Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan baru
Dret!!
Suara alarm di ponselnya, membangunkan tidur nyenyak Karina.
"Sudah pagi, aku harus bergegas mandi, kalo tidak. Aku akan telat bekerja," ucap Karina.
Karina langsung bergegas mandi, karena ia takut akan telat, masuk kerja..
Setelah mandi, Karina terburu-buru membawa sepedanya.
"Indah sekali, tidak salah tujuanku ke Belanda."
Karina tersenyum simpul, sudah tiga bulan lamanya, dia hidup sendiri di luar negri, niat hati cuman ingin berlibur ke Belanda, tetapi ia tidak bisa pulang, karena sangat betah disana.
Karina memutuskan mengurus surat-surat, untuk kepindahannya, sebulan yang lalu. Dokumen Karina sudah lengkap, dan Karina sudah resmi menjadi warga Belanda.
Selama tiga bulan lamanya, Karina sudah bisa beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
Karina merasakan kehidupan yang sesungguhnya, ia bisa bebas kesana kemari, tanpa ada larangan dari siapapun, keputusan sudah benar, tidak ada rasa sesal sedikitpun, Karina menikmati keputusannya.
Karina bekerja sebagai pelayan, disalah satu restoran ternama di Amsterdam, Karina cukup bahagia dengan pekerjaannya.
(Aku tulis dengan bahasa indonesia aja, ya, guys. Soalnya kalo pake bahasa inggris akan susah)
"Bagus, setiap hari telat."
Ujar seorang laki-laki tinggi, dan tampan.
"Maaf tuan, saya kesingan, banyak hal yang saya lakukan tadi malam," ucap Karina menundukan kepala.
"Itu bukan urusan saya!" ujarnya.
"Sekali lagi, maaf tuan Amir. Lain kali, saya tidak akan terlambat," ucap Karina.
"Saya pegang janji kamu, mulai besok, jangan telat lagi," tegas Amir.
"Ada seorang pengusaha sukses dan terkenal, sedang mengadakan meeting diruangan VVIP, layani mereka," titah Amir.
"Baik tuan, saya akan melayani mereka dengan sangat baik," jawab Karina.
"Jangan sampai, membuat mereka tidak nyaman," ujar Amir.
"Baik tuan, saya mengerti," jawab Karina.
Lalu Karina bergegas mengganti bajunya, dia memakai baju kerjanya.
"Antarkan makanan ini, ke ruangan VVIP."
"Baik," jawab Karina.
Tanpa menunggu lama, Karina membawa sebuah pesanan dari ruangan VVIP.
"Ruangan ini memang sangat istimewa, aku saja yang bekerja disini, jarang sekali masuk kedalam, kalo bukan mengantarkan pesanan," gumam Karina.
Karina melangkahkan kakinya, dengan raut wajah ceria, dan senyuman tidak lepas dari wajahnya, sehingga dia kelihatan sangat bahagia.
Kemudian Karina meletakan sebuah makanan itu, diatas meja.
Kedatangan Karina, kedalam ruangan itu, cukup menyita perhatian semua orang disana, karena kecantikan Karina, dan senyuman indahnya.
"Menarik, dia sangat menarik sekali."
Laki-laki itu, terus menatap kearah Karina, dia penasaran dengan sosok wanita yang baru saja mengantarkan sebuah pesanan tamunya.
"Tunggu!"
Seseorang menahan tangan Karina, sontak saja Karina melepaskan tangannya.
"Maaf, kita orang asing, tidak seharusnya bersentuhan," ucap Karina.
"Sombong sekali," ujar laki-laki itu.
"Maaf, tidak bermaksud sombong, tetapi saya harus menjaga diri saya sendiri," jawab Karina tersenyum.
"Stop! Jangan melakukan itu lagi, senyumanmu sangat indah," celetuknya, dia tidak sadar dengan apa yang dia katakan.
Karina hanya menggelengkan kepala, dengan tingkah laki-laki asing yang berada didepannya.
"Tampan sih, cuman kelihatannya ngeselin," gumam Karina.
"Kalo gitu, saya permisi dulu," pamit Karina.
"Tunggu!"
Karina membalikan badanya, karena dia tidak mau menjadi pelayan yang tidak bisa melayani tamunya.
"Ya, ada yang tuan butuhkan?" tanya Karina.
"Saya Ethan Carlos."
Karina hanya tersenyum, ia bingung. Bagaimana menanggapinya.
"Kalo boleh tahu, siapa namamu?" tanya Ethan penasaran.
"Saya permisi," ucap Karina, dia buru-buru meninggalkan ruangan itu, karena Karina tidak mau terlalu dalam mengenali seseorang.
"Ck, jadi penasaran, seperti apa dia," gumam Ethan tersenyum menyeringai.
Pertemuannya dengan Karina, cukup membuat Ethan penasaran dengan sosok Karina.
Sedangkan Karina, ia bergegas meninggalkan ruangan itu, Karina takut. Seseorang akan mengetahui siapa dirinya, karena di tempatnya sekarang, orang-orang memanggil dirinya Safea Alana.
"Kamu kenapa? Seperti melihat hantu saja," ujar Jesicca, teman Karina.
"Ah tidak," jawab Karina tersenyum.
Note: Aku panggil Alana saja ya, disini.
"Jes, kamu kenapa?" tanya Alana.
"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit tidak enak badan saja," jawab Jesicca, dengan nada lemah.
"Kamu istirahat saja, aku yang akan menggantikan posisimu bekerja," kata Alana, dia kasihan melihat Jesicca, yang sudah pucat.
"Aku tidak apa-apa, kasihan kalo kamu harus mengerjakan pekerjaanku," ujar Jesicca.
"Tidak apa-apa, aku ini temanmu, sudah seharusnya saling membantu," kata Alana.
"Terima kasih, Al," ucap Jesicca.
Alana tersenyum mengangguk, dia membiarkan rekan kerjanya istirahat, sedangkan dirinya melanjutkan pekerjaannya.
"Alana, kenapa kamu yang mengerjakan ini, kemana Jesicca?" tanya Amir.
"Jesicca sedang sakit, jadi saya menggantikan Jesicca bekerja," jawab Alana tersenyum.
"Jarang sekali, disini, ada orang yang sangat peduli dengan orang lain, kebanyakan mereka hidup masing-masing," gumam Amir.
Amir suka dengan sikap baik Alana.
"Yasudah, kamu akan mendapat bonus tambahan, karena mengerjakan pekerjaan karyawan lain," ucap Amir.
"Maaf tuan, kalo boleh saya meminta, berikan saja bonusnya kepada Jesicca, karena dia yang lebih membutuhkan uang," kata Alana, dia menundukan kepalanya.
"Tapi kamu yang berhak mendapatkan uang itu, karena kamu yang bekerja," ujar Amir.
"Tidak apa-apa, saya ikhlas membantu teman saya," jawab Alana tersenyum.
Amir semakin kagum, dengan sosok Alana, yang menurutnya sangat baik, peduli dengan orang disekitar.
"Kalo gitu, saya akan kembali bekerja," ucap Alana tersenyum.
Lalu Alana meninggalkan Amir, karena banyak sekali pekerjaan yang belum Alana bereskan.
"Sedikit lelah, tapi aku suka. Aku mempunyai kegiatan seperti ini, karena ini suatu hal yang sangat aku mimpikan sejak dulu," gumam Alana tersenyum.
Saat Alana ingin menyerah, dengan segala keadaanya, dia selalu ingat, kalo posisinya sekarang, adalah kehidupan yang dia mimpikan dulu.
"Ayok semangat Alana, kamu bisa.."
Dengan wajah yang ceria, Alana melanjutkan pekerjaannya, sebagai pelayan sebuah restoran, tetapi tidak membuatnya merasa rendah, dengan pekerjaanya sekarang.
Saat Alana sedang melakukan pekerjaannya, sedari tadi, sosok Ethan selalu menatapnya dari kejauhan, Ethan tertarik dengan sosok Alana.
"Dia sangat ceria sekali, beruntung sekali hidupnya," ucap Ethan, tanpa dia ketahui. Bagaimana kehidupan Alana beberapa tahun yang lalu.
Ethan terus mengawasi Alana, ia semakin penasaran dengan Alana.
"Saya harus bisa, mendekati dia," gumam Ethan.
Senyuman Alana, membuat Ethan tidak bisa berpaling, dia selalu mengingat senyuman Alana, saat pertama kali masuk dan mendekati dirinya diruangan VVIP.
Tetapi, Alana cukup peka dengan keadaan sekitar, dia merasa. Kalo ada orang yang sedang mengawasinya.
"Ah mungkin cuman perasaan aku saja," gumam Alana, lalu dia melanjutkan pekerjaannya.
Alana tidak peduli, kalo memang iya, ada orang yang mengawasinya, selagi tidak membahayakan dirinya. Dia akan santai.
"Lucu sekali, seperti anak kecil," gumam Ethan.
Tanpa Ethan sadari, ia tersenyum, saat melihat tingkah Alana.
***
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏