Gina.

“Eh, tidak apa-apa kok.” Gina kaget dan terbata.

“Beneran tidak apa-apa nih?” Tanya Flandy memastikan.

“Iya. Ayo latihan!” Ajak Gina.

“Udah siap latihan nih?” Tanya Randy yang dari tadi juga ikut diam.

“Oh iya Gina, untuk saat ini Randy akan melanjutkan latihannya menggantikan aku karena aku harus mencari Stenly.” Kata Flandy.

“Emang Stenly kemana?” Tanya Gina.

“Nggak tahu, tadi kata Rivo saat dia menjemputnya, Stenly sudah tidak ada di rumah dan kata orang-orang rumahnya dia pergi gitu aja tanpa omong apa-apa.” Jawab Flandy.

“Hah? Kok gitu? Emangnya dia lagi ada masalah yah?” Tanya Gina kepoh.

“Tidak juga sih, entahlah!” Jawab Flandy bingung.

“Terus mau kamu cari ke mana dia?” Tanya Gina lagi, dia melupakan kalau saat itu ada Randy di sana, dia terlihat cerewet dan banyak bertanya.

“Aku akan coba cari ke tempat biasa kami main. Aku pergi dulu, nanti aku kabari kalian. Rand, aku titip Gina yah!” Kata Flandy buru-buru, dia melangkah keluar dari ruangan itu meninggalkan Gina dan Randy.

Gina mendengar nama Randy di sebut oleh Flandy membuat dia terkaget seperti kesetrum. Keduanya terdiam sesaat, Randy memulai melangkahkan kaki mendekat ke arah Gina kemudian duduk di lantai dekat Gina berdiri, di ikuti oleh Gina duduk di lantai berhadapan dengan Randy.

“Ayo latihan, jangan buang-buang waktu!” Kata Gina pada Randy tanpa menatap pria itu.

“Tadi yang dikatakan Flandy udah sampai di mana?” Tanya Randy.

“Emm, di mana yah?!” Nampak Gina berusaha berpikir sejenak. “Oh iya, lari pagi.” Kata Gina setelah mengingat sesuatu.

“Kalau gitu, seorang atlet harus selalu berolahraga seperti lari pagi, dan- dan- senam atau yang lainnya selain bermain badminton setiap hari, juga harus menjaga kesehatan serta harus fit setiap saat.” Kata Randy memulai pembicaraan.

“Kalau itu mah, aku sudah tahu, lagian tadi Flandy sudah jelasin tentang itu. Yang Flandy katakan tadi, lari pagi setiap hari berapa jam, dia nanya kalau atlet itu mampu lari selama berapa jam?” Kata Gina.

“Oh, seorang atlet itu dapat lari minimal tiga jam.” Jelas Randy.

“Kata Flandy sih tergantung sama kondisi atlet itu sendiri.” Sambung Gina yang akhirnya membuat mereka berdua secara tidak sengaja saling bertatapan dan tertawa.

“Kring, kring, kring!” Handphone Gina berdering, dia lupa mematikan bunyi ponselnya.

“Ijin aku terima telpon dulu.” Kata Gina yang langsung berdiri dan melangkah menuju tempat dimana ponselnya disimpan.

“Halo!” Kata Gina setelah menggeser icon berwarna hijau pada ponselnya dan mendekatkan ponsel itu ke telinganya.

“Halo Gin.” Balas Ega yang saat itu menelponnya.

“Kenapa telpon jam segini? Aku kan sedang…” Gina tidak melanjutkan perkataannya.

“Sedang menerima materi persiapan kan?” Potong Ega.

“Benar. Ada apa nelpon?” Kata Gina pelan.

“Aku hanya mau kasi tahu kalau nanti siang aku tidak bisa jemput kamu makan siang karena ada yang harus aku kerjakan di rumah.” Jelas Ega.

“Emangnya kerja apa sih sampai tidak bisa luangkan waktu untuk makan siang denganku?” Tanya Gina.

“Sebenarnya aku dan Richi mau jemput Aldi di bandara, dia tiba siang nanti.” Jawab Ega.

“Aldi? Dia datang hari ini? Kok secepat itu? Katanya nanti minggu depan.” Kata Gina penasaran.

“Karena tugasnya di sana sudah selesai, jadi lebih cepat dia datangnya.” Kata Ega.

“Baiklah. Hati-hati yah di perjalanan!” Kata Gina.

“Siap non cantik kesayanganku.” Kata Ega gombal.

“Eh emangnya Aldi sampe jam berapa sih?” Tanya Gina.

“Sekitar jam dua belas siang.” Jawab Ega.

“Habis jemput dia, kalian ke sini yah? Bawah dia kesini!” Pintah Gina.

“Emangnya tidak apa-apa mengganggu kamu?” Tanya Ega.

“Iya nggak dong, nggak ada yang bakalan marah apalagi kalau datang bareng kamu, malah aku senang kalau kalian bisa melihatku latihan, tambah semangat aku.” Jawab Gina.

“Baiklah, nanti habis dari bandara kami menuju ke tempatmu.” Kata Ega.

“Oke, sampai nanti yah sayang, aku tunggu kedatangan kalian.” Gina menutup panggilan telpon.

“Siapa yang menelpon? Kok kayaknya happy banget dapat telpon itu.” Randy menghampiri Gina dan duduk disampingnya tanpa jarak.

“Ega, pacarku. Emang kenapa?” Jawab Gina sinis.

Kerutan halus nampak muncul di dahi Randy mendengar perkataan Gina. “Nggak kenapa-napa. Ayo latihan!” Kata Randy. Kesepuluh jari tangan Randy saling bertaut. Jantungnya berdetak kencang seakan ingin keluar dari wadahnya, entah apa yang dia rasakan saat ini, wanita yang dia cintai mengaku bawah menjalin hubungan pacaran dengan Ega, dia tidak mau menerima kenyataan itu namun apa daya, semua itu juga karena dirinya yang menghilang tanpa jejak.

“Latihan apa? Lari?” Tanya Gina karena pada saat itu mereka lagi membahas tentang lari.

“Gimana kalau kita main? Aku pingin lihat sejauh mana kemampuanmu menghadapi lawan. Kalau kamu mampu mengalahkanku berarti kamu memang hebat dan tidak dapat diragukan lagi.” Jawab Randy.

“Ayo, siapa takut!” Gina bersemangat, dia mengambil raket dan langsung menuju ke lapangan.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!