The Greatest Female Soul
Addara Azalea, seorang gadis desa yang sangat cantik berusia 19 tahun, ia biasa di panggil Dara oleh warga Desa S.
Dara hanya mampu menyelesaikan pendidikan sekolahnya sampai ke jenjang SMA. Bukan karena nilainya yang kurang, atau tidak ingin melanjutkan pendidikannya sampai ke perguruan tinggi.
Itu semata-mata karena terbatas perekonomian dan kondisi keluarganya yang tidak memungkinkannya untuk lanjut kuliah.
Ia sebenarnya mendapatkan beasiswa dari perguruan tinggi ternama di kotanya. Saat hasil ujian nasional nya memiliki nilai yang sangat tinggi, namun Ia menolaknya.
Dara hanya tinggal bersama dengan Adik laki-laki nya yang bernama Adimas Erlangga yang di panggil Dimas, yang kini duduk di bangku kelas 3 SMP.
Dimas adalah satu-satunya keluarga yang Dara miliki saat ini. Jadi tidak mungkin ia meninggalkan adiknya hidup sendirian, untuk melanjutkan pendidikan nya di kota.
Ibu Dara bernama Nayla Adi Raharjo, beliau sudah dua tahun yang lalu meninggal dunia karena sakit komplikasi yang di deritanya selama bertahun-tahun. Tepatnya saat Dara masih duduk di bangku kelas 2 SMA.
Sedangkan ayahnya, yang bernama Agung Sasmito masih hidup. Agung adalah orang yang paling di benci oleh Dara.
Sosok ayah yang harusnya menjadi cinta pertama untuknya, justru memberikan luka dan rasa sakit yang begitu dalam dan membekas di relung terdalam hatinya.
Tapi Dara tahu, jika yang paling tersakiti di sini adalah ibunya.
Sedangkan Dimas, ia tidak tahu dan tidak pernah merasakan kasih sayang dari seseorang ayahnya. Yang ia tahu ayahnya sudah meninggal, begitu yang di ceritakan Nayla saat Dimas menanyakan keberadaan ayahnya.
Dara sangat ingat, dulu keluarga kecilnya tinggal di ibukota, Ayahnya merupakan pedagang yang cukup sukses saat itu.
Nayla adalah sosok ibu yang baik dan istri yang setia. Nayla selalu menemani Agung dalam kondisi apapun dan berjuang bersama-sama merintis usaha itu sejak dari Nol.
Bahkan saat usaha dagang Agung merosot tajam hingga merugi dan terlilit banyak hutang. Nayla tetap setia mendampingi Agung, sampai akhirnya usaha mereka kembali naik dan lebih stabil, bahkan bisa membuka cabang baru di kota lain.
Namun setelah kebahagiaan dalam hidupnya itu, kenangan pahit yang tidak akan pernah ia lupakan menghampiri keluarga mereka. Menggores luka dalam di hati Dara dan juga Nayla saat itu.
14 tahun yang lalu. Tepatnya saat Itu Dara berusia 5 tahun, dan Dimas berusia 1 tahun.
Agung pulang dari bisnis dagangnya yang sudah memiliki cabang di kota lain. Mengatakan jika kemarin ia menikahi seorang janda beranak satu, dengan begitu entengnya.
Bahkan ia saat ini gelap mata tega mengusir Naila, Dara dan juga Dimas dari rumah yang sudah hampir 7 tahun mereka tempati.
#Flashback 14 tahun yang lalu
"Kamu tega mengkhianati aku mas!!! Bahkan kamu tega menceraikan aku dan membuatku menjadi janda demi janda yang lain!!! Di mana otak kamu? Apa kamu sudah tidak punya otak mas?? Kau tidak ingat anak-anak kita akan terluka jika tahu" ucap Naila dengan emosi yang meluap-luap.
PLAK!!!
Agung menampar Naila begitu keras, hingga kepala Nayla tertoleh dan bekas telapak tangan Agung membekas di pipinya.
"Tutup mulutmu!!! Beraninya kamu mengolokku dan menyumpahiku tidak punya otak. Jelas saja aku memilih dia, dia sangat jauh berbeda darimu! Dia adalah wanita yang cantik, anggun dan berkelas. Dia juga dari keluarga kaya raya, terpandang dan terhormat, tidak seperti kamu yang miskin dan sebatang kara. Sekarang kamu pergi dari rumahku, bawa kedua anakmu itu!! Aku tidak mau di repotkan oleh keberadaan kalian bertiga!" ucap Agung pedas, itu sangat menyakiti Nayla.
"Ya Tuhan, Bajingan kamu Agung!! Kamu boleh membuang ku, tapi kenapa kau begitu tega membuang kedua anakmu. Hanya karena wanita lain dan memilih merawat anak dari orang lain dari pada darah dagingmu sendiri!!! Apa kau lupa, modal kamu membuat usaha adalah uang tabungan milikku, kau sangat tidak tahu diri!!!" ucap Naila dengan keras.
Suaranya meninggi dengan dada naik turun penuh dengan emosi.
"Memangnya aku peduli? Apa kau ada bukti jika aku memakai uangmu? Asal kau tahu, rumah, toko dan tempat usaha atas nama aku. Jadi jelas itu milikku!!! Aku akan tetap menceraikan kamu! Angkat kaki dari rumahku sekarang juga!!! Bawa serta dua anak sialan itu dari pandanganku, aku tidak Sudi melihat kalian lagi! Dan ingat! Jangan bawa barang berharga yang ada di rumah ini! Karena kamu tidak berhak atas itu semua!!!" teriak Agung.
Dara melihat dan mendengar itu semua dengan jelas, pertengkaran kedua orang tuanya karena orang ketiga dan berujung perceraian dan pengusiran mereka.
Meskipun Dara masih kecil, namun ia pintar dan mengerti hal itu. Walaupun wajah ayahnya itu sudah tidak begitu ia ingat, namun kejadian itu tercetak jelas di ingatannya.
Setelahnya, Nayla, Dara dan juga Dimas yang di gendong Nayla, pergi dari rumah hanya dengan uang receh yang cukup untuk ongkos pergi ke sebuah desa plosok di sebuah kaki gunung kota Y.
Mereka bertiga Sampai di sebuah pondokan kecil di kaki gunung, tidak ada rumah lain di sana, setidaknya tidak ada rumah lain sampai jarak 100 meter dari pondokan itu.
Untuk sampai di sini saja mereka harus berjalan 1 jam dari jalan utama, yang bisa di lewati angkutan umum. Karena jalan di sana sangat sempit dan hanya bisa di lalui sepeda atau kendaraan roda dua.
Pondokan itu di huni oleh seorang wanita tua yang Nayla panggil Bibi.
Namanya bibi Wastini atau biasa di panggil bibi Tini atau nenek Tini, karena Dara memanggilnya dengan sebutan Nenek. Namun Nenek Tini tidak tinggal lama bersama mereka, karena beliau meninggal dua tahun setelahnya.
Naila tetap menyekolahkan Dara, meskipun keuangan mereka sangat minim dan juga jarak dari pondokan ke sekolah sangat jauh. Kurang lebih 1 jam dengan berjalan kaki.
Untuk makan sehari-hari mereka ambil dari hasil kebun belakang yang mereka tanami sendiri berbagai jenis sayuran. Ada pula ayam kampung yang sengaja mereka ternak dan sudah ada 11 Ekor, cukup untuk membuat group kesebelasan sepakbola antar ayam 😂.
Jika ingin makan Ikan, Nayla akan mencoba menangkap ikan di sungai, yang letaknya 50 meter dari pondokan.
Untuk membeli beras, mereka menjual sayur yang ia tanam di pasar, yang lagi-lagi jaraknya sangat jauh dari pondokannya itu.
Untuk sekolah, baik Dara maupun Dimas. Di anugerahi otak yang jenius. Hingga mereka mendapatkan beasiswa dan tidak membayar uang sekolah.
Beruntung mereka tinggal dan bersekolah di desa yang mayoritas adalah keluarga miskin. Jadi pembully-an tidak ada di sana, hanya saja masih ada beberapa siswa yang merasa keluarga mereka sedikit mampu dan menghasilkan uang yang lebih banyak. Jadi merasa sombong dengan omongan yang begitu tinggi, yang kadang-kadang mengolok-olok Dimas dan Dara.
Sebelum Nayla meninggal, Ia memberikan Dara sebuah photo Nayla saat ia muda bersama satu pria muda dan sepasang orang tua.
"To-long sampaikan ma-af ibu, untuk me-reka. Ibu sangat menye-sali semuanya, dan i-bu tau. Sangat terlam-bat bagi ibu memin-ta maaf pada mereka. Alamat me... mere-ka di ja-lan...." ucap Nayla terpotong, ia tidak bisa melanjutkan ucapannya.
Karena waktunya hidup sudah habis, malaikat maut mengambil nyawanya tanpa memberikannya kesempatan untuk ia menyelesaikan pembicaraannya pada putrinya itu.
Setelahnya Nayla menghembuskan nafas terakhirnya. Saat itu pula membuat Dara dan Dimas dalam kondisi berduka, bersedih serta terpuruk.
Namun karena saat ini Dara memikul semua tanggung jawab keluarga, jadi dia harus tetap kuat meskipun sebenarnya ia sangat rapuh. Setidaknya ia harus kuat demi adiknya, Dimas.
Ia melihat ke arah photo usang yang berada di tangannya, ia pikir itu adalah photo keluarga ibunya. Jika tebakannya benar, kemungkinan keluarga dari pihak ibunya masih ada. Tapi ia bingung, kenapa ibunya tidak pernah bercerita padanya tentang keluarga ibunya itu.
#Flashback Off
...••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 539 Episodes
Comments
MOROTO
Lah emang bapak nya masih hidup? kok gw selama maraton dulu gapernah tau scene bapaknya muncul? apa karena belum nyampe? terakhir baca sih pas si Dara ngikut turnamen bela diri Ama Kai, ngulang lagi karna iseng hehe
2024-10-24
0
endstory
yang tidak bisa dilewati bukan yg bisa dilewati
2024-08-27
0
Nor Azlin
kenapa juga si Naila tidak memberi tau siapa yang ada di foto itu & siapa mereka pada anak2 nya ...kenapa saat mereka di usir tidak pergi aja mencari mereka yah...walaupun kemungkinan mereka menghalau mu tapi kan kamu & anak mu itu bisa meminta maaf pada mereka yah ...kemungkinan belas kasihan itu ada ketana cucu2 mereka pasti luluh ...kenapa disaat sekerat baru mau cerita tentang keluarga dari mu ...kan sekaran anak2 mu bertambah menderita kerana kamu tidak sempat memberi tau alamat & siapa mereka pada anak mu itu ...semoga Dara cepat mencari tau siapa orang yang ada di foto itu deh ...kasihan seksli udah di usir oleh ayah yang tidak bertanggungjawab malah di tinggal mati oleh ibu tercinta dalam keadan serba kekurangan ...uwang tidak cukup tempat tinggal jauh dari penempatan orang lain juga jauh dari pasar deh ...lanjutkan thor
2024-07-10
0