NovelToon NovelToon
Wanita Di Atas Kertas

Wanita Di Atas Kertas

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Wanita Karir
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Black moonlight

Naya, hidup dalam bayang-bayang luka. Pernikahan pertamanya kandas, meninggalkannya dengan seorang anak di usia muda dan segudang cibiran. Ketika berusaha bangkit, nasib mempermainkannya lagi. Malam kelam bersama Brian, dokter militer bedah trauma, memaksanya menikah demi menjaga kehormatan keluarga pria itu.

Pernikahan mereka dingin. Brian memandang Naya rendah, menganggapya tak pantas. Di atas kertas, hidup Naya tampak sempurna, mahasiswi berprestasi, supervisor muda, istri pria mapan. Namun di baliknya, ia mati-matian membuktikan diri kepada Brian, keluarganya, dan dunia yang meremehkannya.

Tak ada yang tahu badai dalam dirinya. Mereka anggap keluh dan lemah tidak cocok menjadi identitasnya. Sampai Naya lelah memenuhi ekspektasi semua.

Brian perlahan melihat Naya berbeda, seorang pejuang tangguh yang meski terluka. Kini pertanyaannya, apakah Naya akan melanjutkan perannya sebagai wanita sempurna di atas kertas, atau merobek naskah itu dan mencari kehidupan dan jati diri baru ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black moonlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Tahun Lalu Part III

Sudah berbulan lamanhya NAya tidak mengunjung rumah orangtuanya, bahkan Naya membatasi komunikasi antara mereka. Naya sudah sangat kecewa, bahkan mungkin jika tidak perlu restu orantuanya, Naya pun tak ingin menginjakkan kaki di rumah ini.

" Kemana saja Naya ? " Tanya Gunawan.

" Ayah tau saya harus bekerja keras karena ulah Ayah. Saya tidak ada waktu untuk pulang. " Sarkas Naya.

" Sampai kapan kamu seperti ini Nay ? Ayah sudah memohon maaf dan tidak lagi berhubungan dengan wanita itu. "

" Sekarang perasaan Naya sudah tidak penting mau sampai kapan pun itu Naya simpan perasaan ini. Naya kesini bukan untuk membahas drama keluarga kita. "

" Lalu ? " Tanya Sarah yang saat itu sama-sama duduk di ruang tengah.

" Naya ingin menikah. " Bak anak panah yang menusuk ke jantung Gunawan, dadanya ngilu berdebar.

" Naya ! Apa kamu sudah gila ? Ayah tau, kamu kecewa. Tapi tidak seperti ini Naya. Kamu masih 18 tahun "

" Sebentar lagi saya 19 tahun dan saya sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan saya sendiri. "

" Tidak Naya, Ayah tidak setuju"

" Apa hak Ayah tidak menyetujui keinginann saya ? Sedangkan Ayah pun menikahi wanita lain tanpa sepengetahuan Saya ? "

" Karena saya Ayahmu Naya ! " Bentak Gunawan.

" Ayah macam apa yang membiarkan anaknya harus bekerja keras demi menabung untuk pendidikannya. "

" Bukankah Ayah sudah melarangmu bekerja dan menunggu selama setahun untuk Ayah menabung dana pendidikan mu. "

" Saya sudah tidak butuh itu ! Ada lelaki yang bersedia membiayai pendidikan saya, ada keluarga sehat yang ingin saya menjadi bagian keluarganya. Kenapa saya harus berharap pada Ayah yang menghancurkan kehidupan kami dalam satu hari ! "

" Ya Tuhan Naya .. " Gunawan memegangi kepalanya lalu mengacak rambutnya dengan kasar.

" Siapa lelaki itu ? " Tanya Sarah.

" Alvin, dia lulusan teknik sipil dan sekarang sudah bekerja di perusahaan milik negara. Orangtuanya pun engineer, mereka memiliki kehidupan yang mapan dan berkecukupan. Latar belakang pendidikan mereka lebih baik dari pada kita. Saya tau Bunda ingin menanyakan itu. Saya juga tidak akan memilih lelaki sembarangan untuk saya nikahi. "

" Berapa usianya ? "

" 23 tahun " Jawab NAya singkat.

" Sadarlah Naya, pernikahan tidak sesederhana itu. Kalian masih muda " Jawab Sarah.

" Semapan apapun dia dan keluarganya, kalian masih labil. Perasaan bisa mudah berubah Naya. Bagaimana kalau perasaannya berubah dan mencampakkan mu ? " Jelas Gunawan.

" Saya bisa mengurus diri saya sendiri. Yang saya inginkan hanya restu kalian saat ini, tidak perlu banyak membayangkan hal yang belum tentu terjadi. "

" Baiklah, kamu memang keras kepala Naya ! Ayah tidak akan menghalangi keinginanmu. Tapi ingat ! Jika suatu saat rumah tanggamu tidak baik-baik saja, maka jangan libatkan kami sebagai orangtuamu pun jangan pernah mengeluh ! " Ultimatum Gunawan.

" Baik ! Terimakasih " Naya bangkit dari duduknya lalu mengambil tas nya dan meninggalkan kediaman Hutama.

Naya memasuki mobil yang sudah ada Alvin didalamnya, Naya menjelaskan dengan perdebatan panjang nan alot itu akhirnya orangtuanya memberikan restu untuk mereka menikah. Hanya tinggal menyiapkan tanggal lamaran dan mempersiapkan pernikahan.

Waktu berlalu, Naya terlalau sibuk mempersiapkan pernikahannya disela bekerja sehingga memutuskan untuk menunda kembali pendidikannya selama satu tahun lagi. Jadilah Naya akan tertinggal selama dua tahun, tak apa pikirnya. Naya hanya ingin fokus pada satu hal ini yang akan memberikan perubahan besar dalam hidupnya.

Hari pernikahan pun tiba, meski dengan berat hati Gunawan tetap hadir di acara pernikahan itu untuk memberikan restu ada putri semata wayangnya. Putri nya yang masih terlalu muda untuk mengarungi bahtera rumah tangga pikir Gunawan. Namun apa daya, kesalahannya membuatanya terantai sehingga tidak bisa melawan pemberontakan yang dilakukan oleh Naya. Ya, Gunawan mwnganggap pernikahan ini adalah suatu pemberontakan.

Acara pernikahan berlangsung meriah, kedua keluarga berasal dari keluarga terhormat yang memiliki banyak relasi dan kenalan. Tentu saja acara ini dibuat semewah mungkin, dengan seluruh biaya ditanggung Alvin beserta keluarganya.

" Bocah itu benar-benar kaya " Bisik Gunawan pada Sarah.

" Apa sekarang kamu sudah merasa tenan melepas putrimu ? "

" Tentu tidak, saya lebih khawatir. Orang kaya mudah membuang apapun yang tak mereka sukai lagi lalu menggantinya dengan yang baru. "

" Hmm perkataan bijak dari mulutmu itu sangat menggelikan " Sarah tersenyum masam.

" Ayolah Sarah, masalah kita sudah selesai. Saya mohon jangan diungkit kembali. "

" Kalau bukan karena mu, mana mungkin Naya meninggalkan rumah lalu memutuskan menikah di usia yang sangat muda. Semua itu karena dia merasa kehilangan kasih sayang Ayahnya, dan berusaha membuktikan padamu bahwa dia bisa mendapatkan kasih sayang dari lelaki lain. Dari keluarga lain " Ungkap Sarah dengan mata yang berkaca.

Gunawan diam tak berani membalas ucapan Sarah, semua itu adalah kenyataan pahit yang terjadi dalam keluarganya. Mungkin inilah hukuman untuknya, maka Gunawan pun menerima dengan lapang dada.

Hari itu juga, setelah pernikahan selesai Alvin membawa Naya pindah kerumah yang sudah Alvin siapkan. Rumah yang Alvin dapatkan dengan uangnya sendiri, meskipun melalui cicilan perumahan. Namun rumah itu terdapat di perumahan elite tengah kota, cicilannya saja bisa menghabiskan seluruh gaji Naya jika dihitung. NAmun dengan pendapatan Alvin tentu saja cukup untuk menutupi segala kebutuhan mereka.

" Terimakasih ya Nay .. " Ucap Alvin seraya mengecup dahi Naya.

" Aku harap kamu gak kecewain aku ya Kak ? Aku udah relain masa muda aku buat kabulin keinginan orangtua kamu. "

" Iya aku paham Nay, aku berhutang banyak sama kamu. " Alvin mengusap pipi Naya lembut.

" Naya .. " Lanjut Alvin dengan tatapan yang dalam.

" Iya ? "

" Aku tak tega harus menyentuhmu. " Ucap Alvin jujur.

" Untuk apa kita menikah kalau kamu gak bisa ngelakuin ini Kak ? "

" Bukan gak bisa Nay, tapi dimata aku kamu masih gadis imut lugu yang aku kenal di toko baju lalu membeli lolipop ke pasar malam. Kamu ingat ?  "

Naya tersenyum mendengar perkataan Alvin lalu mengalungkan tangannya di leher Alvin.

" Tapi sekarang aku istrimu. "

" Ya aku tau Nay .. " Alvin memegangi kedua pipi Naya lalu mengecup bibirnya dengan lembut dan perlahan.

Sentuhan yang begitu memabukkan namun tetap begitu lembut, perkataan Alvin tentang tidak tega melakukannya pada Naya nyatanya itu benar hingga seberapapun dirinya terbakar gairah namun Alvin menahannya agar Naya tak tersakiti.

" Kak .. " Naya mengerang mencengkram tangan Alvin kuat.

" Kamu mau aku berhenti Nay ? " Tanya Alvin dengan ekspresi khawatir.

Naya menggeleng.

" Lanjutin Kak " Naya pasrah namun matanya pun ikut basah.

Alvin tau Naya menahan sakit untuk pengalaman pertama ini, namun bagaimana lagi cepat atau lambat mereka harus melakukannya. Bukan untuk memeuhi kebutuhan mereka saja, namun demi memenuhi keinginan Desi yang berharap segera mendapatkan seorang cucu. Keadaan inipun sudah sempat Alvin dan Naya bicarakan, mereka memutuskan untuk tidak menunda memiliki momongan, malah berharap lebih cepat akan lebih baik, karena harapannya adalah Naya bisa melanjutkan pendidikannya tahun depan setelah memiliki seorang anak agar Naya tidak kerepotan kuliah dalam keadaan mengandung.

Pergulatan panjang nan melelahkan itupun akhirnya tuntas, meski Alvin melakukannya dengan selembut mungkin namun bagi Naya rasanya tetap menyakitkan. Jujur Naya cukup takut untuk mengulangnya kembali jika nanti Alvin menginginkannya.

" Makasih Nay dan maaf aku nyakitin kamu. "

" Gak papa Kak, ini kewajiban aku. " Naya menepis kekhawatiran Alvin dengan senyuman manisnya.

Merekapun melanjutkan tidur malam yang nyenyak.

Kehidupan rumah tangga Naya dan Alvin berjalan baik, mereka lebih cocok dibilang berpacaran dibandingkan menikah. Karena tidak sepertii pasutri baru yang panas-panasnya. Melihat Naya kerap kali kesakitan saat berhubungan dengannya, membuat Alvin menahan diri dan enggan. Satu sisi Alvin pun lelaki normal yang jika melihat postur istrinya saja sudah membuat hasratnya cukup terpanggil. Demi tidak sering tergoda, Alvin lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja bahkan mengambil project keluar kota.

" Nay, aku izin mau dinas keuar kota ya dua minggu. " Ucap Alvin saat mereka sedang sama-sama merebahkan diri di ranjang berukuran king size itu.

" Project apa Kak ? "

" Bendungan Nay, agak lama karena aku harus persiapan ada visit dari gubernur dan menteri "

" Wah pantesan .. Aku gimana ? " Naya mengerucutkan bibirnya.

" Kamu disini aja ya Nay, kita kan lagi program buat baby. Takutnya kalo kamu dibawa kesana ternyata kamu hamil. kesana tuh jauh terus agak pelosok juga. "

" Yaaahh mau kapan baby nya jadi kamu nya aja jarang nyentuh aku Kak .. "

" Nay, kamu tau kan aku sayang banget sama kamu ? Aku gak tega lihat kamu kesakitan. "

" Ya itu karena kita jarang ngelakuinnya Kak, jujur aja ini juga jadi beban buat aku. Satu sisi Bunda pengen cepet kita punya anak, satu sisi nya lagi kamu nya yang terlalu hati-hati sampe udaj 3 bulan kita nikah aku masih belum hamil. Aku juga di kejar waktu buat persiapan kuliah yang cuman 9 bulan lagi. Aku pengen lanjutin kuliah dengan perasaan tenang, gak kepikiran beban batin tentang Bunda "

Alvin menarik nafas panjang lalu memejamkan matanya sejenak.

" Kita coba Nay .. Tapi aku gak akan bisa selembut biasanya. Aku selama ini bukan gak mau nyentuh kamu, tapi aku juga nahan diri. Kamu izinin aku buat negelepas ini kan ? Buat aku menikmati semau aku ? "

" Kalau itu buat kamu nyaman ngelakuinnya, aku gak masalah Kak. "

Alvin tidak bercanda dengan perkataannya, Alvin benar-benar menikmati permainannya terlepas dari Naya yang meringis. Kalau ingin melakukannya dengan terus menerus ya mungkin hanya ini caranya, membiarkan Alvin melepaskan hasrat nya terus menerus tanpa dihalangi rasa iba pada Naya. Setidaknya mereka harus melakukan ini sampai Naya bisa mengandung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!