Ryuka menikah dengan Rifky untuk melindungi ayah tirinya agar tidak di penjara, dan itu semua atas paksaan ibu kandungnya sendiri.
Pernikahan kelam yang di jalani Ryuka selama setahun lebih akhirnya berakhir, karena Rifky akan menikah lagi dengan wanita yang tak lain adalah mantan kekasihnya.
Tapi ada fakta yang terkuak, sehingga Rifky akhirnya batal menikah, dan terlanjur bestatus duda karena sudah menceraikan Ryuka sebelumnya.
Rifky merasakan ada yang aneh pada hidupnya semenjak Ryuka tidak ada lagi di sekitarnya.
Bagaimana kelanjutannya? Stay tuned yaaa ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Meras
"Begini pak Tengku, setelah menjalani kehidupan bersama dalam ikatan pernikahan yang singkat, saya izin untuk menikahi Ryuka secara resmi, karena masing-masing dari kita sudah merasakan saling menyayangi secara tulus, terlebih lagi saya." Ucap Rifky.
Tengku bisa melihat peluang, dari apa yang sudah di katakan Rifky, pria tua itu langsung mendapatkan ide, tentang bagaimana cara mendapatkan uang dengan cepat.
"Halah! Kemarin anda bilang hanya akan menggunakan Ryuka seperlunya, tapi sekarang anda sendiri yang minta di perpanjang."
"Maaf pak Tengku, bukan di perpanjang ... Tapi saya berniat menikahkan Ryuka dan menjadikan istri saya semuru hidup, kejadian kemarin memang salah saya ... Saya telah berucap seolah Ryuka adalah barang yang bisa di kembalikan ketika saya tidak memerlukannya lagi, tapi sekarang keadaannya berbeda Pak Tengku ... Saya benar-benar mencintai Ryuka dengan segenap hati."
Ryuka yang merasa gemas dengan setiap kata manis yang terlontar dari mulut Rifky pun perlahan mendekatkan bibirnya pada telinga Rifky. "Jangan mengutarakan hal berlebihan, aku tahu betul wataknya." Bisik Ryuka pada Rifky.
Rifky tidak merespon Ryuka, tatapannya tetap pada Tengku yang sedang duduk bersebrangan dengannya.
"Bagaimana? Jika bapak dan ibu merestui ... Saya akan melangsungkan pernikahan secepatnya."
Tengku berlagak seperti berfikir keras, mukanya mendongak ke atas seperti sedang berfikir. "Hm ... Bagaimana ya, sejujurnya ... Saya kurang setuju dengan anda, saya rasa anda orang yang perhitungan dan pelit, terlihat dari sikap anda pada saat saya mengalami kecelakaan kerja beberapa tahun lalu, dan asal anda tahu ... Kejadian itu adalah sumber kesengsaraan saya hingga sekarang, saya kehilangan kepercayaan orang, pekerjaan dan juga teman-teman, apa anda tahu itu?" Ucap Tengku dengan angkuhnya.
"Baik pak Tengku, saya mengerti kekecewaan anda, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya pada bapak dan juga ibu, saya harap anda berdua bisa memberi restu untuk pernikahan kami."
"Oooow, tapi maaf ... Tidak semudah itu."
"Ayah!" Ucap Ryuka yang tahu arah pembicaraannya akan ke arah mana.
"Ryuka diam kamu!" Balas Mira dengan nada menyentak.
"Ibu maaf, jangan membentak anak satu-satunya yang ibu miliki ini, dia sangat berharga bagi saya." Bela Rifky dengan nada sopan.
Mira hanya membuang muka jengkel, lalu kembali diam.
Ryuka memegang jas hitam yang di kenakan Rifky dengan kencang, hanya Rifky tempat berlindungnya kali ini dari nafsu kedua orangtuanya itu.
Tangan Rifky terulur lembut, mengusap jari-jari Ryuka sambil terus menunggu jawaban Tengku.
"Ini tidak gratis." Kata Tengku, tangannya mengusap-usap dagunya dan tertawa kecil.
"Mm-maksud anda?"
"10M, itu harga untuk restu kami." Ucap Tengku yang langsung membuat Ryuka meradang.
"Ayah cukup! ini sudah keterlaluan!" Teriak Ryuka.
"Sayang, please ... Calm dulu." Sahut Rifky menarik sedikit sebelah tangan Ryuka agar kembali duduk di sampingnya.
"Please jangan kabulin, please." Rengek Ryuka dengan nada berbisik.
"Baiklah kalau itu mau bapak, saya akan —" Belum selesai Rifky bicara tapi Ryuka mendadak menyela dengan lantangnya.
"Silahkan kasih uangnya, dan kita gak akan jadi menikah!" Ucapnya lalu dengan cepat melarikan diri keluar rumah, dan secepat kilat Rifky ikut mengejar Ryuka yang sudah berjalan menjauh dari rumahnya.
Tengku dan Mira hanya saling pandang tanpa melakukan apapun, saat Ryuka dan Rifky mendadak meninggalkan rumah.
"Sebentar lagi kita akan bangkit Bu, tidak akan sengsara lagi." Ucap Tengku dengan percaya diri.
Mira menggandeng tangan suaminya lalu menyandarkan kepala di lengan Tengku, "Ibu udah gak sabar, sebanyak apa uang 10M."
Sedangkan di luar sana.
"Sayaaang, tunggu dulu ... Sayaaaang." Teriak Rifky mengejar Ryuka yang hampir menuju jalan raya untuk menaiki kendaraan.
Ryuka tidak memperdulikan itu, dia ingin meninggalkan Rifky.
"Bahkan dia pun secara tidak sadar ikut memperlakukan aku sebagai barang yang bisa di jual beli, kalau tau begini aku tidak mau bercita-cita jadi orang kaya, aku ingin hidup biasa dan sederhana, agar bisa lebih menghargai orang lain." Gumam Ryuka.
Tapi sayang, Ryuka bukanlah lawan Rifky, dengan mudahnya Rifky bisa mengejar Ryuka tanpa meneriakinya lagi, sehingga tiba-tiba pria itu sudah memegang erat tangan Ryuka.
"Stop, sayang." Ucap Rifky dengan nafas yang terengah-engah.
"Apa?!" Sentak Ryuka.
"Kamu tersinggung karena aku menyetujui permintaan ayahmu? Maaf sayang, aku tidak bermaksud seperti itu, intinya aku akan melakukan berbagai cara agar hubungan kita bisa di restui." Jelas Rifky yang di saksikan beberapa orang yang sedang berjualan di sekitar mereka.
Ryuka tidak menjawab, dia masih membuang muka dan enggan melihat ke arah Rifky.
"Ikut aku ke mobil sayang, malu kalau harus berdebat disini, jadi tontonan banyak orang."
Ryuka terpaksa mengikuti apa yang di inginkan oleh Rifky, karena dia pun sebenarnya malu di jadikan objek oleh beberapa orang disitu.
"Lepas! Gausah pegang-pegang aku!" Kata Ryuka dengan ketus.
Rifky melepas genggamannya dan mengangkat kedua tangannya ke atas, "Oke fine, tapi ikut aku, jangan kabur-kaburan lagi."
"Bawel." Sahut Ryuka, lalu berjalan berbalik menuju mobil Rifky yang terparkir di dekat rumahnya.
Rifky berjalan mengekor dari belakang, berjaga-jaga agar Ryuka tidak bisa kabur lagi.
Di dalam mobil.
"Minum dulu sayang." Rifky memberi satu botol air mineral, dan membiarkan Ryuka minum lebih dulu.
Ryuka mengambil air mineral itu dengan kasar dari tangan Rifky, karena emosinya yang sedang memuncak.
"Pelan-pelan sayang, jangan kasar gitu."
"Dulu juga kamu kasar!" Bantah Ryuka.
"Jangan bahas dulu, itu bukan aku ..."
"Terus siapa? Dedemit?"
"Iya iya dedemit."
Biar dia happy dulu, kapan lagi aku rela di panggil dedemit, untung sayang banget sama cewek ini. Batin Rifky.
Ryuka tak kuasa menahan tawanya, tapi masih dengan wajah kesal.
"Ketawa aja sayang, gak apa-apa kok." Ucap Rifky sambil menatap Ryuka dalam-dalam.
"Ah ... males ah, sana jangan liatin aku!" Kata Ryuka yang pertahanan menahan tawanya hampir runtuh, saat di tatap Rifky.
Ryuka memberikan botol air mineral yang tinggal tersisa setengah pada Rifky, sebelum itu dia mengambil selembar tissue lalu menyeka bagian ujung botol yang sudah menempel bekas bibirnya.
"Eh ... Jangan di lap."
"Gak mau." Bantah Ryuka yang tetap menyeka bibir botol itu dengan tissue.
"Yaampun sayang, kok kepikiran marahnya kayak gitu." Rifky menggaruk tengkuknya, lalu meraih botol yang sudah selesai Ryuka lap.
Setelah mereka berdua tenang, barulah Rifky memulai berbicara, tentunya dengan tangan yang terus memegang Ryuka erat. "Aku gak bermaksud buat beli kamu atau nganggap kamu sebagai barang, aku cuman mau nunjukin kesungguhan aku sayang."
"Kalau aku bilang jangan dikasih, ya jangan dong! Ayah tiri aku tuh bakal Meras kamu tau ga?!"
"Asal gantinya kamu, semua fine-fine aja."
lanjut lagii yaa Thor 🤩🙏🙏