NovelToon NovelToon
Cupu Jadi Ratu

Cupu Jadi Ratu

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nurul Senggrong

Nadia merupakan cewek cupu yang sering menjadi korban bullying. Hingga akhirnya ia harus meregang nyawa di toilet sekolah.

Namun tiba-tiba matanya kembali terbuka dengan jiwa yang berbeda.

Aurora merupakan seorang ketua mafia yang terkenal sadis dan kejam. Namun dia harus meregang nyawa ditangan anak buahnya sendiri.

Betapa kagetnya Aurora saat menyadari jika jiwanya telah berpindah pada sosok gadis lemah dan cupu.

Sebuah ingatan masuk kedalam memorinya. Tangannya terkepal begitu melihat penderitaan tubuh yang ia tempati.

Dia berjanji akan membalas semua penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh.

Siapakah sebenarnya Nadia?

Bagaimana Aurora membalas semua perbuatan orang-orang yang sudah membuat Nadia menderita?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Narendra kecelakaan.

Apa yang ditakutkan oleh Lionel dan juga Nadia ternyata menang benar. Laura kembali berulah.

Meski kondisi Laura masih belum membaik, namun sepuluh anak buah Daddy Marchel selalu siap untuk bertugas.

Saat ini yang menjadi korban mereka adalah Narendra. Narendra mengalami kecelakaan saat hendak bertemu dengan klien.

Ada yang sengaja memutus rem mobilnya. Kemudian menabrak truk yang melaju dengan kencang.

Kondisi Rendra kritis. Benturan di kepalanya membuatnya gegar otak dan koma. Belum lagi keadaan kedua kakinya.

Wahyu segera pergi ke rumah sakit, setelah mendapatkan informasi dari pihak kepolisian.

Tap!

Tap!

Tap!

Wahyu kini tiba di rumah sakit bersama Arman dan juga Naresha. Keduanya langsung menuju ruang ICU.

Ada dua orang polisi yang berjaga di depan ruang ICU . Mereka langsung menghampirinya.

"Selamat siang, Pak!" sapa Wahyu dengan sopan. Raut khawatir terlihat jelas diwajahnya.

"Selamat siang. Apa Anda Keluarga dari tuan Narendra?"

"Benar Pak. Bagaimana kondisi putra saya saat ini?"

"Masih dalam pemeriksaan. Karena keluarga pasien sudah ada di tempat, maka saya akan kembali terlebih dahulu. Namun kami akan kembali lagi untuk laporan."

"Baik Pak. Terimakasih."

Kedua orang polisi itu meninggalkan mereka. Sedangkan ketiga orang lainya duduk di kursi yang tak jauh dari situ.

Tak lama kemudian seorang dokter keluar. Wahyu bergegas menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana kondisi putra saya Dok?"

"Apakah putra Bapak salah satu dari korban kecelakaan?"

"Benar Dok."

"Atas nama siapa?"

"Narendra."

"Kondisi tuan Narendra untuk saat ini masih kritis. Ada pembekuan dalam otaknya dan perlu di operasi. Selain itu kakinya juga perlu penanganan khusus. Namun sebelum itu tolong urus administrasinya terlebih dahulu."

"Baik Dok. Tolong usahakan yang terbaik."

"Tentu saja. Semua itu sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai seorang dokter. Namun saya juga meminta anda untuk berdoa. Semoga pasien dapat disembuhkan."

"Bagaimana dengan kondisi orang satunya lagi Dok?"

"Kondisinya tidak lebih baik dari putra bapak. Untuk saat ini masih dalam perawatan."

"Tolong usahakan yang terbaik, Dok."

"Tentu saja."

Setelah itu dokter itu kembali masuk ke dalam. Wahyu dan Anwar langsung pergi ke bagian administrasi. Sedangkan Resha menunggu di depan ruangan ICU.

Tak butuh waktu lama bagi Anwar mengurus administrasinya. Setelah selesai dia kembali lagi duduk ditempat semula.

Tiba-tiba Wahyu mendapat pesan dari Laura. Yang isinya jika tidak ingin ada korban lagi, dia harus mau menikah dengannya.

Deg!

Wahyu meremas ponsel miliknya dengan kasar. Kini ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan.

"Ada apa, Yah?" tanya Resha.

Wahyu menunjukkan isi pesan di ponselnya. Melihat hal itu membuat Resha marah.

"Jadi ini semua perbuatan sekretaris Ayah?"

"Hemm..."

"Jadi selama ini Ayah masih berhubungan dengan wanita itu ?"

"Hubungan kami tidak lebih dari bos dan karyawan," bantah Wahyu tak terima.

"Ayah nggak bohong kan?" tanya Resha sambil menatap wahyu dengan pandangan menyelidik.

"Kenapa harus bohong. Oh iya War...tolong kau jemput Nadia di sekolahnya."

Resha terkejut mendengar ucapan ayahnya. Namun setelahnya ia mengingat pesan yang dikirim ke nomer ayahnya. Rasa khawatir menyelimuti hatinya.

"Apa aku boleh ikut dengan Pak Anwar?"

"Jangan. Kita tunggu saja disini."

"Bagaimana kalau nanti Nadianya nggak mau. Saya kan bisa membujuknya."

"Tapi _"

"Please..."

"Baiklah. Hati-hati dijalan," ucap Wahyu yang akhirnya luluh.

"Terimakasih Yah. Ayo Pak Anwar, kita berangkat," ajak Naresha antusias. Dia sudah tidak sabar bertemu dengan adik bungsunya. Semoga saja Nadia dalam kondisi baik-baik saja.

Saat ini Nadia masih berada di sekolah. Rencananya sepulang sekolah nanti ia akan bertemu dengan Steven Li. Entah apa yang membuat Steven Li akhirnya datang ke Indonesia.

Tentu saja Nadia senang. Dia meminta Steven Li membawa senjata yang menjadi favoritnya. Dia butuh senjata itu untuk perlindungan diri.

"Nanti kamu pulang tidak?" tanya Anjani.

Karena sudah dua hari sejak meledaknya rumah persembunyian Shaka meledak, Nadia tidak lagi pulang kerumah maupun apartemen Shaka.

Nadia malah menyewa rumah kost yang tidak jauh dari sekolah. Sedangkan Anjani masih tetap pulang pergi ke rumah setiap hari.

"Kondisi masih belum membaik. Jadi untuk sementara kamu pulang sendiri dulu."

"Memangnya ada apa sih?"

"Nanti aku cerita kalau semua udah beres."

"Ba_"

Byur!

Tiba-tiba seseorang mengguyur rambut Anjani dengan jus Alpukat. Tentu saja hal tersebut membuat suasana kantin heboh.

"Sorry tangan gua licin," ucap Nana dengan santainya.

Anjani masih terdiam karena shock. Sedangkan Nana dan kedua temannya dengan santai ingin melenggang begitu saja.

Nadia pun berdiri lalu mengambil mangkok bakso yang baru saja ia makan. Tanpa banyak kata Nadia menyiramnya ke baju Nana yang lewat disampingnya.

"Apa yang lo lakuin brengsek!"pekik Nana tidak terima. Seragamnya kini basah karena siraman Nadia.

"Sorry tangan gua licin."

Nana murka. Gadis itu hendak menjambak rambut Nadia yang sudah kembali duduk di kursinya. Namun tidak semudah itu Nana bisa melakukannya.

Nadia dengan santai menangkap tangan Nana dan memelintirnya. Gadis itu memekik kesakitan.

"Aduh...Lepasin tangan gua!"

"Hei...Lepasin tangan Nana. Aku panggil guru BK, baru tahu rasa kamu.!" bentak salah satu teman Nana.

"Silahkan...tidak ada yang larang!"

"Lepasin..."

"Ingat...jangan sampai gua lihat lo buat masalah lagi. Kalau tidak jangan harap lo bisa selamat," ucap Nadia datar.

Setelah itu Nadia melepaskan tangan Nana. Dia melenggang keluar dari kantin bersama Anjani. Keduanya menuju kamar mandi yang tidak jauh dari sana.

Nadia membantu Anjani membersihkan tumbuhan jus alpukat di rambutnya. Setelah itu keduanya kembali ke lekas masing-masing

1
endah widiastuti
Luar biasa
Minote 105g
mafia juga manusia
Minote 105g
arimbi cukup tunggu telepon dari om ganteng ini 😂😂🤣🤣😂
Yanuaria Hoar
Biasa
Yanuaria Hoar
Kecewa
Yulidar Yuli
Luar biasa
Marzuki
jw
Marzuki
7
Syifa
aku suka ceritanya keren pokonya the best
Marzuki
7
Marzuki
01
Charles Bawengan
Luar biasa
Marzuki
s
Marzuki
6
gibrow mamahe
Wahyu...bukan Ferguso.... auto ngakak.... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Marzuki
r
siti Hasanah
Luar biasa
Marzuki
4
Nurul Aini
Luar biasa
Halimatussa'diyah 04
banyk bgt typo nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!