Vany yang di paksa menikah oleh keluarga pamannya tempat ia tinggal, berniat ingin kabur dari rumah. Ia menolak menikah dengan pria tua dan di jadikan istri ke 3, semua itu untuk melunasi hutang pamannya. Akan tetapi ia malah di pertemukan dengan Agam dalam sebuah kecelakaan.
Agam, pengusaha muda yang berkunjung ke kampung halamannya untuk urusan bisnis.
Akankah Vany bisa menghindari pernikahan tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Status Adelia
Begitu Vany datang semua langsung menyambutnya layaknya menyambut seorang Agam.
"Selamat pagi, Bu," ucap mereka semua serempak dan berdiri dari duduk mereka. Semua menghentikan pekerjaan mereka.
Mendengar sapaan mereka Vany kembali terkejut.
"Hai, apa yang kalian lakukan? Jangan memanggilku seperti itu, aku masih Febri yang dulu," ucap Vany.
"Apa kami masih boleh bersikap santai padamu?" tanya Vanessa membuat yang lainnya langsung melihat ke arah Vanessa.
"Tentu saja, aku tetaplah Febri, tetapi maaf ya selama aku ini aku berbohong. Aku Vany Febriana. Jadi, orang-orang yang mengenalku dan memanggilku dengan sebutan Vany dan aku sengaja memakai nama Febri semenjak pindah ke kota ini," jelas Vany yang tak ingin lagi ada kesalahpahaman di antara mereka.
"Ya sudah ayo Febri masuklah, aku pikir kamu tak mau menyapa kami lagi tadi. Oh ya sekarang aku panggil kamu Febri atau Vany saja?" tanya Vanessa yang sudah tahu jika Febri dan Vany adalah orang yang sama.
"Panggil aku Vany saja, sejak kecil memang orang-orang selalu memanggilku dengan sebutan Vany," jelas Vany membuat Vanessa pun langsung menghampiri Vany dan merangkulnya ikut masuk ke dalam, sementara Adelia sudah langsung masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Ibu, kenapa orang itu duduk di tempat Ibu? Bukankah Ibu bekerja di sana?" tunjuk Adelia pada bangku yang dulu tempat ibunya bekerja sekarang ditempati oleh orang lain, membuat karyawan baru itu menjadi terkejut.
"Sekarang ibu sudah tak bekerja lagi di sini, Ayah kan nggak bolehin ibu kerja," sahut Vany membuat Adelia pun mengangguk dan memutuskan untuk duduk di sofa saja, tadinya ia ingin ikut duduk bersama dengan ibunya di meja kerja sang ibu.
"Wah senangnya memanggil ayah pada pak Agam," ucap Vanessa meledek membuat Vany dan ibu Adelia itu hanya tersenyum mendengar ucapan temannya itu.
"Oh ya, tadi aku membawa beberapa cemilan untuk kalian, sebentar lagi jam istirahat. Maaf ya aku tak bisa memberi banyak dan maaf selama ini aku merahasiakan banyak hal dari kalian, aku ingin kalian tak merubah sikap padaku," jelas Vany membuat yang lainnya pun mengangguk dan langsung mengambil apa yang baru saja dibawa oleh Vany. Seseorang telah membawa masuk beberapa cemilan dan juga minuman untuk mereka semua, mereka semua mengambil untuk mereka masing-masing.
Vany merasa senang mendapat sambutan yang hangat dari mereka semua, ia pun ikut menyusul Adelia duduk di sofa yang ada di ruangan itu begitupun dengan Vanessa, sementara yang lainnya sudah kembali bekerja di tempat mereka masing-masing, jam istirahat masih 15 menit lagi.
"Oh ya, jam istirahat nanti kami semua diminta untuk berkumpul, memangnya ada pemberitahuan apa?" tanya Vanessa.
"Oh iya, aku hanya ingin menjelaskan hubunganku dengan Agam sebelumnya."
"Hubungan apa?" tanya Vanessa penasaran, sebenarnya sudah lama ia ingin menanyakan hubungan mereka sebelum menikah. Namun, ia merasa ragu untuk menanyakannya, mengingat saat ini Vany adalah istri dari atas sama mereka, terlalu lancang jika ia menanyakan urusan pribadi tersebut.
"Nanti di jelaskan, aku harap tak ada lagi kesalahpahaman atas hubungan kami," ucap Vany. Tiba-tiba ponsel Vany berdering dan itu adalah panggilan dari Agam.
"Vanessa, maaf ya. Aku harus kembali ke ruangan pak Agam, ia sudah menelpon," ucapnya dan Vanessa pun mengerti.
"Aku masih bisa berhubungan denganmu kan layaknya teman?" tanya Vanessa membuat Vany pun mengangguk dengan senyumannya.
"Aku masih Vany yang sama, kamu boleh menghubungiku kapanpun kamu mau, kamu juga boleh menyapaku kapanpun kita bertemu, anggap aku Vany yang dulu jangan menganggapku sebagai istri atasanmu." Vany mengatakannya dengan senyum di wajahnya membuat Vanessa juga tersenyum. Ia sangat bersyukur ternyata Vany sama sekali tak berubah, ia masih Vany yang sama yang mereka kenal dulu, walau sekarang statusnya sudah berubah.
"Ya sudah, aku permisi dulu, ya? Nikmati cemilan kalian, maaf aku hanya bisa memberikan itu," ucap Vany membuat Vanessa pun mengangguk.
Mereka berdiri bersama dan berjalan menuju ke pintu keluar dari ruangan tersebut dengan Adelia yang sudah digandeng oleh Vany.
"Ini sudah sangat enak, jarang-jarang kami sampai ditraktir seperti ini, jangankan di tratir cemilan seperti ini di beri kopi saja kami sudah bersyukur," ucap Vanessa bercanda membuat keduanya pun tertawa dan Vany meninggalkan ruangan tersebut, ia merasa sangat lega.
"Vany, kenapa kamu membiarkan Adelia berjalan? Kakinya belum sembuh total," ucap Agam yang langsung menghampiri mereka dan menggendong Adelia.
"Kaki Adelia sudah nggak apa-apa kok, Ayah. Lihat! Adelia bukan anak yang manja, walaupun belum sembuh total Adelia masih bisa berjalan kok, nggak mau merepotkan Ibu," ucap sang anak.
"Bukan begitu, Sayang. Ayah hanya tak mau jika kaki Adelia akan lambat sembuhnya jika dipaksa untuk berjalan," jelas Agam mencium pipi putrinya.
"Iya, maaf. Lain kali aku akan lebih hati-hati lagi saat membawa Adelia," ucap Vany ikut mengelus rambut Adelia, anak itu kini sudah memeluk sang ayah.
"Iya nggak papa, ayo kita umumkan hubungan kita terdahulu agar tak ada kesalahpahaman tentang keberadaan Adelia," ucap Agam membuat Vany pun mengangguk dan menggandeng tangan Agam menuju ke lift.
Vanessa yang sejak tadi berdiri memandang mereka hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan dari keluarga kecil temannya itu, walau ia baru bertemu dan mengenal Vany ia merasa mereka sudah akrab. Sejak pertama bertemu dengan Vany ia merasa jika memang Vany adalah orang yang baik, tetapi sayang kini jarak mereka kembali menjauh. Ia hanya karyawan biasa dan Vany adalah istri dari atasannya, Vany sudah mengatakan jika jangan menganggapnya sebagai istri atasan dan masih menganggapnya sebagai teman. Namun, tetap saja Vany adalah istri dari pak Agam atasan mereka.
Jam istirahat pun tiba, semua karyawan sudah berkumpul di tempat yang sudah ditentukan oleh Agam. Agam berdiri di atas panggung dan melihat semua karyawan yang sudah datang, hampir semua karyawan datang ke tempat itu.
"Aku minta maaf telah mengganggu waktu istirahat kalian, aku tak lama, kok. Aku hanya ingin memperkenalkan Vany, dia adalah istriku dan juga Adelia, dia adalah anak kandungku. Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa kami baru menikah sedangkan Adelia sudah berusia 4 tahun, sebenarnya aku dan Vany pernah menikah sebelumnya. Namun, karena satu dan lain hal kami harus berpisah dan setelah kembali bertemu kami memutuskan untuk menikah kembali dan menjadi orang tua bagi Adelia. Jadi, aku harap tak ada lagi desas-desus tentang keberadaan Adelia, ia adalah anak kami berdua, anak kandung kami berdua yang lahir dari pernikahan kami sebelumnya," jelas Agam membuat mereka pun mengerti karena memang selama ini mereka semua berpikir jika Adelia adalah anak yang lahir di luar pernikahan.
"Apa kalian ingin menanyakan sesuatu? Tanyakan saja, akan aku jawab semampuku," jelas Agam membuat mereka semua hanya terdiam.
"Sepertinya kalian sudah mengerti apa yang ingin aku sampaikan dan aku harap dikemudian hari nanti tak ada lagi desas-desus masalah pernikahanku, apalagi status putriku," tegas Agam kemudian ia pun mengakhiri pertemuan mereka.
Agam kembali berjalan meninggalkan podium dan membawa Vany turun sambil menggenggamnya, beberapa karyawan yang dilewati oleh Agam langsung menunjuk hormat. Agam hanya membalasnya dengan sebuah anggukan kecil sementara Vany terus tersenyum pada mereka semua.
Dalam hati ia merasa lega, kini ia yakin jika semua menyambut kehadirannya sebagai istri dari Agam, mereka juga menghormatinya sama seperti menghormati Agam.
"Sayang, kamu mau ke mana?" bisik Agam.
"Nanti kamu masih harus bekerja, Mas. Ini masih jam kerja, kan?" tanya Vany.
"Nggak apa-apa, aku sudah menyelesaikan semuanya hari ini, lagi pula tak ada rapat untuk siang nanti. Jadi, jika kamu ingin pergi katakan saja kamu ingin pergi ke mana, aku akan menemanimu."
"Bagaimana jika kita menonton film Disney? Sudah lama aku dan Adelia tak menonton bersama," jelas Vany membuat Adelia yang mendengarnya pun mengangguk dan menatap sang ayah penuh harapan.
Agam pun setuju dan mereka pun berjalan langsung menuju ke parkiran dan melajukan mobilnya menuju ke gedung bioskop, film Disney adalah film yang akan mereka tonton hari ini, walau Agam tak terlalu mengerti dengan film-film tersebut. Namun, demi istri dan anaknya ia pun ikut bersama dengan mereka, menikmati film yang sedang mereka tonton saat ini.
