NovelToon NovelToon
Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Kisah tentang seorang agent BIN dan putri konglomerat yang suka membuat onar.

Ayah Zuin tiba-tiba ditangkap karena kasus korupsi. Namun dibalik penangkapan itu sang ayah ternyata bekerja sama dengan BIN meneliti sebuah obat yang diyakini sebagai virus berbahaya yang mengancam nyawa banyak orang.

Dastin Lemuel, pria tampan dengan sejuta pesona itu di percayakan oleh ayah Zuin untuk mengawasi gadis itu. Zuin sudah membenci Dastin karena dendam di night club malam itu. Tapi, bagaimana kalau mereka tiba-tiba tinggal serumah? Apalagi Dastin yang tidak pernah dekat dengan perempuan, malah mulai terbiasa dengan kehadiran Zuin, sih gadis pembangkang yang selalu melawannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

"Mau kemana?"

Dastin tidak jadi membuka pintu mobilnya saat menyadari Zuin yang terus berjalan mengikuti kelompok Gean didepan sana. Pertanyaan pria itu menghentikan langkah Zuin sebentar. Gadis itu menengok kebelakang. Gilang dan Sari ikut menatap gadis itu.

"Bukankah aku sekelompok dengan mereka?" tanya Zuin menatap Dastin polos. Ia ingat tadi Dastin hanya menyebut dua nama yang satu tim dengannya. Berarti dia tidak termasuk dong karena namanya tidak disebut oleh pria itu. Dastin menghembuskan nafas panjang. Gadis itu benar-benar.

"Kau tetap bersamaku. Cepat masuk." perintah Dastin. Dengan berat hati Zuin berjalan malas ke arah mobil Dastin dan memilih duduk di jok belakang. Ia sempat menatap ke Sari sebentar. Karena wanita itu tersenyum padanya dan keliatan cukup ramah, tidak seperti perempuan yang mirip nenek lampir tadi, Zuin balas tersenyum pada wanita yang mungkin delapan atau sembilan tahun lebih tua darinya tersebut. Sari ikut duduk di jok belakang bersama Zuin. Gilang duduk didepan, samping Dastin yang menyetir.

"Padahal mobil didepan sana lebih bagus. Kelihatannya jauh lebih mahal. Tapi malah disuruh naik mobil murah begini." celetuk Zuin asal bunyi. Gilang dan Sari menahan tawa, apalagi melihat wajah jengkel yang terpampang jelas di wajah Dastin. Sari bisa lihat jelas ekspresi jengkel Dastin dari balik spion tengah. Sebenarnya mobil pria yang mereka naiki ini adalah salah satu mobil keluaran terbaru yang harganya tidak jauh berbeda dengan mobil mewah milik Gean. Yah, Dastin dan Gean adalah dua lelaki yang berasal dari keluarga kaya di BIN. Tidak heran barang-barang mereka adalah barang-barang keluaran terbaru yang diincar oleh kebanyakan orang kelas atas. Bukannya pamer, tapi Dastin memang senang mengoleksi barang mahal. Ia sudah terbiasa dari kecil. Mungkin Gean pun begitu.

Sari merasa mata Zuin perlu di cuci biar tahu melihat mobil mahal itu seperti apa. Lalu tak lama kemudian mobil Dastin melaju meninggalkan mall besar tersebut.

                                  ***

Entah berapa lama perjalanan yang mereka tempuh hingga akhirnya sampai ke daerah tempat tujuan mereka, di sebuah pedesaan. Zuin masih terlelap sambil memeluk boneka beruang. Tadi ia memaksa Dastin membelinya, ketika mereka mampir sebentar di sebuah toko. Zuin lalu membuka matanya perlahan, ia dapat merasakan mobil itu berhenti beroperasi.

Gadis itu menegakkan badannya yang serasa remuk akibat terlalu lama tidur dengan posisi duduk. Matanya menatap ke segala sisi mobil, dibagian samping, dan bagian depan, namun penghuninya sudah tidak ada. Hanya dirinya sendirian yang berada di dalam mobil. Kemana mereka? Pandangannya berpindah ke luar mobil. Oh, ternyata mereka ada di sana. Apakah sudah sampai? Ia bertanya-tanya sendiri dalam hatinya.

Zuin meregangkan otot-otot kakinya dan meluruskannya kedepan kemudian keluar dari mobil. Orang-orang yang lebih tua darinya itu terlihat berbaris sejajar menikmati sejuknya udara sore di tepi danau yang kebetulan berada di daerah tersebut. Zuin ikut melihat pemandangan alam yang agak asing yang pastinya tidak akan ia dapati di dalam kota tempatnya tinggal.

Air yang begitu jernih dan suasana yang terasa begitu damai, tidak ada orang-orang banyak yang berlalu lalang di tempat itu. Hanya ada beberapa pasang orang yang tampak menikmati indahnya pemandangan sore hari bersama.

Seumur hidup, Zuin baru pertama kalinya menginjakkan kaki di tempat ini, tapi dia senang. Apalagi pemandangannya begitu mendukung. Saat dirinya melirik ke sebelah kiri, pandangannya bertemu dengan sosok perempuan sinis itu. Siapa lagi kalau bukan Ayyara. Senyum diwajahnya menghilang seketika. Entah sejak kapan wanita itu menatapnya dengan sinis seperti itu, yang pasti kelihatan sekali Ayyara amat memusuhinya.

Sayang sekali Zuin tidak peduli akan hal itu. Kalau ada orang yang membencinya, ia malah lebih senang mencari gara-gara dengan mereka. Awalnya Zuin sedikit tidak mengerti kenapa wanita itu terus melihatnya dengan sikap menantang dan penuh permusuhan. Tapi sebagai sesama perempuan, ia bisa merasakan ada kecemburuan. Apalagi setelah dilihat-lihat sepertinya wanita itu menyukai Dastin. Mungkin itu jadi salah satu alasan kenapa sih Ayyara itu tidak suka padanya.

Zuin mencebik. Tiba-tiba ia mendapatkan ide. Gadis itu berjalan cepat dan masuk dengan seenaknya di antara Dastin dan Gilang yang berdiri bersebelahan kemudian tanpa izin menyusupkan tangannya ke dalam lengan Dastin. Bahkan kepalanya sengaja ia sandarkan ke lengan pria itu sambil menatap Ayyara yang berjarak tak jauh dari situ dengan wajah penuh kemenangan.

Tentu saja Dastin heran kenapa gadis itu bertingkah tidak biasa seperti ini. Namun pria itu tidak merasa terusik sama sekali. Ia membiarkan Zuin melakukan apapun yang dia mau selama gadis itu tidak mengacau. Dastin tidak sadar sekarang mereka tengah diperhatikan oleh yang lain. Gilang sendiri merasa Dastin agak berubah.

Dulu Dastin anti sekali didekati perempuan seperti ini. Ia selalu menghindar dan menjauh kalau-kalau ada yang sengaja mendekatinya. Tapi entah kenapa terhadap gadis labil ini pria itu membiarkannya karena alasan dirinya diberi perintah untuk menjaganya, atau diam-diam Dastin sudah ada rasa. Namun dugaan kuat Gilang adalah, Dastin mungkin mulai menyukai gadis itu. Pria itu tersenyum tipis, penasaran bagaimana hubungan keduanya kedepan nanti.

Setelah puas meledek Ayyara, dan membuat perempuan itu cemburu abis padanya, Zuin melepaskan tangannya dari lengan Dastin lalu mengecek ponselnya. Ia ingat dirinya belum memberi kabar pada Ketty tentang kepergiannya. Tumben sekali juga Ketty belum menghubunginya, padahal sudah hampir seharian dirinya tidak menghubungi sahabatnya tersebut.

Dahi Zuin berkerut. Kenapa ponselnya tidak bisa berfungsi? Tidak ada jaringan? Ia mengangkat hpnya tinggi-tinggi. Wajahnya berubah kesal.

"Desa apaan ini? Kan bukan di pelosok-pelosok kampung juga. Kenapa malah nggak ada sinyal sih?! umpatnya kesal.

Dastin ikut merogoh ponsel dari saku jaketnya dan memeriksa benda itu. Di ponselnya baik-baik saja, sinyalnya penuh.

"Sini aku liat." tangannya terulur meminta Zuin memberikan hpnya sebentar agar dia bisa memeriksanya.

Dastin terus mencari tahu apa yang salah tapi didapatinya. Ponsel Zuin itu memang tidak tersedia jaringannya sama sekali. Dastin bertanya-tanya dalam hati kenapa bisa seperti itu.

"Kau pakai kartu apa?" itu suara Gean. Pria itu sedang berdiri dibagian kiri Dastin.

"Three." sahut Zuin.

"Oh, berarti itu penyebabnya. Jaringan three tidak tersedia di daerah ini." kata Gean lagi. Sebelumnya ia pernah datang ke sini jadi ia tahu.

Wajah Zuin makin kusut.

"Terus gimana dong? Kan aku mau nelpon Ketty sama Nako buat ngasih kabar." seru Zuin jengkel. Tahu-tahu begini ia sudah membeli kartu lain sebagai cadangan. Gadis itu mendelik tajam ke Dastin. Semua ini gara-gara pria itu. Lalu ia melihat Dastin mengulurkan ponsel milik pria itu padanya.

"Hubungi temanmu pakai hpku saja." katanya. Dengan setengah hati mengambil ponsel milik pria itu dan berjalan sedikit menjauh dari mereka.

"Aku masih tidak percaya, kau bisa tahan menangani gadis pembangkang itu." Gilang bersuara melirik Dastin. Dastin hanya tertawa kecil. Ia juga tidak tahu kenapa, tapi perlahan ia mulai terbiasa. Malah kalau gadis itu tidak ada, dia yang merasa aneh. Hidupnya terasa sunyi.

"Kau sudah menghubungi penjaga villa yang akan kita tempati untuk sementara?" kali ini Gean yang bertanya. Dastin memiringkan kepala ke kanan dan menganggukkan kepala.

1
Sri Widjiastuti
teman yg baik nih si sari
Sri Widjiastuti
marlon nya blm ketangkep kan??
Sri Widjiastuti
sok tahu lagi si zuin
Sri Widjiastuti
zuin zuin sok2 an deh
Sri Widjiastuti
lhah pak petugas piye? ada penculikan kok g tahu sihh?? 😇😇
Sri Widjiastuti
ayara blm ditangkep sihh
Sri Widjiastuti
g dicari gitu, kenapa zuin minum perangsang??
Sri Widjiastuti
g caya kan si zuin... emang zuin pupuk bawang. keras kepala nya digedein
Sri Widjiastuti
si bonek ketty nihh
Sri Widjiastuti
ketty2...
Sri Widjiastuti
g pinter kamu zuin
Sri Widjiastuti
zuin zuin.... masa G pernah tahu polisi G pake sragam( Intel) gitu...?? oon nya
Niaa
Luar biasa
Niaa
😁😁🥰
Hidayatul Hasanah
Jariku gatel pingin jitak Zuin ,...nggregetno 😡😡😡
Griselda Nirbita
gerak cepat juga ini Dustin
Griselda Nirbita
sabar ya Dustin sabar...
Griselda Nirbita
bukan macam macam.. hanya satu macam saja... benar kan Dustin??
Griselda Nirbita
ya ampun Zuin malu maluin aja... wkwkwk
Griselda Nirbita
alur cerita yg unik... bikin para readers mu penasaran thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!