KEMBALINYA DEWA PERANG

"Owen tunggu!"

Seketika Indra menghentikan langkahnya dan menoleh kearah seorang pria yang memanggil namanya.

"Apa benar kamu Owen Sullivan?" tanya pria itu dengan wajah tak percaya

"Tentu saja, apa kau mengenalku?"

"Tentu saja, mana mungkin baku tidak mengenali mu ketua,"

"Ketua??" Indra tampak mencoba mencari ingatan Owen tentang lelaki di hadapannya itu.

"Owen Sullivan adalah Ketua Geng Elang Merah," jawab pria itu

"Elang Merah???"

Seketika Indra mendengar suara sirine mobil polisi terdengar memecah keheningan malam Ibu kota. Dua Gengster terbesar di Jakarta yang tengah berseteru tiba-tiba membubarkan diri saat mengetahui mobil polisi tersebut menuju ke tempat mereka berperang.

Ratusan gengster yang sedang berseteru segera lari kocar-kacir meninggalkan gudang tersebut.

Sementara ketua geng mereka masih melanjutkan duelnya yang semakin memanas.

Revi tak mau melepaskan Owen meskipun pria itu sudah tak berdaya di buatnya.

"Sekarang aku akan menghabisi mu Owen," ucap pria itu kemudian mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan ke arah Pemuda itu.

Anehnya mobil Polisi yang sudah tiba di tempat itu tak berbuat apa-apa, mereka malah menonton bagaimana Revi menghabisi Owen.

Pria itu kemudian berlalu pergi saat berhasil menyarangkan tiga peluru ke tubuh Owen.

Tidak lupa ia memberikan amplop coklat kepada berisi uang kepada para polisi tersebut.

"Terimakasih sudah membantuku menghabisi bandit satu ini," ucap Revi kemudian meludahi Owen yang sudah tak berkutik lagi

Beberapa jam kemudian Owen membuka matanya. Desir angin malam membuat pria itu segera bangun dan berjalan tertatih meninggalkan tempat itu.

Owen kembali jatuh terkapar di atas jalanan beraspal, hingga seorang kakek tua menolongnya dan membawanya pergi dari tempat itu.

*Flashback off

Ternyata Pemuda ini memang bukan manusia biasa, pantas saja ia bisa menerima sukmaku. Karena akan sulit bagi manusia biasa untuk beradaptasi saat tubuhnya menerima sukma dari mahluk lain terutama sukma seorang Dewa

"Apa kau tidak mengingatnya?" tanya pria itu membuyarkan lamunan Indra

"Aku masih mengingatnya, hanya saja karena sudah lama berlalu dan aku pun berusaha untuk melupakannya," jawab Indra

Tiba-tiba terlihat wajah Indra di sebuah stasiun televisi membuat keduanya berhenti untuk melihat berita sejenak. Seketika pria itu memberikan topinya kepada Indra untuk menutupi wajahnya.

Semua orang di rumah sakit terlihat membicarakan Indra membuat pria itu segera bergegas pergi.

Bahkan kini wajahnya sudah di tempel di semua tempat.

Lelaki itu kemudian menarik Indra dan membawa masuk indra ke dalam mobilnya saat melihat kedatangan beberapa polisi di rumah sakit tersebut.

Ia segera melesatkan mobilnya meninggalkan halaman rumah sakit.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kau kadi buronan?"

"Ceritanya panjang, nanti aku ceritakan jika sudah sampai di kediaman mu," ujar Indra

Satu jam kemudian pria itu menghentikan mobilnya di sebuah rumah tua.

Indra segera mengikuti pria itu masuk kedalam rumahnya.

"Apa aku boleh menginap di sini untuk beberapa waktu?"

"Tentu saja, ini adalah rumahmu jadi kau bisa tinggal di sini selamanya. Aku hanya bertugas menjaganya saja pasca kau menghilang,"

Indra kemudian menatap semua foto yang tertempel do dinding rumah itu.

"Ku dengar sekarang kau sudah menjadi dokter, sepertinya kau memilih untuk mendalami cita-cita mu,"

"Memangnya aku dulu sangat ingin menjadi dokter?" tanya Indra

"Meskipun kau seorang gengster tapi bakatmu dalam mengobati orang sudah terlihat dari dulu. Mungkin bakat itu menurun karena ayah mu adalah seorang dokter. Ayahmu adalah seorang dokter," pria itu memperlihatkan sebuah album yang sudah usang kepada Indra.

"Dahulu ayahmu menginginkan kau menjadi seorang dokter, tapi kau malah memilih menjadi seorang preman dan meninggalkan keluarga mu. Tapi takdir malah membawamu menjadi seorang dokter, hidup memang susah di tebak," lelaki itu kemudian berjalan menunju ke dapur dan tak lama keluar membaca dua cangkir kopi.

"Lalu bagaimana nasib Geng Elang Merah setelah kepergian ku?" tanya Indra

"Aku membubarkan mereka, mungkin mereka sekarang sudah hidup tenang dengan kehidupan baru mereka. Namun ada beberapa dari mereka yang tetap bersama ku, bekerja denganku," terang pria itu

Setelah selesai melihat-lihat album foto, Indra kemudian ia memilih berjalan-jalan di depan rumah rumah.

Matanya terkesiap saat melihat aneka tanaman hijau yang begitu rimbun di depannya.

"Ternyata aku romantis juga, meskipun aku seorang gengster tapi aku masih menyempatkan diri untuk menanam aneka jenis tanaman," ucapnya Indra takjub

Pria itu kemudian membuka ponselnya, saat mendengar suara getaran gawai itu.

"Kamu dimana?" tanya Anggi

"Entah, aku pun tidak tahu aku dimana?. Tapi yang jelas aku aman di sini," jawab Indra

"Kau harus segera menemukan bukti-bukti vaksin mu tidak bermasalah jika tidak mau masuk penjara. Masalah semakin rumit karena kau menghilang dan menjadi buron sekarang. Semua orang akan mengira jika kau memang bersalah jika terus bersembunyi," ujar Anggi

"Ok, jangan khawatir sebentar lagi aku juga akan segera keluar dari persembunyian ku," jawab Indra

"Aku kehilangan Eliot, jadi tidak akan ada lagi yang membantu melindungi mu dari Asura,"

"Aku merasa bersalah atas kematiannya," sesal Indra

"Percuma saja, sebaiknya cepat selesaikan masalah mu sebelum banyak korban berjatuhan!" maki Anggi kemudian mengakhiri obrolannya.

"Kenapa ia selalu saja marah-marah, dasar perempuan selalu saja baperan!"

Sebuah tanaman herbal mengalihkan perhatian pria itu. Indra segera menghampiri tanaman itu.

"Tanaman apa ini, sepertinya aku sering melihatnya?"

Lelaki itu mencoba mengingat-ingat kembali tentang tanaman di hadapannya.

"Tasya sering membawa tanaman ini, sebenarnya apa kegunaannya?"

"Apa kau tahu nama tanaman ini?" tanya indra

"Entahlah sepertinya aku tidak tahu, tapi setahuku kamu sering menggunakannya untuk mengobati para anggota geng kita yang kecanduan narkoba," jawab pria itu

"Narkoba??"

"Hmm, pergaulan anak-anak geng selalu dekat dengan narkoba untuk itulah kamu selalu mendeteksi semua makanan, minuman, dan apapun yang anggota geng kita makan dengan perasaan daun tanaman itu. Katamu air perasan daun itu bisa mendeteksi kandungan obat terlarang yang di suntikkan dalam makanan ataupun minuman,"

Mendengar jawaban pria itu membuat Indra mulai paham kenapa Tasya selalu membawa tanaman itu setiap ia melakukan eksperimen.

"Sekarang aku mengerti,"

"Maaf kemarin aku menemukan obat ini dalam saku celanamu," pria itu menghampiri Indra dan memberikan sebuah botol kecil berisi cairan vaksin

Indra tersenyum saat mengetahui vaksin yang ia ambil dari pabrik farmasi rekanannya masih ada padanya.

"Terimakasih," jawab Indra

Lelaki itu segera membawa vaksin itu dan menuangkannya kedalam sebuah wadah.

Ia tak lupa memetik beberapa lembar daun herbal dan menumbuknya hingga halus. Ia kemudian mengambil airnya dan mencampurnya kedalam vaksin tersebut.

Owen terkejut saat melihat perubahan warna vaksin tersebut.

Tidak mungkin, bagaimana bisa mereka mencampur obat-obatan terlarang dalam vaksin tersebut. Pantas saja para warga kejang-kejang setelah menerima vaksin ini, rupanya kandungan zat berbahaya dalam vaksin mempengaruhi aktivitas listrik di otak yang membuat orang kejang. Hal ini bisa menimbulkan kematian bagi orang-orang yang mengidap hipertensi dan penyakit jantung.

Seketika Indra melotot saat mengetahui dampak buruk vaksin tersebut,

Ia segera memasukkan cairan itu kedalam botolnya lagi.

"Apa kau tahu dimana anggota geng kita yang tersisa?" tanya Indra

"Memangnya ada apa?" tanya pria

"Aku hanya membutuhkan mereka untuk berjaga-jaga, saat ini aku sedang difitnah oleh seseorang yang sangat ingin menghancurkan hidupku, dan aku harus membuktikan jika aku memang tidak bersalah,"

Lelaki itu kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang .

*Braakkk!!!

Tidak lama terdengar suara pintu rumah itu di dobrak oleh seseorang.

Owen segera mengambil cairan vaksin itu dan menitipkannya kepada pria itu.

"Berikan vaksin ini kepada Anggini Atmaja,"

Indra buru-buru menuliskan nomor ponsel wanita itu di tangan pria itu.

"Indra!!!!"

Seketika terdengar suara seorang pria memanggil namanya.

"Tarakasura??"