Perjalanan Waktu Sang Mafia

Seorang gadis cantik tengah berdiri di tempat yang sangat gelap. gadis itu melirik kesana kemari.

"dimana aku..?" gumamnya.

Keyla, gadis cantik itu adalah, Keyla Abraham. gadis berusia 17 tahun itu bingung dirinya ada dimana. tempat gelap, sunyi dan dingin. sungguh, membuat gadis cantik itu takut.

"hallo... ada orang enggak!?... Hallo..." teriaknya.

Keyla mencoba lari kesana kemari sembari berteriak-teriak.

"Hiks... siapapun... tolong..." Keyla menangis sejadi-jadinya.

'Brukk'

Keyla menjatuhkan dirinya diatas tanah. ia kembali menangis.

"hiks... hiks..."

"Ayah, ayah mau kemana?" tiba-tiba saja Keyla mendengar suara anak kecil. ia pun mendongakkan kepalanya.

ia melihat seorang anak kecil perempuan yang menangis.

"ayah, ibu... jangan tinggalin Keyla, Keyla takut..." ujar Anak kecil itu sembari memegangi tangan seorang wanita paruh baya.

Keyla menatap lekat anak kecil itu. yah, anak kecil itu mirip dengannya. dan, mimpi ini... sama dengan kejadian saat dirinya dibuang ayah dab ibu kandungnya.

"Keyla, dengarkan ayah. kamu disini saja dulu, ayah sama ibu mau pergi sebentar..." ujar pria paruh baya itu.

"hiks.. enggak mau, Keyla mau ikut ayah sama ibu..." tangis Keyla kecil.

rahang pria paruh baya itu mengeras, ia melayangkan tangannya memukul putri kecilnya itu.

'Plakk'

"anak sialan!!! kalau saya bilang kamu disini saja, yaudah nurut!!!" bentaknya.

tubuh Keyla kecil bergetar, ia meremas tanah. air mata lolos begitu saja dari pelupuknya.

"sudah, Keyla! ibu sama ayah pasti jemput kamu lagi..." ujar wanita paruh baya itu .

"sudah, Bu. ayo kita pergi..." ujar pria paruh baya itu sembari Menarik tangan sang istri.

Keyla kecil yang masih tersungkur di tanah, mencoba bangkit.

'Grep'

Keyla kecil memegangi kaki sang ayah.

"ayah... jangan tinggalin Keyla, Keyla takut... hiks..." mohon Keyla kecil.

'Dukk'

Pria paruh baya itu menendang tubuh mungil Keyla kecil dengan keras.

"anak tidak berguna, jangan sentuh saya!" bentaknya lalu pergi meninggalkan Keyla kecil.

"hiks... k-kenapa... hiks.. kenapa ayah sama ibu tinggalin aku... hiks..." tangis Keyla sesenggukan. Keyla memeluk lututnya. takut? tentu saja dia takut.

"Keyla takut..." Cicit Keyla kecil.

sementara, Keyla 17 tahun itu tidak sanggup menahan air matanya. tubuhnya gemetar.

"a-aku juga takut..." gumamnya. ia pun berjalan kearah Keyla kecil.

Keyla remaja mencoba menyentuh bahu anak kecil itu, tapi...

Keyla Remaja dikejutkan dengan wajah Keyla kecil yang menyeramkan.

"Ahhhhhh!!!!!"

"Nona, Nona... anda baik-baik saja!?" Tanya Shuzu khawatir.

"mimpi itu lagi..." gumamnya.

"tuanku, apa anda baik-baik saja!?" tanya Tong Tong tiba-tiba muncul.

"Keyla, kau kenapa!?" tanya Xiahantu yang juga tiba-tiba muncul.

"a-aku tidak apa-apa. Zu, siapkan pakaianku, aku akan mandi." perintah Xia Re sembari bangun berdiri.

"Keyla, apa kau benar-benar tidak apa!?" tanya Xiahantu khawatir.

"iya, tuan. sepertinya kau tengah tidak baik-baik saja!"

"berisik! aku baik-baik saja. kalian pergilah" usir Xia Re lewat batin.

dengan perasaan cemas, Xiahantu dan Tong Tong pun pergi menghilang.

"Nona, air mandi anda sudah disiapkan." ujar Mixu sembari membungkuk.

"hm."

setelah selesai dengan ritual mandinya. Xia Re keluar kebelakang paviliunnya menemui seseorang.

"Kami memberi hormat kepada Nona Re."

Xia Re menatap ketiga laki-laki didepannya itu.

"hm. bagaimana laporan kalian!?" tanyanya.

tampak ketiga laki-laki itu saling pandang. lalu mengangguk.

"Nona, saya sudah mencari informasi tentang marga'Me'. ada beberapa bangsawan yang bermarga'Me'. ada juga beberapa rakyat biasa."

"bagus, Mark. terus gali informasi."

"lalu, apa laporanmu Fui Go!?"

"izin menjawab, Nona. keadaan dimarkas baik-baik saja. hanya saja...," Fui Go tidak melanjutkan ucapannya, membuat Xia Re penasaran.

"hanya saja apa?" ucap Xia Re sembari menaikkan sebelah alisnya.

"ada salah satu pasukan yang tiba-tiba jatuh sakit lalu meninggal dengan sadis" Xia Re yang mendengar itu tersenyum puas.

"meninggal dengan sadis?" beonya.

"iya, Nona. seluruh organ tubuhnya tiba-tiba keluar dari hidung dan mulutnya. matanya pecah, rambutnya rontok, tubuhnya membiru, telapak tangannya mengeluarkan belatung." jelas Fui Go.

"itu masih kurang sadis." semua yang mendengar ucapan Xia Re mendadak merinding. apa tadi katanya? masih kurang sadis?

"tuan, menurutku itu sudah sangat sadis..." ujar Tong Tong bergidik ngeri saat mendengarnya.

"betul itu, Key. tapi, kenapa kau biasa-biasa saja!?" ujar Xiahantu.

"kalian ingin tau kenapa dia bisa seperti itu!?" tanya Xia Re. mereka semua pun mengangguk.

"itu karena--"

TBC

assalamualaikum, semua. gimana kabar kalian?

Chapter ini, Sansan bikin kemarin malam pukul 01.00 malam. habis belajar Sansan langsung nulis ni chapter.

ngomong-ngomong tentang belajar, Sansan mau curhat nih:(

Sansan tuh paling suka pelajaran agama. baik itu Fiqih, Al-Qur'an Hadits, SKI ataupun Ke-Nu an.

padahal Sansan baru buka buku pelajaran, niat mau belajar. malah udah dibuat pusing aja. kyaaa Mafia ngeselin banget sih. mending kalo Mafianya cowok ganteng, duda sugar Daddy. tapi, Mafia yang Sansan maksud itu, Matematika, Fisika, Arab T^T

kalian jaga diri baik-baik, ya.

jangan lupa patuhi protokol kesehatan.

makan yang teratur jangan kayak Sansan, makan telat Mulu, jdi sakit:(

yaudah, deh. Babay.