Maycha adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang masih duduk dikelas XII SMA, ia anak dari seorang pelukis kampung yang bernama Anggara Daniola dan Putri Daniola.
suatu ketika ia terpaksa harus menerima dengan ikhlas perjodohannya dengan seorang tuan muda yang depresi. ya, seorang pemilik perusahaan DX Company. ialah Danuarta Xello.
Bagaimana bisa ia menjadi tuan psikopat yang depresi? akankah Maycha dapat menjalani hari-harinya dengan baik sebagai istri dari Tuan muda yang depresi?
jangan lewatkan setiap chapter kisahnya. hanya di OBAT DEPRESI TUAN PSYCHO karya Vhi Shaka, Riau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VhiShaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIdak!
setiap harinya mansion sangat ramai oleh pertengkaran kecil dari kedua bocil hanya karena hal sepele.
seperti halnya saat ini, Caca dan Danu pusing mendengar penuturan sang putri. mereka yang harusnya menikmati hari liburnya malah semakin lemas.
"Niel. siapa namanya? aku mau berteman dengan dia", ucap Valeria menggoyang tangan sang adik kulkasnya.
"gak tau dan gak mau tau"
"ayolah. nanti aku traktir es krim momoyo deh"
"dih, bahkan aku lebih kaya darimu"
"dasar kulkas rusak. kanebo kering, tiang PLN", ejekan keluar dari mulut Valeria namun tetap tak ada tanggapan dari Daniel yang asyik bermain game.
"sudaaahh. kalian ini kenapa sih? gak pagi, gak siang, gk badai, gak angin topan ribuuut terus", sela Caca yang sedari tadi melihat pertikaian antara putra dan putrinya.
"ini mom, Daniel pelit. padahal kakak cuma nanya nama temannya aja loh"
"siapa? yang mana?"
"itu mom yang anaknya Tante Wina tetangga ujung gang sana"
"sudahlah. jaga harga dirimu sebagai perempuan. dan jangan lupa dia pernah membullyku hingga aku terpaksa menyakiti dirinya hingga koma", ucap Daniel berlalu menuju kamar.
"dek, deeeek. isss danieeeelll, wooy", teriak Valeria
"stttt, berisik! anak Tante Wina namanya Sandy. kenapa memangnya?" ucap Caca
"OOO Sandy tooo. oke deh". Valeria berlari kecil menuju kamarnya.
...
keesokan harinya, seluruh penghuni mansion sedang menikmati sarapan dengan tenang. saat dentingan piring beradu dengan sendok, Valeria membuka pembicaraan yang menurut Daniel sangat absurd.
"aku mau main kerumah tante Wina pulang sekolah nanti ya mom, dadd"
"ngapain?" tanya Danu
"mainlah. siapa tau ketemu ayangku"
"masih kecil sok ayang-ayangan kamu ini. gak boleh"
"isssss. boleh Napa. yayaya"
"TIDAK! jauhi dia atau kupatahkan kakimu dan ku jahit mulutmu itu supaya kau tak secerewet ini.", kali ini Daniel yang menjawabnya karena muak dengan celoteh sang kakak
"why? dia baik kok. dia ramah."
"pilihannya hanya dua, jauhi atau kupatahkan kakimu", "mom, dadd. aku selesai. aku berangkat dulu ya". ucap Daniel berpamitan.
....
saat ini Danu mengajak Daniel ke perusahaan agar tak ribut dengan Valeria dimansion. akhir-akhir ini Caca darah tinggi akibat keduanya.
merek berjalan berdampingan. dua orang yang tampan dengan gaya macho menaiki lift. disekitar mereka banyak karyawan Danu yang menggosip tentang mereka.
"ganteng banget ya"
"ia ihhh. anaknya gemes"
"lucu sih tapi mereka berdua seperti dewa kematian. lihat saja tatapannya. tajam dan mengerikan"
"...."
"... "
sesampainya diruangan, Daniel duduk di sofa dan memainkan game kesukaannya dari hp. namun saat dirinya fokus bermain, ia tak menyadari seorang wanita seksi masuk tanpa permisi.
"heh bocil! keluar sana!. anak siapa sih dibiarkan main di kantor sebesar ini", ucap Lisa.
Daniel meliriknya sekilas, lalu kembali fokus bermain.
"heh, anak kecil. keluar aku bilang. ini ruangan suamiku! ngapain kamu kesini. gak ada sopan santunnya sama sekali". Lisa tak tahu siapa sebenarnya Daniel. ia baru saja bekerja 4 hari di kantor itu.
cekreeek...
Danu membuka pintu ruangannya. ia terkejut mendengar keributan di ruangannya. ia menata tajam sekertaris barunya yang masih magang itu.
"ngapain kau disini? tak sopan!"
"maaf, tuan. saya membawa berkas yang harus ditandatangani. saya ketuk tidak ada jawaban jadi saya masuk"
"cihh jilat terooosss", ucap Daniel menyeringai
"terus keributan apa tadi?"
"oh ini, tuan. saya melihat anak kecil ini santai sekali disini. seperti kantor bapaknya saja dibuat. semena-mena dia bermain. saya menyuruhnya keluar tapi tak di dengarknnya"
Danu melotot mendengarnya, ia yakin bahwa sekretaris magang itu tak mengenal dengan baik siapa anak yang dihadapannya.
"apa kau bilang? beraninya kau mengusir anakku! pergi sana", ucap Danu meradang
"ap-apaa? anak? huh. gagal maning deh",
"KELUAR!", Ucap Daniel bangkit dari tempat duduknya
"siapa kau! berani-beraninya kau menyuruhku"