anda hamil nona.
apa? apa maksud semua ini dokter? bagaimana ceritanya aku hamil? aku tidak pernah melakukan hal laknat itu pada siapapun. bahkan aku tidak pernah disentuh oleh laki-laki manapun.
bagaikan petir menyambar di siang bolong, dunia Angel seakan runtuh mendengar pernyataan dokter itu. Bagaimana caranya seorang gadis perawan mengandung? bayi apakah yang dikandung olehnya? apakah dia mengandung anak jin? oh,, tidak. Itu tidak mungkin. dia bukan wanita yang suka keluyuran. Bukan pula wanita nakal.
"ini gak mungkin, ini gak mungkin, aku gak mungkin hamil, aku gak mungkin hamil dokter " pecahlah sudah suara tangis gadis malang itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emosi Juan
Seorang wanita sedang mengamuk di rumahnya. Dia sangat marah ketika orang suruhannya gagal melakukan tugas yang dia berikan.
"Arrggg, kurang ajar, dasar tidak guna! Hanya membunuh satu wanita hamil aja tidak bisa! Badan doang gede segedek gudang neraka" Ucap wanita itu membanting semua barang di rumahnya.
"Kali ini kamu lolos wanita sialan, tapi tidak untuk lain kali" Sambungnya.
Dia duduk di sofa, dan menuangkan wine ke dalam gelas. Tanpa pikir panjang, wanita itu menenggak minumannya. Sekali teguk langsung habis.
Juan yang mendengar berita tentang kejadian yang menimpa Angel mengepalkan tangannya. Dia gak habis pikir sama kedua pria yang mendampingi wanita hamil itu, bisa bisanya mereka kecolongan.
"Sedang bersama mereka saja Angel dalam bahaya! Bagaimana kalau dia ditinggal? " Ucapnya dengan gigi gemeretak.
Dia mengambil kunci mobilnya, menuruni anak tangga secepat yang dia bisa. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Beruntung jalanan sepi, karena belum jam pulang kerja. Dia memarkirkan mobilnya asal begitu tiba di tempat tujuannya.
Dor dor dor
Gedoran pintu yang sangat keras membuat penghuni rumah bertanya tanya. Saat pintu terbuka...
Bugh
Satu bogem mentah mendarat di pipi mulus pria yang membuka pintu.
"Dasar pria berengsek, menjaga satu wanita saja gak becus. Aku merelakan dia untukmu, karena aku pikir kamu bisa menjaganya dengan baik. Tapi, apa? sudah dua kali dia hampir mati setelah bersamamu " Ucap Juan penuh amarah.
"Maafkan aku, aku tau aku salah " Ucap Delon menghapus noda merah di sudut bibirnya.
Bugh
Juan kembali melayangkan pukulannya.
"Lepaskan dia bajingan, kamu tidak pantas untuknya. Kamu hanya bisa membuatnya dalam bahaya!"
Ternyata benar yang orang katakan. Cinta membuat orang gila. Cinta membuat orang tidak bisa berpikir jernih. Rasa takut kehilangan membuat orang gelap mata. Angel dan yang lainnya mendengar suara ribut, mereka menyusul Delon keluar.
"Juan!" Angel sedikit berlari untuk menghentikan pria yang memukuli suaminya.
"Juan, hentikan jangan main hakim seperti ini!" Dia membantu suaminya berdiri.
Rian menahan Juan, agar pria itu tidak terus terusan memukuli kakaknya.
"Jangan membela pria berengsek itu, Angel sudah dua kali dia membuatmu dalam bahaya " Ucap Juan penuh emosi.
"Juan, suamiku tidak salah. Itu musibah " Angel memeluk suaminya dari samping.
"Berhenti membela pria tidak berguna itu. Tinggalkan dia!" Juan masih dengan amarahnya.
Rian hanya bisa menahan Juan tanpa tau harus bicara apa. Dia juga ikut andil lalai menjaga kakak iparnya. Damian dan istrinya juga hanya diam mematung mereka mengerti kekhawatiran pria itu.
"Juan, aku tau kamu khawatir; aku baik-baik saja Juan. Jangan menabur benih perselisihan diantara kalian! aku tau kamu marah, tapi aku tidak suka melihatmu seperti ini. Aku ingin melihat Juan yang selalu sabar, baik dan pengertian. Aku tidak mau kamu berubah." Ucap Angel selembut mungkin. Dia harus bisa membuat Juan menghilangkan emosinya.
"Tidak apa-apa sayang, aku pantas mendapatkannya. Juan benar, aku tidak becus menjaga kamu" Ucap Delon sedih.
"Sudahlah, tidak ada yang salah dalam hal ini. Kita tidak tau kapan datangnya dan dari mana" Angel mengusap punggung suaminya.
Juan menarik nafas dalam, membuangnya perlahan. Dia berusaha meredam amarahnya. Angel mendekatinya, lalu memeluknya.
"Terima kasih sudah peduli padaku, tapi dia suamiku, dia tidak mungkin membiarkan aku dalam bahaya. Percayalah, dia bisa menjagaku dengan baik " Ucap Angel.
"Maaf sudah membuatmu kecewa, seharusnya aku tidak bertindak gegabah. Aku terlalu khawatir padamu," Sahut Juan.
"Kamu tidak salah, tapi jangan mengulanginya lagi. Aku sayang sama kalian berdua. Aku tidak ingin kalian bermusuhan" Ucap Angel melepas pelukannya.
"Baiklah, aku akan pergi, jaga dirimu baik-baik. Aku akan mencari tau siapa orang itu" Ucap Juan mengusap surai Angel.
Juan mendekati Delon.
"Maaf sudah menyakitimu. Tolong jaga dia dengan baik, jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi!" Ucap Juan.
"Kamu tidak salah. Aku yang bodoh tidak bisa menjaga istriku dengan baik. Di depan mataku dia ingin disakiti orang jahat" Delon merutuki kebodohannya.
"Istrimu benar, itu musibah. Tapi, tetaplah waspada, sepertinya akan semakin banyak yang ingin menyakiti istrimu" Juan memandang Angel yang sudah dipeluk sama Rian.
"Terima kasih nak Juan. Tolong maafkan kami" Ucap Elisabeth sendu.
"Aku yang seharusnya minta maaf bu. Seharusnya aku sadar, Angel sudah punya keluarga yang menyayanginya dan selalu menjaganya" Ucap Juan
"Kamu tidak salah nak Juan. Kami bersyukur ada orang baik seperti kamu, yang selalu menjaga keluarga kami meskipun dari jarak jauh" Ucap Damian.
Juan menautkan alisnya.
"Sudah lupakan saja, sebaiknya kita masuk " Sambung Damian.
"Tidak usah Pak, aku pamit pulang " Juan mengingat dirinya yang ditunggu di rumahnya.
"Hati-hati di jalan" Sahut Damian.
Juan segera meninggalkan tempat itu. Damian mengajak keluarganya masuk, setelah Juan menghilang dari pandangan mereka.
"Maaf, gara-gara aku kamu jadi sakit seperti ini" Ucap Angel melihat memar di wajah suaminya. Mereka duduk di ruang keluarga.
"Ini tidak seberapa dibandingkan kekecewaan Juan padaku. Aku memang suami yang tidak berguna" Ucap Delon.
Elisabeth datang memberikan kotak obat p3k.
"Maafkan Juan ya, maafkan aku juga yang menyakiti hatimu" Ucap Angel, dia mengobati memar di wajah suaminya.
"Kau menyakiti hatiku? " Delon pura-pura linglung.
"Jangan berlagak bodoh, aku tau kamu cemburu melihatku memeluknya" Angel fokus mengobati luka suaminya.
"Benar tuh Kak, aku melihatnya mengepalkan tangannya" Rian menimpali.
"Aww, sakit sayang!" Ucap Delon karena tidak sadar menoleh ke arah Rian, membuat memar di wajahnya tertekan tangan istrinya.
"Makanya kalau lagi di obatin ya diam, jangan nengok sana sini. Sakit kan jadinya? " Ujar Angel.
Damian terus memperhatikan menantunya mengobati luka memar di wajah anaknya. Dalam hati dia bersyukur, karena semakin kesini, menantunya semakin akrab dengan anaknya. Elisabeth memperhatikan arah pandangan suaminya. Dia tersenyum, ternyata mereka sama-sama memperhatikan pasutri itu.
Makan malam usai, mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Sayang, kapan jadwal periksa kamu? Mama mau melihat kedua cucu Mama" Ucap Elisabeth mengusap perut Angel.
"Dua hari lagi Ma" Bukan Angel yang menjawab melainkan Delon suaminya.
"Papa juga ikut, aku pengen lihat mereka" Ucap Damian.
"Aku juga, aku kangen lihat ponakanku" Ucap Rian.
"Eh, kok jadi semua sih, gak boleh. Aku gak mau kalian melihat perut istriku" Protes Delon.
"Gak boleh gitu dong, aku sama Papa hanya melihat dedek bayinya" Rian tidak mau kalah.
"Aduh, gimana nih, aku gak mungkin melarang mereka. Tapi, aku juga gak mau perut buncit aku dilihat sama mereka " Batin Angel.
"Baiklah, tapi kalian harus membelakangi istriku. Kalian hanya bisa memandang layar monitor!" Putus Delon
"Setuju!" Sahut Rian dan Ayahnya bersamaan.
semangat
semangat berkarya akak thor,... 💪💪💪
semangat... 💪💪💪
lanjut terus.