NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Kontrak Dengan Pewaris Tunggal

Terpaksa Menikah Kontrak Dengan Pewaris Tunggal

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: eilha rahmah

Sebuah cerita tentang perjuangan hidup Erina, yang terpaksa menandatangani kontrak pernikahan 1 tahun dengan seorang Presdir kaya raya. Demi membebaskan sang ayah dari penjara. Bagaikan mimpi paling buruk dalam hidup Erina. Dia memasuki dunia pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap akan dicintai.

Akankah dia bisa menguasai hatinya untuk tidak terjatuh dalam jurang cinta? ataukah dia akan terperosok lebih dalam setelah mengetahui bahwa suaminya ternyata ada orang paling baik yang pernah ada di hidupnya?

Jika batas waktu pernikahan telah datang, mampukan Erina melepaskan suaminya dan kembali pada kehidupan lamanya? Atau malah cinta yang lama dia pendam malah berbuah manis dengan terbukanya hati sang suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eilha rahmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Nyaman

Erina sudah mengganti bajunya dengan piyama lengan panjang, dia duduk termenung di depan meja rias. Melihat pantulan dirinya yang terlihat sedikit menyedihkan menurutnya.

Sedangkan Arga, entah apa yang dilakukannya di luar sana. Sejak mereka pulang dari makan malam di restauran seafood sederhana tadi, laki-laki itu belum juga masuk ke dalam kamar.

Apa dia masih marah ya? Biasanya kalau pulang dia langsung masuk kamar.

Entah kenapa Erina jadi kepikiran dengan sikap Arga tadi. Erina memang salah tapi kenapa dia juga memarahi Noah. Padahal dia juga yang menyuruh Erina untuk cepat-cepat mengembalikan HP itu.

Erina mendesah pelan, dia membuka tasnya mengeluarkan dua buah gantungan HP. Yang satu berbentuk ikan hiu imut dan satunya berbentuk mermaid lucu. Dia bermaksud memberikan gantungan ikan hiu itu pada Arga, sebagai ucapan terimakasih karena sudah melunasi semua hutang-hutang ayah Erina. Padahal itu tidak termasuk dalam surat perjanjian kontrak nikah mereka.

Namun sepertinya hari ini bukan waktu yang tepat untuk memberikannya, bisa-bisa malah dilempar dan pecah. Jadi Erina hanya memasang gantungan kunci berbentuk mermaid pink di HP barunya. Dan berniat menyimpan gantungan hiu itu di laci meja riasnya.

Tanpa dia sadari, ada sepasang mata elang yang diam-diam memperhatikannya di depan pintu. Memperhatikan setiap gerak gerik Erina, bahkan beberapa kali terlihat senyum samar mengembang di bibir Arga.

"Apa itu?" Arga menghampiri Erina secara tiba-tiba dan menanyakan apa yang baru saja dia masukkan ke dalam laci meja rias.

Eh, sejak kapan dia masuk ke kamar? Aku sama sekali tidak mendengar suara langkah kakinya.

Erina kaget, namun buru-buru dia menyembunyikan raut mukanya.

"Bukan apa-apa sayang" Erina hendak berdiri, namun dengan cepat tangan Arga menahan kedua bahu Erina. Membuatnya terduduk kembali.

"Ambil" perintahnya singkat.

Tanpa banyak bicara Erina membuka laci meja riasnya dan mengeluarkan lagi gantungan hiu itu.

"Benda apa ini? Kenapa bentuknya aneh sekali? Ini ikan buntal?"

Hei! Matamu rabun apa buta? Ikan buntal darimana? Jelas-jelas itu bentuknya ikan hiu! Erina memaki dalam hatinya.

"Apa ini sama seperti yang ada di HP mu itu?" Arga mengambil HP milik Erina yang sudah dipasangi gantungan mermaid.

"Iya, aku tadinya bermaksud hanya membeli gantungan mermaid, tapi penjaga toko bilang kalau beli dua lebih hemat, dapat discount 10 persen"

Arga benar-benar tidak mampu menahan gelak tawanya saat mendengar kata discount dari mulut Erina. Padahal Arga sudah memberikan black card tanpa minimal pembelanjaan padanya. Bisa-bisanya dia masih tergoda dengan tawaran discount 10 persen itu.

Apa! Kenapa dia tertawa seperti itu? Apa ada yang lucu

Arga kemudian menyodorkan HPnya pada Erina. "Berarti gantungan yang itu milikku kan? Pasangkan di HP ku"

Erina kaget bercampur senang, mood tuan muda yang satu ini benar-benar naik turun seperti roller coaster. Sebentar marah sebentar tertawa, apa mungkin dia terlalu banyak pikiran sampai-sampai otaknya jadi sedikit konslet begitu. Kasihan sekali, padahal dia masih muda.

Usai memasangkan gantungan kunci itu di HP Arga, Erina tidak sengaja melihat notif pesan masuk di HP milik laki-laki itu. Dari nomor tak dikenal, Jiwa kepo Erina meronta-ronta. Hampir saja di memencet tombol 'buka', kalau tidak mendengar suara dehem'an dari pemiliknya

"Sedang apa kau? Kenapa lama sekali?"

"Eh, ini sudah selesai sayang" Erina segera berlari ke sofa, tempat dimana Arga tengah duduk bersandar disana.

Bodoh, bodoh, bodoh sekali aku! Untung tombolnya tidak jadi ku pencet.

"Duduk!" Arga menepuk-nepuk sofa menyuruh Erina duduk di sebelahnya.

"Baik" Erina duduk sedikit memberi jarak, tapi percuma saja Arga sudah menarik lengan piyama Erina. Terpaksa Erina menggeser duduknya lebih dekat. Arga memainkan tangannya di rambut Erina, matanya awas menatap wajah Erina yang semakin lama terlihat memerah.

"Apa saja yang kau lakukan hari ini? Pak Tan bilang kau membelikannya baju?"

Eh, apa dia bertanya nominal belanjaanku tadi siang? Apa aku sudah menghabiskan uangnya.

Bagaimana kalau uang yang sudah aku pakai di hitung sebagai hutang? Bodohnya aku, kenapa aku tidak bertanya soal ini.

"I-iya sayang, tadi aku membeli beberapa barang untuk ayah dan juga sahabatku, terus aku pikir tidak ada salahnya membelikan Pak Tan juga" Erina menarik nafas berat "Apakah nominal belanjaku terlalu banyak? Aku minta maaf, lain kali aku tidak akan menghambur-hamburkan uang" Erina tertunduk lesu.

"Sudah bicaranya?"

Erina mengangguk lemah, dia bahkan tidak berani menatap wajah Arga karena takut akan dimarahi.

"Berarti kamu membelikan banyak barang untuk mereka, bahkan Pak Tan juga?"

Erina mengangguk kikuk.

"Dan kau hanya membelikanku gantungan ikan buntal ini?"

"Tapi itu ikan hiu" Akhirnya Erina protes, tidak betah gantungan HP lucunya dibilang ikan buntal.

"Kau hanya membelikanku barang jelek ini?"

Memangnya apa lagi yang kau butuhkan? Kau punya segalanya, apa yang ingin kau beli tinggal tunjuk saja. Lagi pula aku beli ini juga dari uangmu. Dasar aneh.

Erina meraba tengkuknya yang tiba-tiba terasa dingin. Menundukkan kepalanya lekat tak berani menatap wajah laki-laki yang duduk di sampingnya itu.

Arga rasanya puas sekali berhasil mengerjai gadis lucu seperti Erina. Seperti mendapat mainan baru, sangat menghibur. Seringai tipis muncul dari sudut bibirnya. Matanya tetap lekat menatap wajah Erina.

Heemm... Ternyata selain lucu wajahmu lumayan manis juga kalau sedang ketakutan begitu.

"Kalau anda tidak suka, biar saya ganti dengan yang lain besok"

"Tapi aku ingin sekarang"

Hah? Sekarang? Apa? Apa yang sebenarnya anda minta wahai tuan muda.

Kini tangan Arga sudah menjelajahi pelipis Erina, menjalar sampai ke leher putih dan jenjangnya. Erina tersentak kaget, baru kali ini ada laki-laki yang menyentuhnya seperti itu. Meskipun dia adalah suami Erina, tapi bukankah di perjanjian kontrak itu tertulis Arga tidak akan menyentuhnya sama sekali.

Erina berusaha menjauhkan tubuhnya dari jangkauan tangan Arga. Namun Arga berhasil menahan pinggang Erina dengan tangannya, sedangkan tangan yang satunya masih aktif membelai rambut hingga pipi mulusnya. Erina menelan saliva. Dadanya bergemuruh, tubuhnya bergetar hebat.

Tiba-tiba saja Arga menjatuhkan dirinya, tidur di pangkuan Erina sambil memejamkan mata.

Erina mendelik kaget bola matanya sampai mau melompat keluar. tangannya berusaha mendorong halus kepala Arga, namun percuma tubuh atletis Arga ternyata sangat susah untuk di gerakkan.

"Jangan banyak gerak, aku mau tidur di sini sebentar" ucap Arga tanpa bergeming.

"Tapi..."

"Kalau kau tidak mau, aku akan menyeretmu ke atas ranjang"

Erina gelagapan "Baik, baik, tidurlah disini"

Tidurlah sesukamu wahai tuan muda, asal aku tidak di apa-apakan. Rengek Erina dalam hatinya.

"Hheemm"

Akhirnya Erina membiarkan Arga tidur di pangkuannya, senyum kemenangan jelas tergambar di bibir Arga. Sampai akhirnya dia benar-benar terlelap.

Rasanya nyaman sekali, hangat. Bau wanita ini sangat manis. Dia pakai parfum apa ya?

Arga terlelap dalam mimpi indahnya, bibirnya tersungging senyuman manis. Yang membuat wajah Erina seketika merona.

Bahkan dalam keadaan tidur lelap pun dia masih terlihat sangat tampan.

.

.

(BERSAMBUNG)

1
Aini~
di BAB ini Arga keterlaluan banget loh, kasihan banget Erina... nyeseknya sampai sini loh thor... 😢😢
Aini~
heh, kasian loh... dia udah effort banget.
egoisnya kebangetan si arga nih...
Aini~
wadduh, kok jadi posesif kebangetan gini???
Aini~
ngomong aja kalau cemburu, jangan malah bilang jelek. semua orang jadi salah paham kan!!!
Aini~
biarin aja sih Bi, biar kepala Arga di geplak sama tongkat si kakek
Reni Anjarwani
lama2 males sama arga
Aini~
makanya, jangan cuma bisa bilang jelek. istri kalau lebih di perhatikan lagi bakalan lebih cantik dari perempuan2 di luar sana...
Reni Anjarwani
kalau suatu saat ditinggal erins bakal menyesal arga , pas ditinggal paa arga udah cinta , tenang erina cuma 1 th kontrak pernikahanmu
Aini~
Jadi Erina cuma dipakai buat alat balas dendam, benar2 keterlaluan si Arga😡
Aini~
Kenapa dia masih mengingat mantan yang jelas2 sudah ninggalin dia,
Aini~
tenang Erina, si Arga udah kelihatan bucin tuh, gak usah takut kecintaan sendiri 🤭🤭
Ablay Chablak
cm 1bab aja thor...
Aini~
wkwkwkw... kalau tahu bakalan diapain ya Erina 🤭🤭🤭
Aini~
wkwkwkwk... saking posisifnya, kalau seperti itu kenapa dia tidak memanggil dokter wanita tadi??
Aini~
Arga kan bukan manusia normal 😅😅
Aini~
wkwkwkwkw... hayo di tagih cucu, awas ada drama2 masik RS lagi 🤣🤣
Aini~
matanya sudah keracunan cinta kali 🤭🤭
Aini~
molai kang modus beraksi 🤭🤭
Aini~
wkwkwk.. kelakuan presdir bisa di luar nurul begitu yak 🤣
Aini~
🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!