Liu Yifei seorang Profesor fisika berbakat termuda didunia menjadi Putri Liu Wen yang kejam dari Kediaman Perdana Mentri Liu.
Putri yang dibenci semua orang dan banyak orang yang ingin membunuhnya, saat bertukar tubuh racunnya sembuh dan ia berhasil kabur namun tak sengaja bertemu dengan seorang Putra Mahkota dengan situasi yang menegangkan yakni sedang dikejar para pembunuh.
"Terima kasih telah menyelamatkanku"katanya sambil berlutut dengan wajah penuh darah.
"Tidak masalah! kau hanya perlu membayarku satu malam!"kata Liu Wen dengan nakal.
Extra Part
Putri Cacat dan Pangeran Buangan!
Lee Ri Won Pangeran Dinasti Joseon yang menjadi tawanan perang Kekaisaran Qin.
Sampai akhirnya ia jatuh cinta kepada Anna, Putri dari Kekaisaran yang menawannya selama ini! saat saat bersama Anna lah adalah kenangan terindah didalam hidupnya.
Karena semasa hidupnya tidak ada kata 'bahagia' bahkan sampai akhir hayatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PutriJue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Identitas Baru
"Yang Mulia? Apa yang anda lakukan?"tanya Meng dari bawah sambil tersenyum.
"Eh!!! Kau?? Aku aku sedang menikmati bintang dari atas!"kata Liu Wen dengan cepat, ia tersentak kaget melihat Meng tiba tiba ada dibawah.
"Baik biar saya temani"kata Meng, ia diam ditempat mematung disana.
"Pergilah aku tak perlu ditemain"kata Liu Wen acuh.
"Maaf saya tetap akan disini"kata Meng bersikeras.
"Kau...! Ini perintahku!! Pergi dari sini atau kupenggal kepalamu"bentak Liu Wen, ia panik takut para pengawal datang.
"Anda boleh memenggal kepala saya Yang Mulia "kata Meng dengan tenang, ia tetap disana tanpa rasa takut sedikit pun.
"Aih... kau keras kepala sekali! Aku tak punya waktu untuk berbicara! Aku mau kabur dulu jangan bilang siapa siapa"kata Liu Wen, ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya.
"Ajaklah saya Yang Mulia! Saya takkan menjadi beban untuk anda"kata Meng dengan bersungguh sungguh.
"Aku... tidak..."Liu Wen melihat beberapa pegawal yang menuju kemari.
"Baik! Baiklah jika kau bisa memanjat tembok ini kau bisa ikut denganku!"kata Liu Wen ia turun ketembok sebelah dan pergi menjauh dari istana.
*Aku saja susah apa lagi Meng-batin Liu Wen.
"Yang Mulia?"panggil Meng dari belakang.
"Ahh!!! Meng kau mau membunuhku?"kata Liu Wen ia terkejut mendapati Meng sudah berada dibelakangnya.
"Saya dari tadi memanggil anda tetapi tidak ada jawaban"jawab Meng, ia melirik kearah barang yang dibawa Liu Wen.
"Bagaimana kau bisa begitu cepat panjat tembok? Aku saja kesusahan! Apa kau punya limu bela diri Meng?"tanya Liu Wen kepada Meng.
"Saya menggunakan tangga disamping bambu untuk naik keatas"kata Meng mengambil beberapa barang untuk membantu Liu Wen.
"Ah.... Ha. Ha. Ha"Liu Wen tertawa kikuk bisa bisanya dia tak melihat tanga dan berusaha sekuat tenaga panjat tembok 7 meter itu.
"Kita akan kemana Yang Mulia?"tanya Meng mereka sudah jauh dari istana, Kediaman Phoenix sangat dekat dengan pasar.
"Kerumah rahasiaku didekat pasar"kata Liu Wen dia segera memandu perjalanan.
*****
Esok
"Yang Mulia Kaisar tibaaa"teriak kasim kediaman Phoenix.
"Aku ingin minta maaf ke Wen'er karena tak menolongnya semalam"gumam Kaisar yang ragu masuk kedalam kamar Liu Wen.
Krittt
Bunyi pintu terbuka secara perlahan, ia tak mau membangunkan Liu Wen karena hari masih pagi saat masuk kamar Liu Wen terasa dingin tak ada seorangpun disana.
"Wen'er?"panggil Kaisar, ia berpikir mungkin Liu Wen sedang mandi pikirnya.
"Wen'er?"panggilnya sekali lagi karena tak ada jawaban apapun.
"Liu Wen!"teriak Kaisar karena kesal ia masuk kekamar mandi namun ternyata tak ada siapapun disana.
"Wen..."panggil Kaisar ke seluruh ruangan dia benar benar tidak ada kosong bahkan Meng pun menghilang.
"Pengawal!!! Suruh Chen kemari"teriak Kaisar, ia bingung kemana Liu Wen sepagi ini.
"Huh?! Apa ini?"Kaisar melihat selembar kertas dimeja tanpa pikir panjang ia langsung membukanya untuk melihat apa isinya.
*Hei! Aku tak bisa disini lagi, aku bosan disini!! Aku adalah elang yang ingin terbang bebas! jadi tak cocok menjadi Permaisuri yang duduk diam saja di kediaman! Jangan cari aku! Aku baik baik saja! pilih saja Permaisuri baru ini surat resmi perceraian dan mas kawin yang kau berikan! Tolong setujui saja perceraian ini oke dan yah ini hadiah untukmu- Kaisar membalik kertas dibelakangnya terdapat jadwal bermalam dengan para Selir.
"Aku takkan menceraikanmu!"bentak Kaisar, ia marah karena Liu Wen meninggalkannya.
"Apa ini"kata Kaisar, ia langsung menyobek kertas jadwal bermalam itu dan surat persetujuan cerai.
"Ada perintah apa Yang Mulia"tanya Chen yang sudah dihadapan Kaisar.
"Kerahkan seluruh pengawal untuk mencari Permaisuri"kata Kaisar raut wajahnya penuh amarah.
"Apa Permaisuri menghilang Yang Mulia?"tanya Chen
"Begitulah. Dia meninggalkanku"kata Kaisar air matanya jatuh tak disangka ia menangis.
"Baik"Chen terkejut baru pertama kali melihat junjungannya itu menangis.
"Ini memang salahku tapi kumohon kembalilah"lirih Kaisar memegang kertas itu sekuat tenaga.
"Cari disana!! Cepat"kata Chen kepada pegawal istana mereka sibuk mencari Liu Wen keseluruh tempat diistana termasuk juga kediaman Ibu suri.
"Ada apa ini?"tanya Ibu suri dia sedang bersantai ditaman dan tak menyangka banyak pegawal yang menerobos masuk ke kediamannya.
"Perintah Kaisar! Kami mencari Permaisuri! Mohon maaf atas kelancangannya Ibu suri"kata Chen yang mulai memeriksa.
"Kenapa dia harus dicari oleh prajurit?"gumam Ibu suri.
"Hei kau kemarilah"kata Ibu suri memanggil Chen.
"Kenapa Permaisuri harus dicari?"tanya Ibu suri kepada Chen.
"Mohon maaf Yang Mulia, saya tak bisa memberitahu anda, ini perintah Kaisar"kata Chen membungkukkan badannya dengan hormat.
"Ckk! Pergilah!"bentak Ibu suri tak senang anaknya banyak berubah dan tak menurutinya lagi.
"Mungkin dia kabur? Tidak mungkin jika tersesat di istana dan lupa jalan pulang"
"Ibu suri! Ibu suri!"teriak Selir Chu dari jauh.
"Permaisuri menghilang dan sepertinya dia pergi atas kemauannya sendiri"kata Selir Chu dengan bahagia.
"Kau tahu dari mana?"tanya Ibu suri, ia sedikit ragu Liu Wen mau melepaskan gelar Permaisuri secara cuma cuma.
"Saya menaruh beberapa pelayan setia saya untuk jadi mata mata! Katanya Kaisar sangat sedih melihat kertas yang ditinggalkan Permaisuri"
"Bagus! Hahahaha.... wanita itu menyerah juga akhirnya"tawa Ibu suri ini hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya.
"Kau sebentar lagi akan jadi Permaisuri bersiaplah"kata Ibu suri memegang pundak Selir Chu.
"Tapi... Yang Mulia Kaisar"kata Selir Chu dengan ragu.
"Dia tak punya pilihan lain selain mengangkatmu menjadi Permaisuri! Posisi Permaisuri tidak boleh kosong"kata Ibu suri menyakinkan Selir Chu.
"Segera siapkan aula untuk mengumumkan Permaisuri baru"kata Ibu suri menyuruh bawahannya.
"Dinasti Qin tidak boleh dikotori dengan orang orang seperti Liu Wen! Sebenarnya dia lumayan membuatku tertarik apa lagi harta kekayaan keluarga Liu! Hanya saja dia tak patuh padaku"kata Ibu suri melempar pisau ke burung yang berada di daun teratai.
"Kalian!! Cari Permaisuri dan bunuh dia! Pastikan kau membunuhnya"kata Ibu suri kepada beberapa pegawalnya.
****
"Wah Yang Mulia Permaisuri jadi ini rumah rahasia anda?"tanya Meng melihat kanan dan kiri Kediaman Giok yang dikatakan orang sebagai istana kedua di Kekaisaran Qin dulunya tempat ini punya seorang Mentri tetapi di beli oleh seorang Pria tua yang dikenal sebagai Tuan Yu pedagang kaya raya yang menjual aneka benda aneh yang menakjubkan.
"Apa Permaisuri kenal pemilik rumah ini?Apa karena... Yang Mulia memiliki hubungan keluarga?"tanya Meng, ia masih melihat kesana kemari sampai tak sadar Liu Wen telah berhenti dan ia menabraknya.
"Kau ingin tahu?"tanya Liu Wen dengan wajah licik dan menarik Meng masuk.
"Ehh..."Meng tersenyum kikuk.
"Jadi... anda..."Meng terkejut melihat Liu Wen memakai pakaian pria dan bantal dibagian perutnya serta jenggot palsu.
"Ya kau benar! Akulah Tuan Yu! Mulai sekarang kau akan menjadi anakku dan namamu Yu Liansu seorang putri tunggal Tuan Yu yang baru datang dari Desa karena masa didikanmu disana sudah selesai"kata Liu Wen dengan serius kepada Meng, sandiwara baru harus dilakukan demi keberlangsungan hidup mereka.
"Baik! Yang Mulia... maksudku ayah"
"Bagus Meng!! Disebelah kamar ini adalah kamarmu oh ya ganti dulu pakaianmu"kata Liu Wen mengambil beberapa pakaian yang dibelinya.
"Ini... terlalu... tidak pantas untuk saya"kata Meng, ia tak pernah sama sekali memakai pakaian seperti putri bangsawan.
"Pakai Meng!! Kau sekarang putriku Nona Yu"kata Liu Wen dengan tajam.
"Ba..baik Ya...yang Mulia"kata Meng, ia memakai pakaian itu dan tak disangka Meng sangat cantik dan cocok memakainya.
"Lihat kau sangat cantik! Ayo kita cepat keluar dari jalan rahasia tadi. Aku akan membawa kuda yang ada di samping kediaman ini"kata Liu Wen, mereka lewat belakang agar penjaga kediaman Giok tak ada yang melihatnya dengan penampilan wanita.
"Tuan Yu, selamat datang"sambut para penjaga didepan pintu kediaman.
"Anda sudah lama tidak kembali apa perjalanan ke Desa Chuan berjalan lancar?"tanya pengawal satunya.
"Tentu saja. Aku juga sekalian menjemput putriku"kata Liu Wen dibelakangnya ada Meng yang sudah berpakaian rapi.
"Wah! Cantik sekali"kata pengawal yang tak sadar.
"Maaf... Tuan! Nona Yu silakan"kata pengawal itu mengulurkan tangannya ingin membantu Meng turun dari kuda.
"Terima kasih"kata Meng dengan hati hati dia turun.
"Bawa Putriku kekamar sebelah"kata Liu Wen, ia ingin menuju ke kandang kuda untuk menaruh kudanya.
"Anak baik, ini tak sama seperti di desa kuharap kau bisa beradaptasi dengan cepat"kata Liu Wen mengelus kepala Meng.
"Ba... baik ayah. Liansu akan berusaha yang terbaik"kata Meng dengan lembut.
*Bagus Meng kita akan disini sementara waktu dan akan melanjutkan perjalanan-batin Liu Wen saat masih menjadi Putri Kediaman Perdana Mentri Liu ia berpikir untuk menjual barang barang dan membuka beberapa restoran tetapi bukan dengan identitas aslinya melainkan menjadi seorang pria tua. Bahkan dia mendaftar menjadi rakyat dengan identitas ini dalam beberapa bulan namanya sudah terkenal hanya saat jadi Permaisuri dia tak pernah kembali kekediaman Gioknya.