Mencintaimu Dalam DIAM

Di sebuah ruangan yang sangat luas, lampu yang gemerlap dengan lantunan musik yang syahdu membuat siapa pun mendengarnya akan ikut hanyut dalam kemeriahan pesta malam ini.

Tampak para tamu undangan yang berdatangan dengan pasangan mereka masing masing dan menikmati hidangan yang telah di sediakan di acara pesta mewah tersebut.

Andre Wijaya putra tunggal dari sepasang suami istri Alan Wijaya dan Sera Wijaya pemilik perusahaan Wijaya Group, dia satu satunya pewaris tunggal dari kekayaan yang di miliki oleh Alan Wijaya.

Andre Wijaya sosok laki laki yang sangat hangat, perhatian, baik hati dan juga dermawan kepada semua orang. berkat ketekunan, keuletan dan kecerdasan Andre dia sekarang sudah menjadi CEO di perusahaannya sendiri yang dia pimpin dan kelola selama beberapa tahun ini.

Meski dia anak dari pemilik perusahaan tempatnya dia bekerja, tapi dia sama sekali tidak mau jika kedua orang tuanya ikut andil dalam prestasi yang dia capai selama memimpin perusahaan yang sudah di serahkan papanya ke dirinya.

Namun Andre yang sudah cukup umur sampai saat ini dia masih setia untuk melajang, belum terpikirkan olehnya untuk memiliki kekasih karena dia ingin fokus terhadap karirnya terlebih dahulu.

Namun kedua orang tuanya selalu mendesak Andre untuk segera menikah supaya keluarga Wijaya bisa mendapatkan penerus untuk mengelola perusahaannya itu. apalagi dengan mamanya yang selalu berusaha menjodohkannya dengan anak dari teman sosialitanya, tapi Andre tetap menolaknya dia selalu beralasan untuk fokus dan memimpin perusahaan yang telah dia pegang selama ini.

Mama Sera pun tak berhenti di situ saja dia juga pernah menyuruh Andre untuk melakukan kencan buta namun berakhir tanpa hasil. Hingga akhirnya kedua orang tuanya pun berhenti untuk menjodohkannya dengan gadis pilihannya dia, tapi kedua orang tuanya memberi kesempatan untuk Andre memilih sendiri calon pendamping yang akan mendampinginya di sisa umur hidupnya nanti.

Malam ini Andre mengadakan sebuah pesta yang sangat mewah untuk perayaan ulang tahunnya yang ke 24 tahun. dia turut mengundang semua teman, sahabat sekolahnya dulu, para staf kantor, kolega dan rekan kerjanya yang sekarang menjalin kerja sama dengannya, siapa lagi kalau bukan Eric Bramantyo CEO dari perusahaan Bramantyo Group Yang terkenal arogan dan tidak berperasaan sama sekali.

Andre yang sedari tadi tersenyum ramah menyambut para tamu undangannya, sejenak dia berjalan mengambil sebuah minuman yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Saat pandangannya lurus menatap ke sebuah pintu masuk, tiba tiba dia tercengang melihat kedatangan sosok gadis cantik dari luar pintu. Andre yang melihatnya pun tak berkedip sama sekali, dia menatap terus ke arah gadis yang sedang berjalan ke arahnya itu.

Gadis itu rambutnya tampak panjang di biarkan tergerai lurus, memakai dress selutut berwarna peach, dengan lengan yang panjang, bagian atas tertutup dengan renda bunga yang melingkar sampai ke belakang dan menghiasi bagian atasnya terkesan sangat cantik untuk di lihat, juga memakai satu set perhiasan yang di beli Eric untuknya, dan tak lupa dengan sepatu Hells yang dia pakai menambah kesan mewah pada dirinya yang menghiasi kakinya.

Namun saat Andre ingin menyapa gadis itu, tiba tiba dia melihat kedatangan seseorang di belakang gadis yang dia kagumi barusan, tampak sosok Eric Bramantyo CEO dari perusahaan Bramantyo Group yang menjadi rekan bisnisnya saat ini tampak memeluk erat pinggang ramping milik Narin.

Melihat hal itu senyuman yang telah keluar dari bibir Andre sejak tadi pun seketika sirna sudah saat dia tahu bahwa gadis cantik tersebut istri dari rekan bisnisnya itu yakni Eric Bramantyo.

"Selamat malam Tuan Andre." sapa Eric singkat sambil mengulurkan tangannya ke arah Andre.

"Selamat malam Tuan Eric." Mmm... kalau boleh tahu ini siapa anda ? Cantik sekali tanya Andre sembari menjabat tangan Eric dan melirik ke arah perempuan yang berdiri di samping Eric.

"Kenalkan ini istri saya, Narin." ucap Eric tegas sambil menunjuk istrinya dan memeluknya dengan erat.

Deg...

"Narin, tuan." sapa lembut Narin dengan mengulurkan tangannya ke arah Andre, melihat itu Andre pun langsung menerima uluran tangan Narin.

"Andre." ucap Andre lembut dan tanpa sadar dia terus memegang tangan Narin tanpa ingin melepaskannya.

Ekhem...

Mendadak Andre yang terlonjak kaget dengan deheman keras dari Eric, seketika itu dia langsung melepaskan tangan Narin yang telah lama dia pegang. Dengan menetralkan suasana, Andre pun segera menyuruh Eric untuk menuju kemeja kosong yang telah dia siapkan khusus kedatangan Eric.

Eric pun segera beranjak dan menuju kursi yang di tunjuk Andre tadi, dengan terpaksa dia harus bersandiwara lagi di depan semua orang selama dia berada di pesta karena dia tidak ingin jika semua orang tahu bahwa pernikahannya selama ini hanyalah pernikahan kontrak yang tentunya dia sama sekali tidak mencintai istrinya itu.

Sementara di meja lain tampak Eric dan Narin yang duduk terdiam, tidak ada obrolan apapun diantara mereka. Andre yang melihatnya dari kejauhan tampak bingung dengan hubungan mereka berdua.

Narin yang merasa dirinya tidak di perdulikan tiba tiba dia merasa kecewa akan sikap Eric. Ingin menolak tapi itu tak mungkin karena dia sudah terlanjur untuk melakukan apapun yang di katakan Eric sesuai dengan isi perjanjian yang dia setujui. Berbeda dengan Eric dia nampak sibuk dengan ponsel yang dia pegangi sejak tadi sampai sampai dia tak menyadari kedatangan Andre yang sedang berdiri di depan mejanya.

"Mmm... permisi, tuan Eric boleh saya duduk disini... kebetulan ada hal yang ingin saya bicarakan dengan anda." jelas Andre sembari melirik Narin.

"Silahkan tuan Andre." sahut Eric singkat.

Sempat Eric tahu, saat Andre berbicara dengannya namun diam diam Eric memperhatikan Andre yang sedang melirik ke arah Narin dan itu membuat Eric mengepalkan tangannya di bawah meja yang sedang menahan amarahnya saat ini.

Beberapa menit kemudian Andre berpamitan pergi untuk menyambut tamu lainnya, dan benar saja tampak sahabat Andre yang datang dan saling bersalaman dan berpelukan untuk melepas kerinduan mereka satu sama lain.

"Hy bro... Selamat ulang tahun yaa..." ucap Marco, Tyo, Bram semabrinmenomjok lengan Andre seperti yang mereka lakukan saat mereka bertemu dan memeluk Andre satu persatu.

"Terima kasih bro... Ayo kita duduk disana, aku sudah siapkan meja untuk kalian." ucap Andre sembari melangkah ke meja yang dia tunjuk tadi.

Di sisi lain tampak Narin berjalan melangkah masuk ke dalam toilet. tanpa Narin sadari ada Andre yang sedang mengikuti langkah Narin menuju ke toilet.

Selang beberapa menit kemudian tampak Narin yang keluar dari toilet, dia berjalan melewati kolam renang yang tampak dangkal dan tanpa dia sadari dia menginjak selang yang mengakibatkan dia tergelincir dan terhuyung jatuh ke dalam kolam tersebut.

Byuuur...

Narin sedari kecil yang tidak bisa berenang dia terus berteriak untuk meminta tolong dan berharap Eric suaminya akan datang untuk menolongnya.

Tolong... tolong.... tolong...

Namun harapan Narin tak sesuai yang dia inginkan, kenyataannya Eric sama sekali tidak mendengar teriakannya yang berasal dari dalam kolam. Narin yang sudah kehabisan nafas dan tubuhnya yang lemas tiba tiba dia pingsan dan tak sadarkan diri.

Andre yang melihat itu dengan sigap, dia melepaskan jas nya dan segera langsung melompat ke dalam kolam menyelamatkan Narin.

Byur...

Tampak orang orang berkerumun mendatangi kolam tersebut sambil berbisik dan membicarakan kejadian barusan. awalnya mereka masih belum tahu siapa lelaki baik hati yang mau menyelamatkan gadis yang terjatuh ke dalam kolam.

Beberapa menit kemudian, mereka tampak terkejut melihat pemandangan di depannya bahwa seorang CEO dari perusahaan Wijaya Group sekaligus orang yang mengadakan pesta malam ini telah menyelamatkan seorang gadis cantik yang sedang terjatuh ke dalam kolam.

Mereka yang melihat itu ada yang menatap sinis dan ada juga yang menatap Narin penuh dengan kasihan. Dengan sigap Andre langsung membaringkan Narin di bibir kolam sambil mengecek keadaan Narin.

Andre yang melihat Narin masih tak sadarkan diri, tiba tiba dengan beraninya dia mendekatkan wajahnya ke arah Narin untuk memberi sebuah nafas buatan. Namun mendadak Eric datang sontak dia kaget melihat Andre melakukan hal itu pada Narin. Eric yang sudah geram menahan amarahnya sejak tadi dan mengepalkan tangannya sangat kuat membuatnya langsung menghampiri Andre.

Tanpa sadar Eric pun langsung meninju wajah tampan Andre Hingga Andre jatuh terhuyung ke bibir kolam. Melihat itu sekretaris David segera menolong tuannya yang jatuh akibat ulah Eric.

Sementara di sudut lain terlihat mama dan papanya yang tampak sibuk mengobrol dengan tamunya. Seketika Marco datang dengan nafas yang tersengal akibat dia lari dari kolam yang letaknya tepat di taman belakang menuju ke taman depan tepat ke dua orang tua Andre yang sedang mengobrol.

Melihat hal itu papa Andre segera bertanya kepada Marco sahabat anaknya itu.

"Ada apa Marco... kenapa nafasmu tersengal seperti ini... seperti ikut lari maraton saja kelakuanmu." ucap papa Andre yang menatap heran kelakuan sahabat anaknya itu.

"Ii... itu om... aa... Andre berantem om." jelas Marco

"Apa! dimana dia ? tanya papa Andre dingin

"Di... Kolam om." jawab Marco singkat

Tidak lama kemudian papa Andre pun tampak berdiri melihat anaknya yang sudah basah kuyup dan sudut bibirnya yang nampak berdarah akibat serangan dari Eric. tuan Alan yang melihat anaknya kacau seketika dia menggeram kesal.

"Ada apa ini!!! kenapa kau bisa basah kuyup seperti itu, huh ??" tanya papa Andre menatap tajam anaknya.

"Aa... Aku hanya menyelamatkan perempuan yang terjatuh ke dalam kolam pa." jawab Eric singkat.

"Lalu kenapa bibirmu itu bisa berdarah seperti itu ? cecar papa Eric.

"Aku yang telah memukul wajah anakmu itu tuan Alan Wijaya yang terhormat." sahut Eric ketus dengan menatap tajam Andre di depannya.

"Memangnya apa salah Andre sampai kau memukulnya seperti itu, Huh ?" tanya papa Andre penuh selidik dengan mengerutkan keningnya.

"Tanyakan saja pada anakmu itu yang brengsek." ucap Eric geram yang menatap sinis ke arah Andre.

"Andre !! katakan apa yang sebenarnya terjadi, cepat !!"

"Aku hanya menolong seorang perempuan yang sedang terjatuh ke dalam kolam dan tidak ada seorang pun yang mau menolongnya, melihat itu aku pun langsung menolongnya pah. Daaan...."

"Dan apa ? Cerca papa Andre dengan tatapan dinginnya.

"Dan dia... langsung mendekatkan wajahnya hendak memberi nafas buatan. Asal anda tau... perempuan yang di selamatkan oleh anak anda itu tak lain adalah istri saya!!!" tukas Eric dengan tatapan tajamnya dengan dada yang bergemuruh.

"Andre !! kenapa kau lakukan itu, apa kau tidak tahu bahwa perempuan itu adalah istri dari tuan Eric, Huh ?

"Aa... Aku tau pah, tapi... Aku tidak tega melihatnya pingsan seperti itu." sahut Andre menatap nanar wajah Narin yang pingsan.

"Bohong... Aku tahu pertama kali kau bertemu istriku... aku menangkap sikap mu yang mendadak tampak aneh." sergah Eric dengan ketus.

.

.