Bilha, seorang penggemar berat grup idola "Moonlight". Selalu menganggap bahwa menikahi salah satu aggota grup idola tersebut hanyalah khayalan belakang. Namun, kehidupan Bilha berubah drastis ketika ia bertemu dengan Taro, yang merupakan salah satu anggota grup "Moonlight".
Semua berawal dari sebuah pertemuan tak terduga. Bilha bertemu dengan Taro di sebuah acara fans meeting dan tanpa diduga mereka berdua terjebak dalam sebuah situasi yang membuat mereka semakin dekat.
Taro yang terkenal dengan kepribadiannya yang ramah dan hangat, ternyata memiliiki perasaan yang sama dengan Bilha.
Namun, menjalani hubungan dengan seorang idol tidaklah mudah. Bilha harus menghadapi tekanan dari media dan fans yang tidak mennyukainya. Taro juga harus menghadapi konflik antara karirnya sebagai idol dan kehidupan pribadinya dengan Bilha.
Apakah cinta Bilha dan Taro dapat bertahan menghadapi semua tantangan tersebut? Ataukah kehidupan sebagai pasangan idol akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasam Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia
Pria itu duduk di atas kursinya,dengan wajah yang masih terlihat marah. Dia tidak bisa memahami bagaimana tikus kecil itu bisa lolos dari penjagaan yang begitu ketatnya. Dan dia juga penasaran tentang laki-laki yang mencoba menyelamatkan Bilha.
"Siapa laki-laki itu? Apa hubungannya dengan Bilha? Dan mengapa dia sampai segjtunya untuk menyelamatkan Bilha?" Pikirnya yang tak henti-henti bertanya.
Pria itu mengambil napas dalam-dalam,mencoba untuk menenangkan dirinya. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan tidak boleh terburu-buru. Dia harus mencari tahu tentang laki-laki itu da hubungannya dengan Bilha.
Taro menghentikan motornya di depan sebuah rumah yang cukup mewah dengan arsitektur modern.

"Udah berhenti di sini aja",ujar Bilha yang menepuk bahu Taro.
Bilha pun segera turun dari motor tersebut.
"Ini rumah Audrey?" tanya Taro untuk menyakinkan.
"Iya,udah sana balik gih. Tadi katanya lagi buru-buru",mengusir Taro.
"Wah wah wah,bukannya bilang makasih karena udah di anterin malah ngusir orang yang bantuin dia",sindir Taro.
"Iya iya ,makasih. Udah balik deh lu sana,kan tadi lagi buru-buru",usir Bilha yang tampak sedikit malu.
Taro tersenyum melihat pipi Bilha yang tampak memerah karena tersipu malu. "Yaudah gua balik,tapi inget kalok ada apa-apa kabarin gua. Dan inget elu masih ada utang sama gua".
"Bawel lu ah,buruan balik sana",sedikit memaksa.
Taro pun pergi meninggalkan Bilha di halaman rumah Audrey. Bilha akhirnya memutuskan masuk ke dalam rumah Audrey setelah melihat Taro sudah jauh mengendarai motornya.
Namun langkah Bilha terhenti ketika ada seseorang yang menarik tubuhnya,dan membekap mulutnya.
"Eghm eghhm", memberontak melepaskan diri.
"Syuuutt! Diem lu,ni gua Bisma",bisiknya di telinga Bilha.
Bisma pun melepaskan tangan yang membekap mulut Bilha dan menariknya.
"Elu gila ya,mau bunuh gua lu hah? Gak puas apa lu udah jadiin gua bahan jaminan lu buat dapetin duit? Salah apa gua sama lu Bisma? Elu gak tau gua hampir mati karna kabur dari tuh orang", teriak Bilha yang penuh amarah.
Bisma yang melihat sekeliling dengan waspada. "Syuuuutt, diem lu Bilha! Gua gak buat elu jadi jaminan apa pun".
"Jadi tadi yang nyulik gua siapa?" bingung Bilha.
"Dia bukan mau nyulik elu,tapi dia mau bawa kita ke orang yang udah bunuh orang tua kita",ucap Bisma.
Bilha merasa semakin bingung dengan perkataan adiknya. "Maksud lu apaan sih Bis? Gua gak paham yang elu omongin".
"Dengerin gua baik-baik ya Bilha. Orang tua kita tuh orang paling kaya,dan sahamnya ada dimana-mana. Orang tua yang ngurusi kita tuh supir dan pembantu kepercayaan ayah dan ibu",jelas singkat Bisma.
"Lu ngarang ya? Ya gak mungkin lah Bisma,elu dapet info kayak gini dari mana?" Bilha yang semakin bingung.
"Elu gak usah banyak sekarang karna waktu gua gak banyak. Sekarang elu selametin semua info yang udah gua cari tentang orang tua gua. Ada di kamar gua di bawah lantai yang di atasnya botol minuman gua. Di situ ada brangkas yang isinya info tentang keluarga kita dan musuh-musuh ayah. Dan elu jangan pernah percaya sama siapa pun,karena kita gak tau siapa orang yang mau bunuh kita berdua buat ngambil semua perusahaan ayah", jelas Bisma memberikan arahan kepada sang kakak.
Bilha yang terdiam dan tampak tak percaya dengan ucapan Bisma hanya bisa mematung.
"Bilha elu denger omongan gua gak",menggoyangkan tubuh Bilha untuk menyadarkannya.
"Hah iya,gua denger",sahut spontan Bilha yang tersadar dari kebingungannya.
"Gua bakal hubungi elu kalok gua udah bisa lolos dari kejaran David. Dan sebisa mungkin elu jangan sampek ke tangkep lagi sama dia",peringat Bisma.
"Siapa David? Ada masalah apa lu ma tuh orang? Sampek-sampek elu harus di kejar-kejar dia?" Bilha yang menyerang pertanyan kepada Bisma
"Gua gak bisa jelasin semuanya,tapi elu harus hati-hati sama David Osmond. Dia ada hubungannya sama orang tua kita,tapi gua gak bisa mastiin dia orang baik atau mau nyelakai kita berdua. Jadi gua harus pergi sekarang,inget pesen gua barusan", Bisma yang berlari pergi meninggalkan Bilha.
Bilha yang masih tak menyangka kalau orang tuanya selama ini yang mengurus mereka bukanlah orang tua kandung. Namun bagaimana bisa Bisma mengetahui hal sebesar ini? Mengapa Bisma harus sampai melarikan diri untuk menghindari kejaran dari seseorang yang bernama David Osmond? Rahasia apa sampai-sampai orang tua kandung mereka mengasingkan anak-anaknya kepada seorang pembantu dan sopir?
Begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam pikiran Bilha,membuat dirinya kebingungan. Beranggap dirinya telah di bohongi oleh sang adik. Sehingga membuat Bilha tidak begitu mempercayai perkataan Bisma karena dirinya mengenal bagaimana sikap saudara kembarnya itu.
"Ah ya udahlah gak usah di pikirin. Toh selama ini kan dia juga udah sering bohong sama gua. Udah sering juga gua di jadiin jaminan buat dia pakek alasan ini itu. Mending gua masuk aja ke dalam", ucap Bilha yang mengabaikan ucapan adiknya.
Dari kejauhan tampak seseorang sedang mengintai Bilha bersembunyi di balik pepohonan dengan menggunakan jaket,masker, dan topi sehingga membuat wajahnya tertutup hanya sepasang mata saja yang terlihat.
Bilha masuk ke dalam rumah Audrey dan langsung menyapa ke dua sahabatnya tersebut dengan omelan.
"Hebat ya kalian berdua enak-enakan nonton sambil makan di sini",dengan ke dua tangan yang berada di pinggang.
"Bilha!" serentak Audrey dan Freya.
"Iya ini gua,kenapa? Masih inget kalian berdua sama gua? Udah gak amnesia lagi,hah?" sindir Bilha.
Audrey dan Freya pun berjalan mendekati Bilha.
"Ya ampun Bil, kami berdua tuh gak lupa kok sama lu",elak Freya.
"Cuma kami berdua tuh gak inget kalok berangkat sama lu",sambung Audrey.
"Bukan itu maksud ya kok Bil",Freya yang memukul bahu Audrey. "Maksud ya tuh kita biarin elu di sana biar bisa ngobrol lama sama Taro. Ya mana tau elu sama Taro beneran jodoh,ya kan",memberikan kode kepada Audrey.
"Hah iya,bener tuh kata ya Freya. Kan entar gua juga bisa sering-sering ketemu sama Janu. Nonton bareng,jalan bareng,dinner,terus jadian deh",Audrey yang senyum-senyum sendiri mengkhayalkan bersama Janu.
"Alah gak usah ke banyakan ngehalu deh lu,belum tentu juga tuh bias lu mau sama elu", sahut Freya yang menyadarkan Audrey untuk sadar diri.
"Sialan lu ya Frey,kalok ngomong suka bener",di sambung dengan tawa mereka bertiga.
Semangat nulis novel nya thor/Heart/
"Coba deh BLA BLA BLA yang terimut itu," sambung bla bla bla
"Hei, kalian semua bla bla bla?"