dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.
aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.
tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.
jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
putri pertama kerajaan ebon
"tidak bisa begitu, kita perlu pakaian yang lebih bagus" ucap riska. dia melihat pakaian yang dikenakan geng hembusan angin adalah pakaian sehari-hari. riska takut mereka akan mengenakan pakaian itu ketika pesta.
undangan pesta sudah datang pada mereka sebelumnya lewat tuan tanah. mereka 25 orang diundang datang ke pesta. dan kereta undangan mereka akan tiba beberapa hari lagi.
sekarang keuangan geng hembusan angin tidak ada masalah. mereka cukup mampu untuk membeli banyak baju bagus. dan riska memaksa mereka untuk membeli baju bagus.
"aken kau tau kan kita butuh itu". riska menatap tajam aken.
Di markas bar hanya tinggal ragas, sans, eris, opi, dan aken. sisanya mereka sudah memiliki penginapan sendiri. tapi walau pun begitu mereka datang ketika pagi hari untuk latihan fisik di lapangan belakang bar dan latihan manna di sore hari. dan di lain waktu itu mereka kadang datang untuk sekedar nongkrong bareng atau sekedar makan di bar.
"yah kau benar, kalau begitu aku akan mengatakan pada yang lain, kita akan ke pasar siang nanti".
"dimana ragas".
"entah lah.., dia dan eris pergi setelah latihan pagi".
"mereka berdua selalu saja lengket".
"heh... bukankah kau juga ingin begitu juga dengan ragas".
"a-apa kau bilang". wajah riska memerah.
"oh ayolah, semua sudah tau eris dan kau menyukai ragas. lagi pula malah aneh kalau orang seperti ragas tidak dikelilingi wanita".
"apa terlihat jelas". riska memegang wajahnya malu.
"sangat jelas, tapi ragas benar-benar tidak terlihat kau tau. sepertinya kau dan eris harus melalui pendekatan langsung, kau tahu maksud aku kan".
"hm..". riska mengangguk faham. pendekatan langsung, artinya dia harus menyatakan perasaannya.
"apa kau yakin tidak masalah, kau tahu aku mungkin akan sakit jika dia menolakku".
"aku akan jujur, aku tidak tau dia menerima atau tidak. tapi menurut pengalaman aku dia akan menerima kamu bahkan jika dia tidak memiliki rasa. lagi pula kau ingat perkataan dia sebelumnya, dia bosan dan tak memikiki perasaan, hidupnya hanya membunuh dan tidur, aku berani bertaruh dia tak pernah merasakan cinta di kehidupan sebelumnya". aken sudah hidup cukup lama. tahun ini saja dia sudah berada di sekitar umur 50 tahun.
"menerima walau pun tidak ada rasa. yah aku yakin dia akan begitu". melihat sifat ragas yang selalu memperdulikan geng hembusan angin, dia yakin ragas juga akan melakukan itu.
"aku sudah putuskan aken, aku akan membuat ragas jatuh cinta dulu".
"baguslah kalau kamu sudah bertekad. kalau kamu ingin mencari ragas cobalah ke hutan disana, biasa dia melatih eris di sana. kau tahu kan, melatih sihir eris butuh tempat yang luas" aken menunjuk ke sisi hutan.
Jika eris berlatih sihir apinya di lapangan bar, ditakutkan semuanya akan terbakar. karena latihan sihir akan penuh dengan percobaan berkali-kali yang berbahaya.
"terima kasih aken". riska segera pergi ke arah yang ditunjukkan.
...****************...
Belasan kereta mewah dengan puluhan kesatria mengawal datang ke kota sura. geng hembusan angin dijemput bersama dengan tuan tanah goldi.
Setelah cukup lama akhirnya kereta berangkat ke kota saka, ibukota kerajaan ebon. hanya tiga orang geng hembusan angin yang tidak ikut. aken, opi, dan nero. nero seorang yang ahli tangan kosong sama seperti opi, hanya badannya lebih kecil seperti kebanyakan orang normal.
Sesampainya di kota saka, geng hembusan angin langsung diantar ke istana. mereka mendapat kamar masing-masing, kamar mewah dengan furnitur lengkap dan satu pelayan.
Ragas, sans, eris, dan riska langsung bertemu dengan raja. raja ebon berniat untuk bicara sebelum pesta dimulai.
"terima kasih telah datang tuan ragas". orang tua dengan rambut sedikit beruban ditutupi mahkota raja. beberapa pengawal setianya berdiri di samping raja. raizen duduk di samping raja, wajahnya tenang dan tersenyum, tapi matanya tajam menilai ragas.
"yah sama-sama, tidak masalahkan aku tidak pakai kehormatan".
"hohoho, tidak masalah. itu akan menjadi jauh lebih cepat".
"aku tidak ingin mendapat kedudukan sebagai gantinya aku ingin minta sesuatu" ucap ragas. raja terkejut karena ragas telah menilai semua situasi, raut wajah raja langsung lemah.
raja ebon berniat menjadikan ragas sebagai seorang bangsawan Duke, karena prestasinya yang tinggi raja harus memberikan hadiah, dan hadiah normal yang biasa diberikan raja adalah kebangsawanan dan wilayah untuk di kelola. tapi sejujurnya dia ingin agar ragas tidak berpindah negara. dengan memberikan kebangsawanan di kerajaan ragas akan terikat dengan kerajaan, dan jika ada bencana lagi dia akan terpaksa melindungi kerajaan.
"aku akan mendengarkan dulu apa yang akan kamu inginkan".
"aku ingin dibangunkan sebuah mansion besar di jalan, mansion yang cukup untuk 100 orang, lalu 20 budak untuk bekerja sebagai pelayan".
"bagaimana jika di dalam kota saka, ada tempat yang cocok untuk membangun mansion sebesar itu". raja ebon berusaha agar setidaknya wilayah milik ragas tidak keluar dari kota. tapi ragas tahu maksudnya, dia telah hidup ratusan ribu tahun mengamati manusia. dia sering melihat orang-orang kuat tidak jadi berpetualang karena pemimpin mereka menahannya. memberikan kebangsawanan, wilayah, atau bahkan dengan menikahkannya dengan seorang putri kerajaan.
"bisakah kamu menyuruh semua bawahan kamu pergi, oh tapi pak tua yang ini tidak masalah". ragas melirik raizen yang masih diam dengan tenang.
"baiklah". raja ebon mengangkat tangan memberikan isyarat. para pengawalnya segera mundur dan pergi.
"penyihir, gunakan sihir untuk kedap suara dan penglihatan". ragas menyuruh raizen melakukan apa yang diminta. ketika raizen meminta persetujuan raja, raja hanya membalas dengan anggukan.
Sihir dikeluarkan. ruangan diselimuti tabir tipis berwarna hitam dan hijau. sihir kegelapan untuk menutup pandangan dan sihir angin untuk menutup penglihatan.
"perhatikan baik-baik". ragas menggunakan aura pisau di tangan kanannya lalu dengan ringan merobek kulit tangan kirinya. darah mengalir dari luka robek yang panjang. sesaat kemudian darah berhenti mengalir, muncul uap putih dari luka, lalu dengan cepat luka menutup dan pulih.
Raja ebon dan raizen terkejut dengan kemampuan penyembuhan luka yang mirip dengan regenerasi monster. keduanya langsung mengira kalau ragas bukanlah manusia, tapi ucapan ragas langsung menjawab mereka.
"aku masih manusia, sebenarnya malah kita dapat meniru teknik monster. dan aku berhasil menciptakan teknik regenerasi monster. jika kamu menuruti permintaan barusan aku akan mengajari teknik ini pada raizen dengan sumpah kontrak tentunya, bersumpah hanya mengajari orang-orang kerajaan ebon".
Raja dan raizen berbinar matanya. mereka tau seberapa berharganya sebuah teknik, dan teknik yang mereka lihat adalah sesuatu yang sangat luar biasa. jika mereka mempelajarinya prajurit mereka akan menjadi lebih kuat dan lebih sulit untuk dibunuh.
"jadi dari pada menjual kekuatan kamu, kamu memilih menjual teknik kamu". biasanya orang akan menjadikan teknik mereka rahasia dan hanya membeberkan kepada murid atau anaknya.
"aku hanya tak ingin dimanfaatkan untuk negara. dan jika kamu berniat memanfaatkan aku, kamu harus siap membayar harganya. kami bukan petualang atau kesatria. datanglah dan lakukan negosiasi, kami bisa menerima atau menolak. baiklah aku akan mulai, sumpah kontrak".
aura ungu membentuk sebuah kertas kontrak diatas kepala ragas. raja ebon dan raizen terkejut sekali lagi, karena kertas ungu kontrak menandakan level tertinggi level 7.
Setelah menyelesaikan kontrak, raja ebon berdiri karena memikirkan sesuatu.
"apakah teknik ini juga bisa mengatasi kutukan..?".
"sayangnya tidak, memangnya kenapa, apakah ada orang yang terkena kutukan" jawab ragas sekaligus menebak niatan raja.
"sebenarnya putri aku yang pertama terkena kutukan. aku sudah mencoba segala penyembuhan dan tidak ada hasil". raja mengatakannya sambil menundukkan wajah.
"bisakah kamu bawakan dia ke sini, aku ingin melihatnya dulu" jawab ragas.
raja segera keluar. tak berselang lama dia datang membawa kursi roda dengan seorang wanita diatasnya. kakinya lumpuh dan matanya putih buta. tapi walau pun dengan semua kekurangannya, itu tak menutupi kecantikannya. rambut pirang sepinggang
Ragas menatapnya cukup lama sebelum mengatakan sesuatu yang membuat semua yang berada di sana tercengang.
"anakmu tidak sakit, dia kontrak dengan dewa takdir, mengorbankan mata dan kakinya".
"bagaimana kau bisa tau..? " ucap putri terkejut mendengar pernyataan ragas.
"itu tidak penting. penglihatan dan kakinya yang lumpuh tidak bisa diobati karena itu adalah sebuah kontrak. bahkan jika dipulihkan selama kontrak masih ada dia akan langsung kembali seperti ini".
"kenapa kamu melakukan kontrak emilia..?". raja ebon berlutut di hadapan emilia.
"aku harus melakukannya, untuk menyelamatkan masa depan kerajaan" ucap emilia.
"ah... aku mengerti, jadi kau penyebabnya". ragas dengan cepat mengingat. dia sekarang mengerti kenapa reinkarnasinya di kerajaan ebon. ternyata ada campur tangan dewa takdir.
"baiklah, karena aku punya hutang dengan dewa takdir aku dapat membuatnya bisa hidup dengan normal. dia tak perlu memakai kursi roda lagi, dan tak perlu bantuan untuk bergerak lagi".
"apakah aku benar-benar bisa melihat dan berjalan lagi!?". emilia bergetar, ia sangat ingin dapat melihat dan berjalan lagi.
"itu berbeda dengan melihat pakai mata tapi kamu tetap bisa mengetahui semua disekitar kamu. tapi kamu harus membuang nama sebagai putri kerajaan dan menjadi geng hembusan angin. itu keputusanmu, kau yang menentukan mau atau tidaknya".
Ragas merasa berterima kasih pada dewa takdir walau pun dia ikut campur dalam reinkarnasinya. karena sebab dia, ragas membentuk geng hembusan angin dan mendapatkan perasaan yang selama ini dia inginkan.
"aku mau" jawab emilia mantap. ia ingin dapat menjadi normal lagi, dia tak ingin lagi menjadi beban keluarga, dan yang paling penting dia ingin dapat melihat adiknya melania. semenjak kecil dia hanya mendengar suaranya dan tak pernah melihat wajahnya, dia hanya tau kalau dia memiliki adik, hanya pernah menyentuh wajahnya dan tak pernah bermain bersama.
"kalau itu keputusanmu baiklah". ucap raja. dia tau kalau putrinya merasa terasingkan karena memiliki kekurangan. mengorbankan kedudukan untuk menjadikan emilia normal kembali adalah harga yang murah.
"setelah pesta aku akan membawa dia pergi. walau pun dia sudah bukan keluarga kerajaan lagi kau tetap bisa mengunjunginya, jadi jangan memasang ekspresi sedih begitu donk". ragas mencoba menghibur raja yang terlihat ingin menangis.
raga bukan ingin mengambil putrinya begitu saja. ragas hanya berniat agar putri emilia tidak lagi terkait dengan urusan kerajaan. untuk itu dia harus melepas kebangsawanannya.
"a-aku tidak sedih, ini hanya ada debu masuk ke mata aku". raja menggosok wajahnya dengan tangan menghilangkan bukti. ragas tertawa dan yang lain hanya tersenyum. cuma raizen yang tetap diam menatap ragas.