NovelToon NovelToon
Penyesalan Zenaya

Penyesalan Zenaya

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan
Popularitas:473.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim O

Kehidupan Zenaya berubah menyenangkan saat Reagen, teman satu kelas yang disukainya sejak dulu, tiba-tiba meminta gadis itu untuk menjadi kekasihnya.

Ia pikir, Reagen adalah pria terbaik yang datang mengisi hidupnya. Namun, ternyata tidak demikian.

Bagi Reagen, perasaan Zenaya tak lebih dari seonggok sampah tak berarti. Dia dengan tega mempermainkan hati Zenaya dan menginjak-injak harga dirinya dalam sebuah pertaruhan konyol.

Luka yang diberikan Reagen membuat Zenaya berbalik membencinya. Rasa trauma yang diberikan pria itu membuat Zenaya bersumpah untuk tak pernah lagi membuka hatinya pada seorang pria mana pun.

Lalu, apa jadinya bila Zenaya tiba-tiba dipertemukan kembali dengan Reagen setelah 10 tahun berpisah? Terlebih, sebuah peristiwa pahit membuat dirinya terpaksa harus menerima pinangan pria itu, demi menjaga nama baik keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim O, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 : Hamil?

Amanda hanya bisa menatap pasrah kepergian anaknya yang bersikeras membawa mobilnya sendiri untuk pergi ke rumah sakit, saat dia sedang kurang sehat. Sudah beberapa hari terakhir ini kondisi Zenaya memang cukup memperihatinkan. Nafsu makannya turun drastis, begitu juga dengan kebiasaannya memuntahkan makanan yang masuk.

Mengetahui kondisi sang putri yang tiba-tiba berubah drastis, Amanda jadi mencurigai sesuatu.

"Ya Tuhan, bagaimana jika apa yang aku pikirkan benar terjadi?" ucap Amanda lirih.

...***...

Setibanya di rumah sakit, Zenaya dengan ramah memberikan beberapa paket makanan cepat saji yang sebelumnya dia bawa ke nurse station. Wanita itu tampak lebih bersemangat meski kondisinya sedang tidak terlalu bagus.

Melihat kedatangan Zenaya, para staf dan perawat-perawat di lantai lima sontak berbondong-bondong menghampiri wanita itu dan memeluknya erat.

"Kami rindu, Bu. Kapan Ibu kembali bekerja? Hari ini 'kah?" tanya Celeste.

Liam memang sengaja memberi cuti tahunan yang tidak pernah Zenaya ambil, sebagai alasan ketidakhadirannya di kantor selama beberapa bulan ini.

"Belum, aku hanya ingin main ke sini. Sebentar lagi cutiku habis," jawab Zenaya ramah. Mereka pun berbincang sejenak sembari menikmati kudapan yang dibeli wanita itu sampai akhirnya David datang ke sana.

Pria itu meminta izin pada mereka untuk membawa Zenaya pergi sebentar.

"Jangan lupa dibalikin ya, Mr!" teriak Jane, ketika David dan Zenaya meninggalkan kerumunan tersebut.

"Siap!" David menjawab teriakan Jane sembari memberi isyarat berupa acungan jempol.

"Kupikir, saat orang-orang bilang kamu datang, itu hanya gosip belaka," kata David mengawali pembicaraan.

Zenaya tersenyum. "Aku cuma lagi kangen sama suasana rumah sakit," jawabnya.

"Kata Grace, kamu sedang sibuk mengurus fasilitas Winston Care Hospital?" tanya David sembari mengajak Zenaya turun ke lobby rumah sakit.

Mendengar hal tersebut, Zenaya mengatupkan bibirnya sesaat, sebelum kemudian kembali tersenyum. "Ya. Kemungkinan tahun depan tempat itu sudah bisa dibuka sepenuhnya."

Raut wajahnya sekilas sendu. Meski terasa pilu, Zenaya tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya pada David.

David mengangguk-anggukan kepalanya. "Aku tidak sabar ingin segera bergabung di sana." Pria baik hati itu memang berencana untuk ikut andil dengan melakukan fisioterapi gratis di rumah sakit tersebut.

Walau Winston Care Hospital tidak sebesar rumah sakit utama, tetapi Zenaya dan keluarganya berusaha sebaik mungkin untuk memberikan fasilitas terbaik, sama seperti yang ada di tempat ini.

"Kamu sendiri tampaknya semakin sibuk?" tanya Zenaya. Keduanya kini tengah duduk di salah satu cafe rumah sakit, yang berada di lobby.

"Sama seperti hari lainnya, sih. Cuma hari ini aku sepertinya akan lembur karena besok ada seminar di kampus. Aku sama sekali belum menyiapkan apapun." David mengembuskan napasnya.

"Semangat Mr. David, kesayangan para perawat muda." Wanita itu menepuk ringan punggung tangan David sembari memamerkan gigi-gigi putihnya.

Mendengar hal itu, David kontan mendengkus. Pria tampan dan ramah itu memang menjadi idola para perawat muda, terlebih di bangsal VIP.

Obrolan ringan pun memgalir dari keduanya selama beberapa saat sampai pria itu menyadari bahwa wajah Zenaya semakin pucat. Beberapa kali dia juga menangkap gelagat Zenaya yang sering mengambil napas panjang.

"Wajahmu pucat sekali, Zen. Kamu lagi sakit?" tanya David khawatir sambil menelisik wajah Zenaya dengan saksama.

Zenaya tersenyum. "Aku memang sedang tidak enak badan dan kelelahan, tetapi kondisiku baik-baik saja." Zenaya buru-buru menambahkan kalimat terakhirnya saat melihat raut wajah David mulai berubah khawatir.

David tidak menghiraukan perkataan Zenaya. Pria itu malah mengambil tangan kanan wanita itu dan memeriksa denyut nadinya.

"Napasmu terasa sesak ya?" tanya David kemudian.

Kali ini Zenaya tidak berkilah. David seorang tenaga medis, jadi percuma saja berbohong. "Iya." Jawabnya lemah.

"Sebaiknya kamu berbaring di UGD untuk diperiksa, Zen. Kupikir, ada yang salah dengan tubuhmu." David kemudiN berdiri dari tempat duduknya dan menyuruh Zenaya untuk ikut.

"Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir." Tolak Zenaya. "Lagi pula, aku juga baru mau pulang," sambung gadis itu seraya berdiri dan bersiap untuk pergi.

"Pakai apa? Jangan bilang kamu bawa mobil sendiri kemari?" David memicingkan matanya.

Zenaya lalu tertawa kecil. "Aku bisa sampai sini, itu artinya aku baik-baik saja."

"Zen, untuk saat ini singkirkan sifat keras kepalamu itu!" David memandang Zenaya serius. Wanita itu benar-benar sedang tidak baik-baik saja. Butuh kekuatan besar untuknya sampai ke tempat itu.

"Aku tidak apa-apa, Dav. Sebaiknya kamu kembali ke ruangan, jam makan siang sudah selesai." Zenaya mengusir halus David. Dia sedang tidak memiliki tenaga untuk berdebat dengan pria itu.

"Tidak bisa begitu!" seru David. Pria itu terus memaksa Zenaya untuk pulang bersamanya.

Tak ingin menghabiskan waktu dengan perdebatan tak penting ini, Zenaya pun menyetujuinya. "Baik, aku akan pulang denganmu!" Dia terpaksa menerima tawaran David yang ingin mengantarnya pulang.

David tersenyum lega. "Ok, tunggu sebentar biar kuambil kunci mobil dulu!" Tanpa menunggu jawaban Zenaya, David segera pergi meninggalkannya.

Zenaya kali ini menurut. Dia memang menyadari kondisi tubuhnya yang kurang sehat selama beberapa hari terakhir ini. Maka dari itu, Zenaya memilih untuk keluar rumah sejenak agar bisa memulihkan diri. Namun, bukannya membaik, dadanya malah semakin terasa sesak dan perutnya mual bukan main.

Perasaan itu terus dirasakan Zenaya, hingga akhirnya, secara tiba-tiba wanita itu tumbang tak sadarkan diri di lantai cafe.

Melihat tubuh Zenaya rubuh, beberapa orang pengunjung dan juga tenaga medis yang berada di sana, sontak bergegas memberikannya pertolongan.

...***...

Reagen dengan wajah panik mengemudikan mobilnya secepat mungkin, setelah sang ayah yang tidak pernah sudi menemuinya tiba-tiba memberitahukan kondisi Zenaya di rumah sakit.

Meski harus menerima satu lagi hantaman keras di pipinya, Reagen tidak peduli. Fokusnya kini hanya pada Zenaya seorang.

Setelah tiba di rumah sakit, pria itu dengan cepat berlari masuk ke dalam gedung menuju lantai lima, bangsal VVIP.

Begitu Reagen sampai di sana, sudah ada keluarga Zenaya dan ibunya sendiri, Jennia. Sementara Zenaya tampak melamun sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.

Di sudut lain, Adryan tampak menatap Reagen dingin. Pria itu sepertinya sedang berusaha menahan diri untuk tidak menghajar Reagen, ketika pria itu mulai melangkahkan kakinya mendekati sang adik.

Suasana tampak sunyi dan tegang, sebelum kemudian seorang perawat datang memasuki ruangan Zenaya. "Maaf mengganggu waktunya sebentar," kata si perawat. Ternyata maksud akan kedatangan perawat tersebut adalah untuk meminta tanda tangan Adryan atau Liam selaku wali dari Zenaya. Namun, saat Adryan hendak mengambil dokumen, tiba-tiba Reagen menginterupsi.

"Biar saya yang tanda tangan," ucap Reagen.

Sang perawat mengalihkan pandangannya pada Reagen. "Maaf, Anda siapanya Ibu Zenaya?" tanya perawat tersebut.

"Saya suaminya," jawab Reagen tanpa pikir panjang. Matanya menyiratkan kesungguhan saat mengatakan hal tersebut.

1
Suparmin N
Luar biasa
Tatun Tania
Lumayan
aagnes
Luar biasa
Acin minduk
akhir yg bahagia❤️❤️❤️❤️
Acin minduk
astaga regan2
Acin minduk
itu bukan cinta lek, obsesimu sngat berlebihan
Acin minduk
dasar regan
s
gemes nya bela
Tamy Nicky
sangat bagus
Hiatus: terima kasih byk kk. semoga berkenan membaca karyaku yg lain. berkah selalu😍😍🤗🤗😘😘❤️❤️❤️
total 1 replies
Bis Tawo
👍👍
Hiatus: trmksh bintang limanya kk. semoga berkenan dgn cerita2ku. sehat selalu🤗🤗❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝
mampir, cerita nya sangat menarik
Hiatus
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sri Shandayani Riyanto
Kecewa
Hiatus: kalo ga suka, jangan kasih rate rendah. apa lagi ga pernah kasih gift, komen, atau like.
total 1 replies
selviboro
bagus
Hiatus: trmksh kk. berkenan mampir di ceritaku yg lain ya ka😍🤗❤️😘❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
wowwww this is a good story.... i like it 👍👍
Hiatus: trmksh byk kk sdh berkenan mampir😭😍😘🤗❤️❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
hehehe gemesin deh si frans
Hiatus: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Tyas Ningrum
hhhmmm ternyata sejak kecil emang suka mencuri ciuman si Rey ini yaaaa 😄
Hiatus: 🤣🤣🤣
makasih udh mampir kk😍😘❤️❤️
total 1 replies
Eni Sulastri
tak ada manis manisnya ,,pahit terus
Hiatus: yg sabar ya ka. klo mau yg manis2 bs diliat ceritaku yg office girl. meski ga manis bgt tp lumayan kok🥰
total 1 replies
Vaulia
kak tambah lagi di cerita baru dengan Adryan dan Natali di selipkan cerita Rey dan zen
Hiatus: siap ka. inshaAllah mmg msh ada extra bab nnti. makasih udh berkenan baca😍😘😘
total 1 replies
rizkijr
ceritanya kerennn thorrr
Hiatus: trmksh sdh berkenan baca ya ka😍😍❤️❤️🤗🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!