"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"
Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.
Gadis itu di tuntut untuk ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.
Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.
Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Dengan rambut berantakan seperti singa Kristal keluar dari lift, masih mengenakan piyama gadis itu berjalan ke arah meja makan untuk mengisi perutnya. Ia tidak makan dari semalam dan langsung tidur karena kelelahan, membuatnya harus bangun pagi-pagi untuk mengenyangkan cacing di perutnya.
"Selamat pagi, Nyonya," sapa salah satu pelayan mansion dengan ramah.
Para pelayan yang ada di keluarga Lysander memang terkenal dengan kepribadian yang baik, mereka selalu menjalani tes khusus sebelum di terima di keluarga ini.
"Selamat pagi." Dengan mata yang sedikit bengkak Kristal menoleh ke arah meja makan. Tatapannya seketika berubah datar saat mendapati Kay, Leo, dan juga wanita kemarin sedang duduk bersama menyantap sarapan. Suasana hatinya memburuk. Apa ia makan di kamar saja?
"Mari, Nyonya. Saya sudah membuatkkan nasi goreng kesukaan Nyonya," seru bibi Neri, koki yang memasak di mansion Kay.
Kristal tersenyum tipis, mengangguk singkat, ia berjalan mendekati meja makan. Piring yang tadinya berada di samping Kay kini ia ambil dan duduk di samping Leo. Tanpa menunggu lama Kristal berdoa dan menyantap sarapannya, mengabaikan mereka yang mungkin sedang menatapnya.
"Dari mana kau kemarin." Suara berat Kay terdengar, bertanya dengan nada datar pada gadis itu.
"Isi dari kontrak tidak perlu mencampuri urusan masing-masing." Kristal menjawab tanpa melepaskan pandangannya dari makannya. Ia benar-benar ingin cepat menghabiskannya dan segera beranjak dari meja makan.
Kay menarik tipis sudut bibirnya, netra obsidiannya berkilat tajam menatap Kristal. "Jika kamu tidak menyandang status sebagai istri saya, saya juga tidak peduli kamu pergi kemana. Jangan lupa kamu harus menjaga image di depan publik. Kontrak itu jangan sampai orang luar tau, atau tau sendiri akibatnya."
Tubuh Kristal menegang, namun segera gadis itu menetralkan raut wajahnya. "Cafe Paman Wiliam," ucapnya singkat, meneguk habis susunya.
Wanita yang duduk di samping Kay tersenyum, ia bangkit dari duduknya, bergontai sexy menghampiri Kristal. "Hai." suaranya mengayun dengan indah menyapa Kristal. Ia duduk di samping Kristal, memegang bahu gadis itu dengan tangan yang lain memangku dagunya.
Kristal melirik ke arah gadis di sampingnya dengan sinis. Mendapati tatapan sinis dari gadis itu, suara tawa bak lelaki jantan keluar dari mulutnya, membuat Kristal sedikit tersentak karena terkejut.
"Wajahmu lucu sekali saat marah. Em, apa kamu cemburu padaku sayang?" Wanita itu mengedipkan sebelah matanya pada Kristal yang memasang tampang kebingungan.
Dengan ragu Kristal mulai bertanya. "Apa kamu laki-laki?"
Hening beberapa saat sebelum akhirnya kekehan keluar dari mulut wanita itu. "Ketahuan ya? Maaf, aku tidak bisa menahan tawaku. Padahal aku sudah berusaha operasi plastik agar terlihat seperti wanita," ucapnya dengan raut sesedih mungkin.
Kristal menutup mulutnya. "J-jadi Pak Kay benar-benar homo? Aku melihat kalian keluar bersama dari kamar kemarin."
Tubuh wanita itu nampak menegang, ia melirik ke arah Kay sekilas sebelum kembali menatap wajah polos Kristal.
Suara gelak tawa Leo menggema di meja makan, tanpa rasa takut sedikitpun Leo memukul-mukul meja dengan tangannya. Kristal semakin dibuat kebingungan, ia melirik Leo yang ada di sampingnya dan wanita itu secara bergantian, sedangkan Kay hanya diam di tempatnya, menatap mereka tanpa berkedip.
"Sial, air mataku sampai keluar." Leo mengambil tisu menyeka air matanya. Lelaki itu berusaha mengalihkan pandangannya dari Kay—tak ingin mendapati tatapan tajam pria itu.
"Hei darling, kamu tenang saja, Kay itu normal." Wanita itu mendekat, berbisik ke telinga Kristal. "Dan masih perjaka." Ia kembali menjauh, mengedipkan sebelah matanya pada Kristal dengan nakal.
Semburat merah muncul di pipi Kristal. "K-kenapa mengatakan itu padaku."
"Haha, apa ini? Kenapa kamu lucu sekali. Aku jadi ingin menikahi mu. Setelah kontrakmu berakhir menikahlah denganku." Wanita itu tersenyum manis, mencubit pipi gembul Kristal dengan gemas. Berat badan gadis itu memang sedikit bertambah setelah tinggal di mansion Kay.
"Menjauh darinya." Kay membuka suara, menghunus wajah lelaki berpenampilan wanita itu dengan tajam.
Wanita itu merotasikan matanya, mendengus kasar. "Dasar pencemburu. Hei, aku jadi semakin penasaran denganmu. Apa yang kau lakukan padanya sampai ia menyukaimu?"
Kristal menggeleng. "Dia tidak menyukaiku, tapi memanfaatkan ku," jawabannya, membuat Leo kembali tertawa terbahak-bahak.
"Kau memang benar, pria ini hanya memanfaatkan mu." Kompor Leo di sela-sela tawanya.
Kay menaruh gelas kosong dengan kasar ke atas meja. "Kembali bekerja atau ku lempar kalian berdua ke rusia?!"
Ancaman pria itu benar-benar berhasil. Keduanya langsung berdiri mengambil dokumen yang ada di meja, dan keluar dari mansion. Namun, sebelum keluar wanita itu kembali menatap ke arah Kristal. "Sampai jumpa manis," ucapnya, berlari keluar sebelum mendapat amukan dari Kay.
Kepergian keduanya menyisakan Kay dan Kristal. Suasana meja makan seketika hening, suram, dan sedikit mencekam. Entah kenapa, setiap berada di dekat Kay selalu ada perasaan takut di relung hatinya.
"Kau yakin tidak bertemu dengan siapapun kemarin?" Padangan Kay tertuju pada ponselnya, membaca salah satu pesan dari anak buahnya.
"T-tidak, aku hanya ke cafe bertemu dengan teman-teman." Kristal meremas kuat tangannya yang ada di bawah meja. Gadis itu gugup, seakan takut ketahuan berselingkuh—padahal tidak melakukan apapun.
"Nyonya bertemu dengan tuan Calvin."
Kay terkekeh rendah, membaca kembali pesan yang sudah ia baca semalam. Bukan tanpa alasan Kay tidak mempedulikan apapun yang gadis itu lakukan, karena ia sudah mengerahkan dua bodyguard pribadi untuk selalu mengikuti kemanapun gadis itu pergi.
Kay sudah membuat keputusan seperti itu setelah kejadian di cafe paman wiliam. Ia tidak melarang gadis itu pergi ke manapun, tapi bukan berarti ia tidak mengawasinya.
Kristal selalu berada dalam pengawasannya setiap saat. Pernikahan kontrak ini harus berjalan dengan lancar sampai selesai, karena Kay tidak ingin usahanya sia-sia dan kembali di suruh menikah lagi oleh kakek.
Berbisnis dengan orang seperti Kay memang harus saling menguntungkan, karena ia pria yang tidak akan memakai orang yang tidak berguna. Kristal masih berguna baginya, jadi gadis itu tidak boleh kenapa-kenapa sampai pernikahan kontrak ini selesai.
Tunggu sampai rencananya berhasil, kakek pasti tidak akan lagi memaksanya memiliki istri ataupun seorang anak.
"Saya akan menguliti mu jika sampai merusak rencana saya." Kay menatap datar wajah Kristal. Tatapannya bertemu dengan mata polos istrinya.
Kristal tersenyum kecut, mengangguk singkat sebelum pergi dari meja makan itu.
"Siapkan mobil." Kay menelpon salah satu sopir yang ada di mansion, memutuskannya secara sepihak tanpa mendengar balasan dari sopir itu.
Jarinya bergerak di atas layar, mengetik sebuah pesan pada seseorang.
"Kita harus bertemu."
aku tunggu bab² selanjutnyaaa 😁
Nungguin ni