NovelToon NovelToon
Terpaut Cinta Suami Mama

Terpaut Cinta Suami Mama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Viona mendapati sang mama yang tiba-tiba menikah lagi tanpa persetujuan darinya, membuat gadis itu menolak tegas dan menentang pernikahan itu. Ia yang awalnya sangat membenci ayah barunya karena usia sang ayah tiri jauh lebih muda dari ibunya, kini justru kepincut ayah tiri nya sendiri. Yuk kepoin bagaimana ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjemput Vio di sekolah

"Steven, Bisakah kamu menjaga Viona seperti kamu menjaga anakmu sendiri? pinta Rossa dengan suara berat.

"tidak, kamu jangan berkata seperti itu. Kamu akan sembuh, kita akan rawat Viona bersama-sama." sahut Steven sembari menggenggam erat tangan Rossa yang terasa dingin.

"tapi kata dokter Hidupku tidak akan lama lagi." sahut Rossa dengan lemah.

"Rossa, dokter bukan Tuhan. Percayalah pada keyakinanmu, kau akan sembuh kembali." Steven memberikan semangat untuk Rossa.

wanita itu hanya mengangguk terharu, dengan perhatian suami barunya, maka semakin besar harapan yang Rossa gantungkan pada pria ini untuk menjaga putrinya.

"Rossa, jam berapa Viona biasa pulang sekolah?" tanya Steven mengalihkan pembicaraan.

Steven ingin membuktikan bahwa dirinya bisa menjaga anak sambungnya sesuai janjinya kepada Rossa.

"tidak, Steven. viona biasanya sering pulang dengan diantar oleh Alex temannya. Semenjak Rossa mengetahui penyakit yang dideritanya, Rossa selalu mengajarkan agar Viona menjadi gadis yang tangguh yang tidak cengeng yang selalu menggantungkan apapun pada orang tua.

"Rossa, mulai hari ini dan seterusnya, aku janji padamu untuk mengantar jemput Viona ke sekolah. Aku tidak setuju jika Viona pergi dan pulang diantar oleh temannya itu." tolak Steven.

"kenapa? Alex itu baik." sahut Rossa.

"tidak, aku meragukan dia. Lebih baik, biar aku yang akan antar jemput dia ke sekolah, aku tidak apa, kok!" Steven sama sekali tak merasa keberatan jika antar jemput Viona.

"baiklah, itu terserah kamu. Jika memang itu tidak merepotkan." kata Rossa.

"baiklah, aku akan menjemputnya sekarang. Kamu gak apa apa, kan aku tinggal?" tanya Steven sedikit ragu saat akan meninggalkan istrinya.

"iya, pergilah! 15 menit lagi, Viona akan keluar." sahut Rossa dengan suara sendu.

"aku pergi!" kata Steven.

"Steven! tunggu!" Rossa menghentikan langkah Steven.

Steven menoleh.

"jangan katakan apapun tentang kondisi ku pada Vio. Aku tidak mau dia cemas dan bersedih." kata Rossa dengan tatapan penuh iba.

Steven hanya mengangguk, kemudian pria itupun keluar dari ruangan, meninggalkan Rossa dalam kesendirian.

***

Tepat pukul tiga sore, suasana di depan gerbang sekolah mendadak seperti panggung teater. Steven, dengan tubuh tegapnya, telah berada di sana, bersandar elegan di mobil mewah yang melambangkan kejayaan dan kekuasaan. Tangannya terlipat rapi di dada sementara matanya yang tajam memancarkan aura yang tidak bisa diremehkan, mengawasi siswa-siswi yang berlarian kebebasan dari jeruji akademis.

Saat pak Satpam membuka gerbang, pandangan para siswi terpaku pada Steven yang tampak seperti pangeran dari cerita dongeng modern. Kehadirannya bukan hanya menarik perhatian karena wajahnya yang tampan dan postur yang sempurna, tapi juga mobil mewah yang menjadi lambang status sosial yang diidamkan. Bisik-bisik kagum mulai beredar di antara para siswi berrok pendek itu.

"Coba lihat, itu siapa? Gila, cakep banget!" seru Sisil, matanya membulat penuh takjub dan rasa ingin tahu yang besar menggantung di udara. Gadis-gadis itu tidak hanya memuja kegagahannya, tetapi juga tertarik oleh keseluruhan paket yang disuguhkan Steven.

"Vio, tolong lihat itu, apakah aku sedang berhalusinasi?" Sisil mencubit lengan Viona, matanya membelalak kagum pada sosok Steven yang berwibawa bagaikan dewa Yunani. Jemarinya mencengkeram erat kemejanya, seolah berusaha mempertahankan keseimbangan atas kekagumannya.

Sementara itu, Viona yang tadinya asyik berbicara dengan Alex, menoleh dengan rasa kesal. "Apaan sih, Sil?" sergahnya.

"Coba lihat! Seorang pangeran tampan tengah berdiri di depan gerbang. Siapa kira-kira gadis beruntung di sekolah ini yang bakal menjadi Cinderella-nya?" kata Sisil, masih tak bisa menyembunyikan keheranannya.

Pandangan Viona terarah pada tempat yang ditunjukkan Sisil, dan hatinya berdebar saat menyadari bahwa pria yang diidolakan sahabatnya itu ternyata adalah suami baru ibunya. "Ngapain dia di sini?" bisiknya dengan nada penuh tanya.

"lo kenal dia?" tanya Sisil, rasa ingin tahunya menggebu.

"Ya, itu suami baru mama gue yang sempat gue ceritakan," jawab Viona dengan nada datar dan raut wajah yang menunjukkan kekecewaan.

"Vio, kenalkan gue dong!" pinta Sisil, masih larut dalam kekagumannya.

"Vio, apa dia datang untuk menjemput kamu?" Alex ikut menatap heran melihat kedatangan Steven di sekolah itu.

Viona tak menggubris, ia langsung maju meninggalkan teman temannya, kemudian mendekati Steven yang masih berdiri santai dengan wibawanya. "ngapain lo di sini?" sergah Viona dengan nada suara tinggi.

Steven mengangkat kepala, dia menatap ke arah Viona yang menatapnya dengan tajam. "tentu saja untuk menjemputmu pulang." sahut Steven dengan suara datar.

"sejak kapan aku harus patuh pada perintah lo? gue sudah terbiasa pulang bersama teman teman gue. lo gak perlu membuang-buang waktu hanya untuk menjemput gue. Karena itu percuma." sentak Viona tajam.

"Aku tidak butuh penawaran darimu. Ini perintah. Dan kamu tidak boleh menolak. Aku kesini atas permintaan dari mamah mu." sahut Steven masih dengan nada suara dingin.

Tanpa sepatah kata pun, Steven dengan tegas membuka pintu mobil di sisi pengemudi dan secara tiba-tiba menarik Viona ke dalam dengan cepat. Sebelum Viona sempat berontak, ia sudah terdorong masuk ke dalam mobil, duduk tepat di samping kemudi. “Apa-apan lo! Gue enggak suka ditarik-tarik begini!" teriak Viona dengan nada tinggi, penuh kemarahan.

"Sudah, ayo kita pulang. Enggak usah bikin drama," balas Steven dengan suara tegas dan dingin, tanpa mempedulikan kemarahan Viona. Ia segera mengunci pintu mobil dengan tegas dan menutup kaca mobil rapat-rapat, kemudian menyalakan AC agar suasana dalam mobil menjadi lebih sejuk dan tidak gersang.

Viona membisu, tubuhnya menggigil, dan jantungnya berdegup kencang melampaui batas normal saat melihat wajah Steven yang tiba-tiba mendekat. Suhu tubuhnya naik, seraya pikiran-pikiran negatif menerjang benaknya. "Mau apa, lo?" serunya dengan suara gemetar, ketakutan yang terbaca jelas di wajahnya.

"Aku hanya mau memasang sabuk pengaman saja," jawab Steven dengan senyum yang merekah di bibirnya, mencoba menenangkan suasana yang sudah sangat tegang.

Viona seketika bernafas dengan lega, wajahnya memucat karena menahan malu. Gadis itu sudah beranggapan yang tidak tidak terhadap Steven.

Sedangkan di luar mobil, Sisil dan Alex diam terpaku, kedua teman Viona itu ternganga tak percaya. Hingga kesadaran keduanya mulai menguasai.

"eh, Viona...!! tunggu!!" seru Sisil melambaikan tangan saat mobil Steven sudah berlalu.

"lah, kok main seret gitu aja. Dia kan pacar gue." Alex ikut Menggerutu.

"Vio, gue kan mau ikut jug." Sisil semakin merengek karena di tinggal Viona. Dia menoleh ke arah Alex. "gue nebeng sama lo!" serunya.

Alex hanya mendengus, akhirnya dia pun mengangguk, "daripada pulang sendiri, gak apa apa deh. Sama Sisil juga boleh." batinnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!