Istri Pengganti Mr. Ken
"Datanglah di hotel XX, lantai 5 no kamar 514," Sandra membaca pesan singkat whatsapps yang tidak ada PP maupun nama yang disimpan di kontak Hpnya.
Ting!
Masuk lagi pesan.
"Datanglah tepat pukul 10 malam ini," lanjutnya.
"Apa lagi sih! Iseng kayak begitu," gumam Sandra.
"Ada apa, Sa?" Tanya teman dan juga sahabatnya di tempat kerjanya saat ini. Namanya Jessica Mili.
Sandra bekerja di perusahaan besar PT EP Corp yang bergerak di bidang pembangunan, kontraktor, apartement, mall, hotel, dan perumahan elit lainnya. Menjabat sebagai asisten manager keuangan, membuatnya sangat sibuk.
"Ini ada pesan spam, Jes," ucap Sandra.
"Tapi apa salahnya kesana. Aku temani, mau?" ucap Jessica yang menaruh curiga.
"Malas, Jes," jawab Sandra.
"Ya sudah, jika nanti berubah pikiran. Jangan sungkan hubungin aku ya," ucap Jessica.
"Ok," jawab Sandra.
"Udah sana, ini masih jam kantor," usir Jessica.
"Hadeh, Nona penggila kerja. Lihat ini sudah jam pulang kantor!" suara nyaring Jessica terdengar sampai ruangan Sandra menggema.
"Ya ampun," ucap Sandra yang menengok jam tangannya di sebelah kanan menunjuk angka empat sore.
"Ayo, kita balik," ajak Jessica.
"Duluan, aku perlu mengerjakan ini dikit lagi. Supaya besok pagi bisa diserahkan pak Budi," ucapnya yang masih mengetik tangannya disana.
"Dah!" ucap Jessica yang keluar dari ruangan Sandra.
Jessica itu teman dan juga sahabat di tempat kerjanya dan juga teman semasa kuliahnya walau berbeda jurusan. Jessica sebagai staf senior bagian hrd di kantor itu.
"Selesai!" ucap Sandra, jam sudah menunjuk di angka lima sore.
Saatnya pulang dan tentu saja siapkan mental. Walau jabatan Sandra tergolong tinggi, tapi dia hanya menggunakan motor matic scopy yang di belinya sendiri dari hasil menabung.
"Poppy, ayo kita pulang!" ucap Sandra pada motor kesayangannya yang di beri nama Poppy.
Kota jakarta yang sangat padat duduknya, memang lebih cepat dengan menggunakan motor, bisa sat set nyelip diantara padatnya kendaraan yang sedang berhenti alias macet. Kerja di wilayah kota jakarta selatan, termasuk jantungnya perkantoran.
Setelah menempuh 45 menit sampai sudah di rumahnya di daerah jakarta timur, cilangkap.
Setelah memarkirkan motor kesayangannya di garasi rumah orang tuanya itu. Saat baru masuk ke dalam rumah.
Plak!
Plak!
"Dasar anak tidak tahu di untung!" bentak Angel. Yang juga Mama nya.
"Ada apa, Ma?" Tanya Sandra yang menahan sakit wajahnya dengan tangannya.
"Kamu itu, jangan suka menghalangi karir adikmu, Clara!" marah angel.
Clara itu adiknya yang bedanya hanya 1,5 tahun saja. Clara model disebuah majalah, tapi karirnya baru akan naik.
"Tidak, Ma," jawab Sandra yang tidak mengerti.
"Clara, telp Mama. Kalau agensinya tidak bisa masuk ditempat pacarmu,!" Angel marah dengan menunjuk tepat di dahi Sandra.
Sandra mengerutkan keningnya, alias ga tau apa apa. Malah jadi tersangka utama gimana coba.
"Nanti Sandra bantu bilang sama William, Ma," ucap Sandra yang masih sopan.
"Awas aja, kalau gagal. Kamu pasti tahu akibatnya,"ancam Angel yang setelah itu pergi dari ruang tamu menuju dapur.
Langkah Sandra lunglai sudah saat ini jalan ke arah kamarnya yang di lantai dua. Dengan menutup pintu dan menguncinya, lalu membersihkan diri kamar mandi.
Segar!
Wangi!
Setelah itu mengeringkan rambut yang panjang hanya sebahu saja. Sandra memang cantik alami, makanya tidak pernah dandan apalagi memakai make up berlebihan. Rambut yang selalu di gerai, hanya sesekali saja di ikatnya.
Saat setelah makan malam seorang diri di meja makannya, termenung akan pesan yang masuk tadi siang, dan juga ucapan Mamanya.
"Apa aku harus kesana? Ada apa disana?" gumamnya dalam hati.
Terus saja menimbang dalam pikirannya sendiri. Suara bertengkar terdengar di ruang kerja Papanya yang sedikit terbuka pintunya. Sudah pasti terdengar yang melewati disana. Dan kebetulan jalan itu yang menuju kamarnya.
"Mama ga mau ya, Clara menikah dengan si buta itu. Walau kaya, tapi buta, Pa!" teriak Angel.
"Tapi, Ma. Dia yang milih Clara anak kita untuk menikah dengannya, aku bisa apa?" ucap lelaki itu, yang tidak lain Papa Jordan.
"Pokoknya Mama ga mau tau, Papa harus urus itu. Clara anak kita, anak satu satunya! Apa mau Papa korbankan demi surat wasiat itu!" Bentak Angel kembali.
"Biarkan Sandra yang menggantikannya, Pa," lanjut Angel.
Deg!
Ketika namanya disebut. Jantungnya sudah berdetak kencang sekali.
"Tapi itu bukan anak kita, Ma," ucap Papa Jordan yang tanpa sengaja mengeluarkan kalimat sakralnya.
Brak!
Pintu itu sudah di buka oleh Sandra yang air matanya masih ia tahan jangan sampe keluar dulu, akankan kebenaran itu terungkap disini.
"Kau!" ucap Papa Jordan.
"Masuk asal masuk saja, tidak sopan, Sandra!" Bentak Angel yang menghampiri Sandra.
Plak!
"Itu hukumanmu," lanjut Angel.
"Apa benar yang Papa katakan barusan, aku mendengarnya," ucap Sandra yang menahan rasa semuanya. Rasa sedih, sakit, kecewa, entah apa lgi rasa yang tergambarkan saat ini.
"Iya, puas!" jawab Angel.
"Ma," ucap Jordan yang menahan istrinya. Memberikan kode agar jangan di lanjutkan.
Air matanya kini sudah keluar membasahi wajahnya, pipinya yang merah dan bengkak tidak mengurangi derasnya air mata yang keluar. Isak tangis terdengar di ruangan itu.
"Biar saja, Pa. Biar dia tahu sekarang, dan harus membalasnya jasa kita mengurusnya dari bayi," amarah Angel yang masih tinggi.
"Satu hal lagi, kamu akan menggantikan menikah dengan lelaki yang di jodohkan Clara, lelaki buta!" ucapnya kemudian.
"Tidak boleh ad kata penolakan ataupun kabur, camkan itu!"lanjut ancaman Angel.
Sandra yang mendengarkan semua yang di ucapkan Mamanya tidak terdengar jelas, isak tangis yang hanya bisa mewakili hatinya saat ini.
Walau sebelumnya sudah terbiasa di tampar ataupun di pukul tapi tidak sampai mengeluarkan air matanya sejak dulu, tapi saat ini tidak bisa menahannya lagi. Hatinya sangat hancur.
Hancur hati Sandra.
"Lusa, akan ada acara makan malam dirumah untuk menyambut mereka. Jangan mengecewakan kami! Balas budi kami dengan ini!" ucap Angel.
"Sa, ini jalan satu satunya untuk bisa menyelamatkan kita semuanya," ucap Jordan, setelah kepergian istrinya dari sana.
Di angkatnya Sandra oleh Jordan untuk duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
Di peluknya Sandra oleh Jordan, sangat menyayangi putrinya ini. Tanpa ada yang tau kebenaran dua puluh lima tahun silam.
Sesegukan Sandra dalam tangis yang telah dalam pelukan Papanya, sudah tidak bisa berucap apapun lagi saat ini.
Kenyataan pertama yang di ketahui saat ini adalah bukan anak kandung.
Kenyataan kedua adalah dia harus mau menjadi pengganti pengantin.
Kenyataan ketiga adalah dia harus menikah dengan orang buta yang tidak di kenalnya.
Kenyataan ke empat adalah tidak bisa menolak semuanya.
...****************...
Like ya dari kalian ku tunggu 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Suzanne Shine Cha
Oke Thor👍🏼💪🏼💝
2024-09-27
0
Murni Dewita
👣
2024-09-10
0
Tarmi Widodo
nyimak
2024-07-08
1