Josephine Silva alias Joey merupakan seorang gadis lugu dan polos.
Suatu hari dia bertemu dengan Devano Geraldi atau biasa dipanggil Al.
Mereka saling mencintai dan saling percaya satu sama lain.
Hingga pada suatu ketika di acara pernikahan mereka, tiba-tiba saja Al menggagalkan acaranya tanpa alasan yang pasti.
Lambat laun, ketika Joey sudah menata hatinya dan bangkit kembali, ia bertemu dengan Marcus Hanson Antinio (Mark), dengan sifat yang berbeda jauh dengan Al.
Mark pria yang angkuh dan sombong.
Mark melakukan berbagai banyak cara untuk bisa mendapatkan hati Joey.
Akankah Mark berhasil mendapatkan hati dan juga cinta Joey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riana a s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Dengan Rudi.
Setelah Joey dan Mela mengambil makanannya, sekarang tibalah giliran Bimo yang akan mengantri mengambil makanan. Suasana di dalam restoran hotel sangatlah ramai.
Tak ada anak-anak yang berkeliaran di sana. Karena seminar ini khusus bagi guru-guru yang menangani anak dengan kebutuhan khusus pula. Yang berasal dari 33 provinsi yang ada di Indonesia.
Mereka mengantri dengan setia. Begitulah para guru itu tetap mempertahankan budaya antri. Karena mengantri adalah salah satu budaya yang tak bisa dihilangkan dari bumi pertiwi Indonesia negara tercinta kita ini.
Tidak mau ikut mengantri adalah suatu tindakan mengambil hak orang lain. Ciee, mantap buat author.
Mereka menikmati santapan malam hari ini dengan suasana yang tenang. Mungkin mereka sudah lapar akibat perjalanan yang cukup jauh.
Usai makan, mereka menuju aula hotel yang dikhususkan untuk tempat-tempat pertemuan. Meja dan kursi sudah tertata dengan rapi. Notebook kecil, pulpen dan pensil sudah tertata di atas meja.
Bimo, Joey dan Mela duduk di meja paling depan. Sesekali mereka menuliskan sesuatu yang penting menurut mereka. Begitu juga dengan yang lain. Mereka semua sangat antusias mengikuti acara pembukaan seminar hari ini.
Tema seminar yang telah disiapkan panitia penyelenggara adalah
"Metode Penanganan Perilaku Bagi Anak Dengan Gangguan Sosial dan Intelektual".
Bimo, Joey dan Mela mendengarkan penuturan dari pembawa acara, ketua panita dan gubernur provinsi setempat yang turut hadir mengucapkan sambutan sekaligus membuka acara seminar tersebut.
Selama lima hari seminar akan berlangsung.
Terhitung mulai saat chek-in hotel, terselenggaranya acara hingga chek-out hotel.
"Hmmm. Akhirnya selesai juga seminar kita hari ini. Capek juga ternyata." ucap Mela sambil menghela nafasnya.
Mereka saat ini sudah ada di kamar hotel dan sedang packing untuk siap-siap besok terbang kembali ke kota tempat mereka mengabdi.
Jam di meja hotel menunjukkan pukul satu siang. Sangat banyak waktu bagi mereka untuk berleha-leha di hotel sebelum keberangkatan mereka besok.
"Bu, apa ibu mau di hotel saja atau ikut denganku. Aku mau keluar jalan-jalan sekalian membeli oleh-oleh buat mamaku." kata Joey kepada Mela yang sedang merebahkan diri di tempat tidur empuk hotel karena kelelahan menyusun barang-barangnya untuk pulang besok.
"Aku ikut, bu." ucapnya dengan penuh semangat.
Dengan segera ia bangkit dari tempat tidur itu lalu berlari ke arah cermin untuk melihat dirinya apakah ada sesuatu yang kurang.
Ia merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan karena bered-beres tadi.
"Sudah cantik, bu." ucap Joey dengan senyum memuji Mela.
"Beneran atau bohongan?" tanya Mela dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Beneran lho, bu. Masa bohongan." ucap Joey jujur.
Mela memang bewajah cantik, meskipun tubuhnya agak pendek, namun ada kesan tersendiri yang membuatnya nikmat saat dipandang. Lesung pipinya nggak tahan jika melihatnya. Itulah daya tarik yang paling istimewa dari Mela selain wajahnya yang cantik pula.
"Ya sudah, yuk. Kelamaan." ucap Joey lalu berjalan cepat meninggalkan Mela. Mela pun berlari mengejar Joey ke lift hotel.
Orang-orang yang kebetulan lewat di jalan yang mereka lewati sontak menoleh melihat ke arah Mela. Suara langkah kaki Mela lah yang membuat mereka dalam hitungan detik menoleh ke arahnya.
Mereka berjalan menyusuri hotel hendak keluar mreunggu taksi online yang sudah dipesan Joey sebelumnya.
Mereka berkeliling kota H sekalian membeli beberapa oleh-oleh yang menurut mereka bekesan untuk diabadikan. Mereka menggunakan taksi itu untuk berkeliling. Dan supir taksi itulah yang merekomendasikan tempat yang cocok buat mereka melepas kejenuhan dan keletihan karena seminar selama beberapa hari itu.
Setelah puas berkeliling, mereka mampir ke coffee shop yang direkomendasikan lagi oleh supir taksi itu. Perannya ganda ya, selain supir dia juga berperan sebagai tour guide buat mereka.
Maklum, mereka tidak mengetahui tempat-tempat yang indah yang cocok dikunjungi oleh para wisatawan.
Selain objek wisata yang mereka kunjungi, kali ini mereka akan menikmati makanan/minuman khas kota H. Dan itu ada di coffe shop yang sudah mereka datangi sekarang.
Pelayan datang menghampiri mereka dan menyodorkan daftar menu ke meja mereka.
Joey menuliskan semua pesanan mereka bertiga pada tablet yang diserahkan pelayan tadi kepadanya.
Sambil menunggu pesanan datang, Joey dan Mela terlihat mengobrol dengan sangat serius. Padahal tidak. Mereka hanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Namun saling menatap.
"Boss, bukankah itu Joey? Wanita yang selalu boss tunggu?" ucap Rudi kepada Al yang sedang serius menyantap makanannya.
Rudi menunjuk arah keberadaan Joey agar Al bisa melihatnya langsung.
Al mengikuti arah telunjuk Rudi.
Kenapa kamu bisa ada di sini, Joey. Aku semakin rindu padamu. Maukah kamu berjumpa denganku? Maukah kamu mendengarkan penjelasanku, Joey? Oh, Tuhan tolong aku. gumam Al dalam hati.
Melihat bossnya tak bereaksi, Rudi merasa heran.
Ada apa dengan boss ya? Bukannya selama ini ia mencari gadis itu tapi kenapa boss hanya diam saja. Apa yang harus aku lakukan? ucap Rudi dalam hati.
Baik Al mau pun Rudi sama-sama sibuk dengan pikirannya sendiri. Mereka sampai membuat makanan yang dihadapan nereka menganggur. Seandainya makanan itu bisa berucap, ia pasti akan protes kepada mereka berdua karena dicueki seperti itu.
Al meletakkan sendoknya di atas piring dengan keadaan terbalik. Rudi mengikuti tingkah Al.
"Apa yang kau lakukan? Mengapa kau mengikuti apa yang kulakukan?" tanya Al yang membuat Rudi tersadar akan perbuatannya.
"M- m- ma- maaf pak. Saya hanya refleks mengikuti gerakan bapak.
"Tugas kamu bukan mengikuti gerakan saya. Paham??
"Iya, pak. Saya paham." ucap Rudi singkat.
"Maafkan saya, pak." ucapnya lagi.
Al berdiri dan menggeser kursinya agar leluasa untuk keluar.
"Sekarang juga, bawa Joey ke suatu tempar." ucap Al.
Ia membisikkan sesuatu ke Rudi. Ia merencanakan suatu hal yang tak boleh orang lain tau.
"Sekarang!" ucap Al lagi kepada Rudi.
Al meninggalkanb coffee shop dan berjalan ke parkiran mobil. Lalu ia meninggalkan coffee shop menuju ke suatu tempat uang sudah direncanakan mereka kala itu.
"Nona Joey? Kenapa anda bisa di sini?" tanya Rudi kepada Joey.
Membuat Joey kaget tingkat dewa karena sepertinya dia kenal dengan suara itu.
"Rudi? Ngapain kamu di sini?" Joey malah balik nanya.
"Saya ke sini bersama boss saya. Kebetulan boss saya sedang tidak enak badan. Jadi saya minta tolong kepada nona untuk melihat boss saya secara utuh." ucap Rudi kepada Joey dan Mela.
Mela menatap Joey dengan penuh tanda tanya.
Siapa sih cowok itu? Apa Joey mengenalnya? Tapi kok kelihatan tua, ya? ucap Mela dalam hatinya.
"Nona, ikut saya sekarang. Tolonglah boss saya nona. Boss saya sangat memerlukan pertolongan nyonya sekarang.