Addara Azalea, gadis cantik dari desa plosok yang di panggil Dara. Tanpa sengaja menemukan sebuah batu berbentuk buku di tengah hutan saat ia mencari kayu bakar.
Bagaimana jadinya jika ia mendapatkan warisan dari wanita super kuat pada jamannya?
Akankah hal aneh yang terjadi padanya bisa membuat kehidupan Dara berubah menjadi lebih baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiindy ArAs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Aura membunuh.
Dara menikmati suasana sore hari di atas balkon kamar. Beberapa kali ia mengambil foto Selfi dirinya. Namun ia tidak memiliki sosial media manapun, jadi dia menyimpannya untuk dirinya sendiri.
Melihat fotonya di ponsel, ia menyadari jika dirinya tidak memiliki foto bersama Dimas.
Yang tidak Dara tahu, Dimas saat ini sudah mulai memiliki akun media sosialnya, karena Ryan mengajarinya dengan baik.
Bahkan Dimas baru tahu jika kurs Dollar ternyata sangat tinggi, saat ia tidak sengaja melihat di internet. Tentunya ia sangat terkejut, terlebih ia memborong pakaian saat itu tanpa tahu harga sebenarnya.
"Sepertinya aku harus meminta Pak Agam memanggil Fotografer, untuk memotret kami. Aku akan memajangnya di mansion, sekalian aku bingkai foto kami bertiga dengan ibu" ucap Dara pada dirinya sendiri.
Saat ia hendak meletakkan ponselnya, telepon masuk. Itu dari Carmila!
"Hallo" ucap Dara
"Hallo Ra, apa kamu sibuk?" tanya Carmila di ujung telepon.
"Tidak, kenapa memangnya?" tanya Dara
"Begini...." ucap Carmila menceritakan apa yang terjadi kemarin.
"Jadi kamu sudah memberikan obat itu untuk menyelamatkan orang lain? Apa kamu menginginkan pil lagi? Aku bisa memberikannya padamu, aku memiliki beberapa lagi" ucap Dara
Ia tidak keberatan memberikan satu pil lagi pada Carmila. Lagian ia terkesan dengan kebaikan Carmila yang rela menolong orang lain.
"Tidak, Tidak! Aku tidak menginginkan pil itu. Kalaupun iya aku akan membelinya, aku tidak mau menerima gratis lagi" ucap Carmila menolak
"Lalu?" tanya Dara
"Jadi maksudku Tuan Rukmana mengundang kamu untuk makan malam bersama sebagai ucapan terimakasih" ucap Carmila
"Tidak perlu, itu tidak ada hubungannya denganku. Kamu yang menyelamatkannya, jadi aku tidak memiliki peran apapun" ucap Dara
"Tidak ada hubungannya gimana? Kamu yang membuatnya, jadi kamu juga sangat berkontribusi atas kesembuhan Tuan besar Rukmana" ucap Carmila
"Dengarkan aku Ra, Keluarga Rukmana adalah keluarga papan atas kelas satu. Itu hanya satu peringkat di bawah tiga keluarga besar ibukota. Akan sangat baik jika kamu membangun koneksi dengan orang-orang yang hebat dan berkuasa. Kita tidak tahu apa yang terjadi kedepannya, setidaknya kita memiliki pegangan saat terjadi suatu masalah di kemudian hari" ucap Carmila lagi
Dara jelas tahu apa yang di ucapkan Carmila benar adanya. Liu Annchi adalah seorang putri kaisar dan juga seorang jendral perang. Jadi ia sangat tahu pentingnya koneksi dalam suatu hubungan sosial dan bisnis. Bahkan di jalan dulu pun sudah di terapkan.
"Oke. Jadi kapan makan malamnya?" tanya Dara.
"Benarkah? Bagus! Aku akan kabari kamu waktu dan tempatnya" ucap Carmila.
"Hmm" ucap Dara
Sambungan telepon itu terputus, saat melihat hari sudah mulai gelap. Dara bergegas untuk membersihkan diri dan turun untuk makan malam.
....
Setelah makan malam, Dara ingin berjalan-jalan karena merasa suntuk jika terus berada di dalam mansion.
Ia mengajak Dimas dan Ryan, namun keduanya kelelahan setelah berlatih, jadi Dara memutuskan untuk keluar bersama Sandi yang mengantarnya berkeliling.
Setelah memakai masker, Dara sudah siap keluar menyusuri pemandangan kelap-kelip lampu gedung di ibukota malam hari.
Saat melihat pusat jajanan kuliner di sebuah jalan, Dara meminta Sandi untuk memarkirkan mobilnya. Saat Dara mengajak Sandi untuk ikut, sandi menolak. Ia merasa canggung berjalan berduaan dengan majikannya. Ia tidak ingin orang lain mengira mereka adalah pasangan, jadi ia memutuskan untuk menunggu di mobil.
Dara tidak mempermasalahkannya, ia berjalan kaki menyusuri pusat kuliner itu. Ia baru saja makan, jadi perutnya masih kenyang. Jadi ia hanya berjalan mengelilingi pusat jajan itu, sambil menikmati suasana.
Seketika ia berjalan, ia merasakan aura mem**nuh. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari sumber nya. Pandangan matanya berhenti di sosok pria dengan baju hitam-hitam, ia juga mengenakan topi dan masker yang menutupi wajahnya.
Dara melihat pria itu menatap seorang wanita yang sedang membeli makanan bersama wanita lainnya. Dara langsung menyadari jika pria itu menargetkan wanita itu.
Meskipun Dara tidak mengetahui masalah sebenarnya apa, tapi ia tidak bisa diam saja melihat seseorang membunuh di depannya.
Terlebih ia yakin jika pria itu memiliki aura membunuh yang kental, jadi Dara tahu jika pria itu sudah terbiasa membunuh.
Grep!!!
Dara menyeret pemuda ke tempat yang sepi, melihat dirinya di seret. Ia memberontak marah, ia mencoba melepaskan cengkeraman Dara, namun gagal. Hingga keduanya berhebti di gang sepi.
"Siapa kamu? Kenapa kamu menyeret ku ke sini?" tanya laki-laki itu dengan sarkas.
"Aku? Hanya orang lewat, tapi ingi. menanyakan sesuatu. Mengapa anda menatap wanita itu? Tatapan anda pada seorang wanita itu yang begitu intens, orang-orang bisa salah paham jika kamu ingin melakukan pelecehan se**ual" ucap Dara
Laki-laki itu mengerutkan keningnya, ia menghela nafas dan mencoba bersikap tenang.
"Nona, anda salah paham. Aku hanya menatapnya karena aku merasa aku mengenalnya" ucap Laki-laki itu.
"Oh ya? Jadi apa dia temanmu atau musuhmu?" tanya Dara dengan setenang air.
"Nona, anda terlalu banyak ikut campur, itu urusanku dia temanku atau bukan" ucap pria itu kesal. Dia hendak pergi, namun suara Dara menghentikan langkahnya.
"Aku tahu kamu sangat membencinya dan ingin dia mati. Aura mem**nuhmu sangat pekat. Aku tidak tahu alasan kamu ingin mem**nuhnya, tapi itu perbuatan tidak benar jadi hentikan sekarang juga. Negara kita adalah negara hukum, kau akan di penjara atas tindakan pem**nuhan dan keluarga mu juga akan menderita" ucap Dara mengingatkan.
"Persetan dengan Hukum!!! Adikku mati tapi pembunuhnya masih berkeliaran dengan tenang. Hukum si*lan tidak berguna! Aku akan main hakim sendiri, karena tidak ada keadilan di negara ini. Wanita keparat itu menghabisi keluargaku satu-satunya! Karena ia tidak bisa di hukum, biar aku sendirinya yang menghukumnya" ucap pria itu.
Dara terkejut mendengarnya, ia tidak tahu hukum di negara apakah berjalan atau tidak. Tapi mendengar cerita pria di depannya, ia bisa menyimpulkan bahwa pria itu mendapatkan perlakuan tidak adil saat melaporkannya ke pihak berwenang.
Dara merasa simpati dengan pria itu. Terlebih ia juga memiliki adik yang merupakan satu-satunya keluarga. Apa yang akan terjadi jika Dimas yang ada di posisi adik pria itu.
"Apa kau memiliki bukti jika wanita itu yang membunuh adikmu?" tanya Dara masih tetap tenang
"Kau pikir aku bodoh? Meskipun aku bukan orang baik, aku tidak akan menuduh jika tanpa bukti di tanganku. Aku sudah mencari wanita itu selama beberapa hari, dan aku menemukannya sekarang, jadi aku tidak akan melepaskannya. Aku tidak peduli jika aku harus di penjara sekalipun setelah mem**nuhnya" ucap pria itu.
"Jika kau percaya padaku, aku akan membantumu dan membuatnya di hukum setimpal karena perbuatannya. Tapi, aku akan menyelidiki kebenarannya lebih dulu dan aku ingin mendengar secara rinci apa yang terjadi pada adikmu. Bagaimana" ucap Dara memberikan solusi
Pria itu terkejut mendengarnya, ia sedikit ragu. Apakah Dara benar-benar bisa menolongnya, namun ia akhirnya mengangguk.
"Aku mempercayaimu kali ini, aku akan menyerahkan salinan bukti itu dan menceritakan semuanya. Kau bisa menyelidikinya dan aku pastikan kalau ucapanku benar adanya. Jika kamu menepati janjimu Aku Ferdi siap menjadi budakmu kalau kau bisa menjebloskannya ke penjara dan di hukum minimal seumur hidup. Tapi, Jika ternyata kau hanya membual, aku tidak segan-segan mem**nuhmu juga" ucap Ferdi sangat yakin
"Oke, tidak masalah. Ingat janjimu!" ucap Dara yakin.
Meskipun ia tidak mengenal banyak orang hebat, namun ia yakin bisa membantu pria itu. Ia bisa menilai wanita yang di maksud Ferdi, meskipun terlihat seperti wanita kaya, namun Dara yakin jika kekayaannya tidak melampaui kekayaan dirinya.
Dan lagi, ia bisa meminta bantuan Carmila atau dengan cara lain. Dan tentunya ia akan mencari tahu dulu kebenarannya berita itu.
...•••••...