NovelToon NovelToon
Dunia Itu Sempit

Dunia Itu Sempit

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter Genius
Popularitas:35.7k
Nilai: 5
Nama Author: Windersone

Lima tahun lalu mereka menikah, lima tahun lalu mereka juga bercerai. Divi Taslim, pria itu tidak tahu ibunya telah menekan istrinya–Shanum Azizah meninggalkannya. Kepergian wanita itu meninggalkan luka di hati Divi.

Ternyata, dunia begitu sempit, mereka kembali bertemu setelah lima tahun lamanya. Bukan hanya sekedar bertemu, mereka partner kerja di salah satu rumah sakit.

Bagaimana ceritanya? Mari ke DIS!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windersone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Itu karena ....

💐💐💐

Langkah Shanum melambat memasuki toilet wanita di rumah sakit Garda Teaslime setelah mendengar suara seorang wanita dari salah satu bilik. Shanum sedikit kepo karena mendengar nama Divi disebut oleh wanita itu. Telinga sedikit mendekati pintu bilik itu, berusaha mengenali pemilik suara, dan menyadari wanita itu tengah berbicara melalui sambungan telepon bersama seseorang. 

“Siapa juga yang mau menjadi istri Divi? Mau, sih. Tapi, aku tidak sesuai dengan mamanya. Hanya orang bodoh yang mau masuk ke keluarga itu, mau diatur dan mau diinjak-injak harga dirinya. Aku dengar mantan istri Divi juga diperlakukan seperti itu oleh nenek sihir itu. Aku aja masa ditagih punya anak, padahal kami belum menikah. Jika bukan karena hartanya yang banyak dan karena Papa, aku tidak mau berhubungan dengan mereka.” 

Shanum sadar pemilik suara itu adalah Milka. 

“Hanya kamu laki-laki satu-satunya yang aku cintai. Kamu tenang aja, aku cari waktu yang tepat untuk mengakhiri drama itu,” ucap Milka, terdengar senang saat berbicara. “Kalau begitu, Bye.” Milka memutuskan sambungan telepon. 

Ketar-ketir Shanum mencari tempat persembunyian setelah sadar wanita itu akan keluar dari bilik itu. Bergegas Shanum memasuki bilik di sisi kiri bilik di mana Milka berada dengan tanda peringatan rusak ada di pintu itu, ia bersembunyi di sana sampai mendengar langkah kaki berjalan di depan biliknya berada dan terdengar membuka pintu toilet. 

“Huff! Untung saja. Ternyata wanita itu tidak baik seperti yang dilihat,” kata Shanum dengan perasaan lega. “Tunggu, dia bilang aku bodoh? Iya, aku bodoh dan dia ular berbisa. Licik sekali. Untung saja ….” Shanum mengangkat ponsel di genggaman tangan kanannya, layar ponsel menunjukkan sebuah rekaman sudah diakhiri. “Zaman sudah canggih dan aku tidak sebodoh yang dikira. Tiba waktunya, aku akan mengungkap semuanya,” ucap Shanum, tersenyum licik. 

“Ya, ponselku mati. Lupa ngecas lagi.” Senyuman licik berubah kesal. 

Ponsel itu dimasukkan Shanum ke dalam saku seragamnya. Kemudian, menggenggam handle pintu, menariknya ke bawah untuk membuka. Namun, pintu tidak bisa dibuka. Beberapa kali Shanum berusaha membukanya, tetapi tetap tidak bisa. Seketika ia baru sadar kalau tadi memasuki bilik yang pintunya rusak. 

Shanum menggedor pintu sambil berseru, memanggil orang yang mungkin ada di luar untuk bisa membantunya. 

"Ada orang di luar? Tolong bilang sama petugas kebersihan rumah sakit untuk membuka pintu ini. Saya terkunci di dalam!" seru Shanum. 

Sayangnya, belum ada orang yang memasuki toilet. Shanum juga merasakan tanda-tanda tidak adanya orang lain di toilet. Oleh sebab itu, Shanum berusaha keluar sendiri dengan mendobrak pintu. Namun, tenaganya masih tidak mampu membuka pintu itu. Shanum mengambil inisiatif untuk memanjat bilik itu dari kloset duduk. 

Ketika berusaha memanjat, kaki Shanum yang sempat terkilir terasa sakit. Wanita itu memiliki kembali berdiri di kloset, tetapi kakinya terpeleset dan membuatnya terjatuh ke lantai dengan kepala bagian belakang terbentur ke tepian kloset. Rasa sakit tentu dirasakan olehnya, lanjut pandangannya berubah samar, dan akhirnya tidak sadarkan diri.

***

Perlahan Shanum membuka mata dan menemukan dirinya di ranjang sebuah rumah sakit. Sejenak matanya memperhatikan langit-langit kamar tempatnya berada sampai sadar di mana dirinya saat ini. Shanum menoleh ke sisi kanan, melihat Divi duduk tertidur dengan kepala berada di tepi kasur, tengah menunggunya. 

Shanum mengangkat tangan kiri Divi, melihat jam yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. Wanita itu terdiam sejenak sambil mengingat kejadian tadi pagi yang membuatnya tidak sadarkan diri. Tangan kanannya meraba kepala bagian belakangnya yang terasa masih sakit. 

Divi terbangun dengan gerakan tubuh Shanum. Pria itu mengangkat kepalanya dari ranjang dan membantu Shanum yang hendak duduk sampai menyandar punggung wanita itu ke bagian kepala ranjang.

“Mengapa kamu sampai ada di sana?” tanya Divi dengan raut wajah masih terlihat sedikit cemas. 

“Siapa yang menemukanku di sana? Pintu bilik itu terkunci dan aku tidak bisa membukanya.”

“Bukannya menjawab malah mengajukan pertanyaan. Jika saja aku tidak membuka pintu itu, entah apa yang akan terjadi. Mungkin kamu ditelan penunggu toilet itu,” ucap Divi dengan kesal. 

“Tidak mungkin,” balas Shanum dengan bibir manyun. 

“Sudah. Kenapa bisa sampai terkunci di sana? Bukankah di sana sudah ada tanda peringatan kalau pintunya rusak?” 

“Aku tau. Itu karena ….” Shanum menggantungkan perkataannya setelah ingat dirinya sempat merekam percakapan Milka.

Shanum meraba saku seragamnya, mencari ponsel yang sudah tidak ada. 

“Ini.” Divi tahu apa yang tengah dicari oleh wanita itu dan mengeluarkan benda yang dicari Shanum dari jas dokternya, lalu menyodorkannya kepada wanita itu. 

Tangan kanan Shanum mengelus dada dalam kelegaan dan mengambil ponsel itu dari tangan Divi. Tingkahnya diperhatikan pria itu dengan dahi mengerut bingung. 

“Kenapa? Oh … jangan bilang kamu menyembunyikan sesuatu di ponselmu.” Divi tersenyum sumringah. “Video itukah?” tanya Divi, masih dengan senyuman yang sama. 

“Video apaan? Jangan sok tau.” Shanum kesal, tahu maksud perkataan mantan suaminya itu. 

“Karena hidup sendiri, kamu mengoleksinya.” Divi masih belum henti menggoda Shanum. 

“Kamu pikir aku wanita apaan? Sekarang kondisiku belum terlalu baik. Jika sudah membaik, kamu boleh mengajakku berdebat. Pergi jika kamu hanya ingin membuatku kesal,” usir Shanum. 

“Aku sudah membantumu. Tidak ada kata terima kasih untukku?”

“Jika membantu hanya untuk tujuan lain, sebaiknya tidak perlu membantuku. Aku tidak perlu dibantu oleh orang semacam itu.” Shanum memalingkan wajah menjauh dari Divi bersama raut wajah kesal. 

“Baiklah. Kalau begitu, istirahat.” Divi berdiri dan membetulkan selimut di tubuh Shanum, wanita itu memperhatikannya. 

Divi mengecup dahi Shanum dan keluar dari kamar itu, meninggalkan Shanum diam membeku setelah mendapati tingkah manis mantan suaminya itu yang tiba-tiba. Sungguh di luar ekspektasinya. 

“Dia kesurupan atau gimana?” Shanum bingung. “Aku tidak mimpi atau sudah mati, kan?” Shanum menepis kedua pipinya dalam perasaan tidak percaya. 

Notifikasi pesan masuk ke ponsel yang ada di genggaman Shanum. Wanita itu menyentuh pesan masuk di bilah atas ponselnya itu dan melihat sumber pesan tersebut berasal dari Mahen yang mempertanyakan keberadaannya karena belum pulang. Selain itu, terdapat banyak panggilan masuk dari adiknya itu. 

“Iya. Biasanya aku menghubungi mereka kalau pulang telat. Merka pasti cemas.” 

Shanum membalas pesan Mahen karena malas berbicara melalui sambungan telepon. Seketika Shanum terdiam setelah tersebut terkirim, ia sadar ponselnya tadi kehabisan baterai. Lalu, mengapa sekarang bisa menyala? Shanum melihat persentase baterai di pojok kanan atas yang menunjukkan lima puluh persen. 

“Lalu, mengapa tadi ponselku mati? Aku juga ingat kalau persentase terakhir ponselku hanya lima persen. Aku salah liat atau gimana?” Shanum bingung sendiri. 

Bergegas Shanum memeriksa rekaman suara Milka yang direkam olehnya. Ia merasa lega karena rekaman itu masih ada di sana, termasuk rekaman suara Medina. 

“Untung masih ada. Tapi ini masih aneh. Mungkinkah Divi yang mengisi daya ponselku?” Shanum menduga, mengingat ponselnya berada pada Divi. 

1
Yuli Purwati
lanjut....
Mariyam Iyam
lanjut
Mas Tista
Luar biasa
Bungatiem
sahnum seneng banget tabrakan dah
aca
namanya Denis apa. riza seh
Ig: Mywindersone: Denis, Kak ... salah tulis.
total 1 replies
S. M yanie
semangat kak
LISA
Siapa y dia
LISA
Apakah Divi mau kembali pd Shanum
LISA
Ceritanya menarik nih
LISA
Aq mampir Kak
Anita Jenius
5 like buatmu ya kak. semangat terus.
Ig: Mywindersone: Terima kasih.🥰
total 1 replies
Anonymous
👍🏼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!