Arisha, gadis yang tidak pernah merasakan kebahagiaan setelah orang tuanya berpisah.
Tak disangka, takdir membawanya bertemu shean. Pria yang ditinggal istrinya setelah melahirkan putranya..
Demi biaya operasi ibunya, risha terpaksa menerima tawaran shean untuk menjadi ibu sambung dari putranya yang hanya menginginkan gadis itu..
Mampukah Risha menjalani peran Seorang ibu untuk Archie, dan menjadi istri kontrak untuk shean?...
Happy reading...
Tinggalkan jejak berupa Like komen jika suka dengan cerita ini. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Pertemuan tak terduga
Risha Tersenyum kecut. Gadis itu membuka Kembali bungkusan burger dan membuka isinya.
"Buka mulutmu..." Titah Risha, tangannya menyodorkan kemulut Shea membuat pria itu menatapnya menggeleng.
"Kau saja yang makan." Tolak shean.
"Waktu itu kau memaksaku direstauran, sekarang aku juga memaksamu! Ayo, buka mulutnya sayang.." Risha tersenyum manis membuat shean merinding mendengarnya. Refleks, pria itu membuka mulutnya dan menggigit Burger ditangan istrinya.
Tadinya bilang nggak mau, tapi satu burger dan salad itu ludes dimulutnya. Shean menyeka ujung bibirnya yang terkena noda Salad Menggunakan Tissue yang memang sengaja dibawa sebagai perlengkapan Archie.
Pria itu menatap istrinya yang Sedang memangku sigembul yang tertidur. Shean mengambil sehelai tissue dan menyeka Ujung bibir istrinya yang terdapat sisa makanan. Archie tadi rewel minta dipangku mamanya, makanya risha terburu-buru.
Perbuatan Shean Sontak saja membuat risha terkejut. Risha menoleh kesamping, netra hitam shean dan mata coklat terang risha langsung bertemu. Tatapan mereka beradu sejenak membuat gelenyar aneh dalam hati risha, jantungnya memompa begitu cepat ketika tangan kekar itu menyentuh ujung bibirnya dan Mata hitam pekat itu menatapnya Begitu Intens.
Bukan hanya risha yang merasakannya, Shean pun Juga sama, Jantungnya tiba-tiba berdetak sangat cepat. Namun shean menyangkal bahwa itu hanya perasaan sekilas.
Shean melepaskan tangannya ketika fikirannya telah sadar, risha menjadi gugup dan salah tingkah.
"Maaf, Bibirmu kotor.."
"Aku bisa sendiri. Terima kasih.." Risha mengambil sehelai tissue yang diberikan shean dan membersihkan bibirnya yang terdapat noda makanan.
Jam 2 siang setelah Baby Archie bangun dari tidur siangnya, hanya sebentar. Shean memutuskan untuk pulang. Baby Archie sudah berada distrollernya dan risha duduk dibangku dekat tikarnya menunggu shean yang beberes dan membayar biaya sewa.
"Archie masih ngantuk ya?" Tanya risha membungkuk Guna menatap dekat wajah sang putra.
Bayi kecil itu menguap, risha sigap menutup mulutnya dengan dua jari. Archie kalau ditanya lebih senang langsung dengan kenyataannya, buktinya Ditanya mengantuk langsung menguap. Anak kecil memang tidak bisa berbohong.
"Arisha..." Panggil seseorang dari arah yang tak jauh dari tempat duduk risha. Merasa terpanggil risha menoleh kesumber suara.
Seorang pria terbalut kemeja Navy lengkap dengan Jasnya. Risha menyipitkan matanya dan berdiri melihat lebih jelas Gerangan Pria yang memanggilnya. Pria itu berjalan cepat kearahnya dan berhenti tepat didepannya.
"Arisha..Kamu benar Arisha, kan? Astaga.. Asal kamu tahu, Satu tahun lebih Aku mencarimu mengitari Australia.." Celetuk pria itu. Pria itu menatap Gadis didepannya dengan Raut bahagia.
"Jax Jaxton?..." Gumam Risha pelan. Risha menatap tak percaya pria yang dulu membantunya memberikan pekerjaan kini berdiri didepannya. Mimpi kah?
"Iya, ini aku...Kau kemana saja selama ini?" Tanya Jaxton, Pemilik bola mata Hazel. Namun lebih indah milik shean, karena bola mata shean sudah lebih dulu menariknya.
"Aku... Aku pindah kesini, Permintaan dari ibu." Jawab risha.
Jaxton memangut² Jawaban Gadis didepannya. Gadis yang selama satu tahun lebih ini dicari. "Apa kabar mu, angga dan ibu?" Tanya Jaxton, pria itu tersenyum dan risha dapat melihat cekungan dipipi kanannya. Itulah yang menjadi daya tarik bagi seorang Jaxton Ellard, Tampan, mapan, bujangan Tinggi badanya sama dengan Shean, Pria itu dan shean memiliki porsinya sendiri-sendiri.
"Kami sangat baik. Angga dan ibu juga sehat.." Risha menjawab sembari tersenyum ramah dengan mantan bosnya. "Kamu sendiri?" Lanjut risha membalik pertanyaan Jaxton.
"Kabarku kurang baik setelah kamu pergi, Mel.." Jelas Jaxton, pria berusia 31 tahun itu Menunjukkan wajah Kesedihan.
Mel, Melia. Jaxton menyukai Nama Belakang Arisha, Selama dia mengenal Arisha, Jaxton Selalu memanggil Dengan nama Melia. Dan baru tadi risha mendengar pria itu memanggil nama depannya.
Risha tersenyum kaku. "Kenapa sedih? Aku masih dibelahan bumi, hanya beda negara. Tenang saja, Tuan Jaxton Ellard yang terhormat.." Ujar risha sembari menepuk pelan bahu Pria Tampan yang pernah menjadi bos nya.
Keakraban risha dan Jaxton tidak bisa dibilang seperti Atasan dan bawahan. Mereka seperti adik dan kakak, menurut risha. Lain dengan jaxton yang menganggap Risha sebagai Perempuan yang selalu diharapkan mendampingi hidupnya kelak. Namun risha tak pernah tahu perasaan pria itu yang sebenarnya. Karena Jaxton selalu menunda ungkapan hatinya, pada saat pria itu ingin jujur risha terlanjur hilang bak ditelan alam.
"Ya, tapi kau tidak memberitahu--"
"Sayang..." Panggil Shean yang langsung menghentikan ucapan Jaxton. Shean merangkul pundak Istrinya dengan Erat.
Risha sontak kaget dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Astaga, pria itu.. Risha lupa.
"Aku sudah selesai beberes sayang. Ayo, kita pulang.. Kasihan Putra kita terlalu lama diluar." Suara shean Pelan namun menekan. Shean semakin mengeratkan Rangkulan dibahu istrinya, bahkan jari-jarinya sengaja menekan lengan yang tertutup cardigan, namun mampu membuat risha merasakan Arti dari ucapan shean.
Risha mengangguk patuh.
"Siapa dia mel?" Celetuk Jaxton. Jaxton merasa tidak terima dengan apa yang dilakukan Shean terhadap Gadis pujaan-nya. Berani sekali dia!
Risha Berusha tersenyum, namun Jari-jari Shean yang semakin menekan lengannya membuat Risha tidak bergeming, gadis itu tidak berani menjawab pertanyaan Pria lain yang akan membuat Shean murka.
"Perkenalkan, Saya Shean Suami dari Arisha Camelia.." Shean yang menjawab. Pria itu mengulurkan tangan kanannya guna menjabat salam kenal kepada jaxton yang diam mematung mendengar Pengakuan Pria disamping Risha.
Jaxton menggeleng berusaha menyangkal Kebenaran yang dia dengar. Bertahun-tahun dia menyimpan hatinya untuk gadis pujaannya, namun kini, Apakah dia harus menelan pahitnya kenyataan karena Risha telah berdua?
"I-itu tidak benar kan, mel?" Tanya Jaxton, matanya Mencari kebohongan Dimata Coklat Risha. Namum hasilnya nihil.
"Ayo sayang, kita pergi.." Ucap Shean lagi, Tangannya yang satu lagi mengambil Alih Mendorong Stroller baby Archie, dan satunya masih setia Merangkul istrinya Agar berjalan meninggalkan Pria yang mengusik Hati kecil shean. Siapa pria itu sebenarnya?
"Jax, Aku pergi dulu yaa..." Sebelum Pergi, risha berpamitan kepada pria yang diam menatapnya dengan sejuta Kekecewaan dan patah hati.
Shean tak ingin istrinya berlama-lama disana, pria itu langsung membawa Risha pergi menuju mobil diparkiran Taman.
Jaxton Memejamkan mata hazelnya yang terasa panas, tangannya memegang dadanya mengecek detak jantungnya. "Inikah Akhir semuanya, Mel? Aku belum menyatakan perasaanku padamu.. Mengapa kamu lebih dulu Bersama orang lain.." Jaxton bergumam sembari menatap kenyataan gadis pujaannya berjalan bersama masa depannya.
Sepanjang perjalanan didalam mobil, Shean hanya diam saja. Begitu pula risha, gadis itu masih tidak percaya akan kehadiran Pria yang dianggap kakaknya. Risha senang bisa bertemu pria itu, sayang sekali, shean sepertinya akan menjadi Boomerang.
"Kau tidak lupa dengan perjanjian kita kan?" Tanya shean, pria itu melirik istrinya dari kaca spion atas.
Selama masa dalam perjanjian, kedua belah pihak dilarang menjalin hubungan terlarang dengan orang lain.
Risha mengingat kembali poin ke 4 dikontrak perjanjian. "Aku tidak lupa shean, tenang saja.." Ujar Risha.
Shean menyeringai.
"Jika kau ingin bersamanya, tunggulah sampai kontrak kita selesai!!"
*
*
*
Bersambung...