NovelToon NovelToon
REKHA

REKHA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Menyembunyikan Identitas / trauma masa lalu
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: Xzava

Sepasang suami istri menitipkan anak perempuannya yang berusia 5 tahun di panti asuhan, karena tidak ingin repot-repot merawatnya setelah sang istri melahirkan bayi laki-laki, mereka beranggapan bahwa anak perempuan tidak dapat diandalkan.

Anak perempuan itu tumbuh menjadi anak yang pintar dan juga sangat keras kepala, tidak ada yang bisa menebak apa isi kepala anak perempuan ini, yang jelas hanya prinsipnya yaitu menghormati orang yang menghormati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Kami pergi ke toko elektronik yang tidak jauh dari tempat tinggal kami, setelah sampai di tokonya aku pun langsung masuk.

Aku melihat kulkas yang ukuran sedang, aku pikir itu sudah cukup untuk kami berdua.

"Yang ini aja gimana?" tanyaku ke Haikal sambil melihat-lihat dalam kulkasnya.

"Satu pintu?" aku mengangguk mendengar ucapannya.

"Iya, ini bagus ko lebih hemat listrik juga." ucapku.

"Ya sudah Rek, itu aja." ucap Haikal setuju denganku.

Aku pun ke kasir untuk membayar kulkas yang aku inginkan, dan juga mengurus pengirimannya.

"Sudah?" tanya Haikal yang menungguku di depan toko.

"Iya, aku mau ke sebelah sebentar."

"Beli baju?" tanyanya, karena memang di sebelah adalah toko pakaian.

"Gak, toko sebelahnya tuh. mau beli kain buat lap di rumah." ucapku.

Aku berjalan ke toko, sedangkan Haikal naik motor ke tokonya.

Tak lama, karena aku hanya membeli kain untuk lap, setelah selesai aku pun keluar dari tokonya.

"Ayok." ucapku ke Haikal.

"Mampir ke minimarket yok, beli makanan buat di kulkas."

"Oke." ucapku sambil mengangguk.

Setelah berkendara cukup lama, Haikal pun mampir di minimarket. Kami berdua masuk dan melihat-lihat, karena aku tidak punya catatan akan beli apa jadinya aku sedikit bingung.

"Beli apa?" tanya Haikal.

"Lihat makanan frozen dulu yok." Haikal pun mengangguk dan berjalan lebih dulu.

Setelah melihat-lihat, aku pun mengambil sebungkus sosis dan nugget. Kami pun juga mengambil beberapa camilan dan minuman untuk stok.

Kami ke kasir, setelah merasa tidak ada lagi yang akan kami beli. Kami langsung pulang setelah selesai membayar, karena khawatir kulkas yang kami beli datang tapi tidak ada orang di rumah.

Tak lama kami sampai di rumah, benar saja kulkas yang di beli pun datang. Haikal mengarahkan untuk membawanya ke dapur, sebelum petugasnya pulang mereka memberitahukan kapan kulkasnya bisa di nyalakan.

Setelah pulang tadi aku hanya makan roti karena tidak begitu lapar, sedangkan Haikal makan nasi karena cukup lapar.

Aku hanya di kamar sambil menonton, dan mendengar kan musik. Cukup lama aku menonton drama, hingga tanpa terasa sudah jam setengah enam.

Aku pun beranjak untuk mengambil cucian ku, setelah aku pegang-pegang untungnya sudah kering jadi aku langsung mengambilnya dan membawa ke kamar, cucian Haikal sedikit masih basah.

Selesai menaruh pakaian ku di kamar, aku langsung ke dapur untuk masak makan malam.

Karena tidak ingin masakan ku keasinan lagi, aku menaruh garam sedikit demi sedikit dan tentunya juga mencobanya.

Setelah selesai, aku memanggil Haikal untuk mencobanya sebelum aku sajikan. setelah mencobanya ia mengatakan bawa masakan ku sudah lebih baik.

Kami langsung makan setelah aku sajikan, walaupun sederhana tapi aku sangat bersyukur karena masih bisa makan.

Haikal kembali mencuci piring setelah makan, aku pun langsung bersih-bersih sebelum istirahat.

Di kamar aku lanjut menonton drama lagi karena sangat seru, aku juga teleponan dengan Aini.

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 10, aku keluar kamar dan mengecek semua pintu, ternyata sudah di kunci sama Haikal, aku pun mematikan lampu di ruang tamu.

Sampai jam 3 aku belum tidur karena memang sedang menonton, mataku pun belum merasa kantuk sama sekali, padahal biasanya aku gampang tertidur. Barulah aku tidur saat hampir jam 5 subuh.

Keesokan harinya, aku bangun cukup siang bahkan hampir jam 10 pagi. Aku langsung keluar kamar dan mencuci muka, kamar Haikal pun masih tertutup.

Jendela juga masih tertutup, jadi aku langsung membukanya. Lampu di teras ternyata masih menyala, berarti Haikal belum bangun.

Aku ke dapur untuk memasak nasi, lalu menyapu dan mengepel. Saat sedang mengepel di teras rumah, penjual sayur pun datang, ia datang lebih awal dari kemarin.

Aku mendekat ke penjual sayur yang mampir di depan rumah mbak Lisa.

"Pagi mbak." sapa ku ke mbak Lisa yang sedang melihat-lihat sayuran.

"Pagi Rekha, mau beli sayur juga?" tanyanya.

"Iya mbak." ucapku lalu melihat sayur yang di bawa sama penjualnya.

Saat kami sedang memilih sayuran, ada juga ibu-ibu yang datang.

Aku pun langsung membayar setelah memilih beberapa sayuran dan tempe tahu.

"Ini mbak yang tinggal di rumah nomor 17 ya?" tanyanya sambil melihatku.

"Iya bu, saya." ucapku lalu tersenyum ke arahnya, tapi ibu-ibu itu justru tidak tersenyum dan seakan memandang rendah ke arahku.

"Dengar-dengar, mas nya yang tinggal di situ juga, bukan suaminya ya mbak? Hati-hati loh." tanyanya dengan nada mengejek.

"Iya bu, memang bukan suami saya, karena dia abang saya bu." ucapku masih berusaha tersenyum walaupun dalam hati aku bener-bener dongkol dibuatnya.

"Abang dari mananya, kata bu RT kalian tidak sedarah." ucapnya lagi.

"Kami memang gak sedarah bu, tapi kami di asuh sama orang yang sama dan tinggal di lingkungan yang sama selama belasan tahun." ucapku dengan wajah datar.

"Bilang aja kumpul kebo, gak usah banyak alasan." ucapnya tidak terima.

"Kalau ibu gak tau apa-apa, lebih baik diam. Saya lihat-lihat anak ibu juga ada perempuan, hati-hati loh." ucapku saat melihat seorang perempuan duduk di teras rumahnya, aku lalu mengambil kembalian uangku.

"Mari bu." ucapku lalu pergi meninggalkan ibu tadi, tak lupa aku juga meminta maaf ke penjualnya karena harus mendengar keributan.

Sesampainya di rumah aku berulang kali menarik nafas karena kesal di bilang kumpul kebo.

"Dasar ibu-ibu, gak tau apa-apa tapi seenaknya ngomong."

"Aku benar-benar kesal." ucapku sambil meminum air.

"Kenapa Rek, pagi-pagi sudah mengomel." tanya Haikal yang baru keluar dari kamar mandi.

"Noh ada ibu-ibu di samping rumah mbak Lisa, bilang kalau kita kumpul kebo, karena tinggal serumah tapi gak sedarah." ucapku, karena masih kesal aku pun melempar botol air yang ada di tanganku.

"Gak apa-apa Rek, dia gak tau apa yang sebenarnya. Kita kan gak seperti itu, sudah-sudah atur emosimu dulu." ucap Haikal menenangkan ku.

"Tapi kan ...." ucapan ku terputus karena Haikal langsung menyela ucapan ku.

"Sudah. Gak semua hal harus di jelaskan Rekha, kalau dasarnya mereka mau menghujat ya tetap aja menghujat walaupun sudah tau faktanya." ucap Haikal lagi.

Aku pun mengangguk setuju dengan apa yang di ucapkan oleh Haikal, aku pun duduk dan menenangkan diriku dulu.

Setelah membaik, aku pun masak untuk makan siang.

"Kal, beli air dulu, air minum kita habis." suruhku.

"Beli air galon gak sekalian?"

"Ya sudah, aku gak tau harganya berapa, nih bawa aja." ucapku memberikan uang seratus ribu.

Haikal pun mengangguk dan langsung pergi ke warung bu RT.

Sambil menunggu Haikal aku menyiapkan makanan, jadi setibanya Haikal kami langsung makan. Tak lama Haikal kembali, dengan membawa air galon dipundaknya.

1
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up lg Thor
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
sedih banget anak 5th dibegitukan 🥲
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up Thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
Bagus
Yuyun Rohimah
lanjut thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Lhady Uriyama
di panti kok ada bunda ada ayah, gmn konsepnya ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!