Suaminya berkhianat dan selalu mengabaikan nya, Calista malah tak sengaja bermalam dengan seorang Office Boy hotel tempat dia dijebak.
"Kamu masih perjaka?" tanya Calista pada lelaki tampan yang tidur dengan nya.
"Ya, Nona."
"Baiklah, aku akan bertanggung jawab! Kita akan jadi kekasih!" tutur Calista dengan serius, dia adalah orang yang selalu bertanggung jawab pada hal yang telah ia lakukan.
"Tapi saya hanya seorang Office Boy miskin."
"Aku nggak perduli latar belakang mu, aku hanya harus bertanggung jawab telah mengambil keperjakaan mu! Aku orang yang berpikiran sangat kuno, dimana keperawanaan atau keperjakaan sangat penting!"
Siapa sangka, ternyata lelaki itu bukan lah seorang OB biasa... akan tetapi seorang Bos besar misterius yang menyembunyikan identitas aslinya dari Calista dan pria itu mencintai Calista dengan ugal-ugalan!
Bagaimana rasanya dikhianati dan diabaikan suami lalu diceraikan, namun malah dicintai secara ugal-ugalan oleh kekasih misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab - Tujuh.
Di ruangan audisi, saat Calista masuk bersama Mutia baik itu sutradara maupun penulis skenario langsung terpesona oleh kecantikan nya. Bahkan dalam dalam dunia hiburan, dimana wanita cantik bertebaran dimana-mana Calista tetap tampak bersinar di antara yang lain.
Kecantikan Calista tidak hanya cemerlang dan mencolok, tapi juga dipadukan dengan keanggunan yang alami hingga membuat wanita itu hampir tampak seperti bidadari yang turun dari surga.
Calista terlihat persis seperti gambaran tokoh utama wanita dalam naskah.
"Astaga! Aku hampir mengira tokoh utama baru keluar dari buku," seru Sutradara.
Mendengar pujian itu, Mutia mendorong Calista dengan lembut sebagai isyarat agar Calista maju untuk audisi. Setelah perkenalan singkat, Calista pun bersiap untuk mendalami perannya.
Tepat pada saat itu, Andrean yang ditetapkan sebagai pemeran utama pria muncul tiba-tiba dan dia duduk di kursi di samping Adele untuk memberi dukungan. Bahkan pria itu langsung menggenggam tangan wanita selingkuhan nya di depan semua orang.
Bahkan tadi di belakang, dengan tegas Andrean mengatakan hanya ingin Adele sebagai pemeran utama wanita bukan yang lain. Jika bukan Adele, dia pun akan menolak peran utama pria.
"Kau sudah datang Andrean, kalau begitu bantu audisi ini. Kau pergi lah ke panggung dan mulai berperan dengan Nona Calista terlebih dahulu."
Lalu sang sutradara bicara ke arah Calista, "Aku tahu kamu datang audisi untuk peran pendukung protagonis pemeran wanita utama, tapi aku akan memberikan kesempatan padamu mengambil peran utama wanita. Kau sanggup?"
Tiba-tiba tenggorokan Calista menjadi kering, dia memang sudah menghapal dialog pemeran pendukung dan juga peran utama tapi saat ini ia sedikit kurang percaya diri.
"Cal...! Lo bisa!" Mutia meneriaki temannya.
Saat Calista akan bicara matanya tertegun saat ia melihat ke salah satu sudut di bawah panggung, ia merasa telah melihat Ravindra namun saat mengucek matanya sosok pria itu hilang.
"Bagaimana, Nona Calista?" tanya sutradara kembali bertanya.
"Saya bersedia!"
Sutradara itu tersenyum, dia sepertinya mempunyai harapan besar pada Calista. "Andrean, bantu dia!"
Saat Andrean akan bangun dari kursinya karena dia tak mempunyai alasan untuk menolak, kuku Adele menancap di lengan pria itu. "Cobalah membuatnya seperti lelucon, kau harus memalukan nya!"
Andrean hanya mengangguk, "Aku usahakan!"
Senyum seringai menghiasi bibir Adele, dia tahu Andrean tak akan pernah mengecewakan nya apalagi ada sang Ayah yang berdiri di belakangnya nya sebagai penunjang. Ia yakin siapapun yang ikut audisi peran utama wanita, dia lah yang akan mendapatkan nya.
Namun di atas panggung, Andrean tiba-tiba saja berubah gugup. Dia pertama kali akan berakting bersama wanita yang telah berjasa dalam karirnya sejak awal. Namun karena ego nya, dia bahkan tak pernah membeberkan status pernikahan nya dengan Calista ke publik.
Andrean mendekat ke arah mantan nya. "Calista... sebaiknya sebelum kamu menyesal dan malu, akhiri ini dan jangan bermimpi bersaing dengan Adele. Sampai kapanpun kau tak pantas bersaing dengan nya, dia adalah artis yang mempunyai kemampuan dan juga putri dari investor dalam setiap film yang ia bintangi. Standar mu dan standar nya terlalu jauh, sebelum kau dihancurkan menjadi debu... lebih baik kau sadar diri dan mundur." Setiap kata penuh penekanan dari Andrean sarat akan penghinaan dan cemoohan.
Calista malah tersenyum dingin, "Aku bahkan lupa tepatnya, sejak kapan kau berubah seperti ini Andrean? Kau terlalu tamak akan kedudukan dan ketenaran! Harusnya kau percaya diri, bakat akting mu di dunia hiburan sangat bagus dan kau beberapa kali mendapatkan trofi penghargaan sebagai aktor terbaik. Lalu kenapa... kau harus terjerat dengan Adele hanya untuk menunjang prestasi dan kedudukan mu sebagai aktor? Kemana kepercayaan diri mu yang dulu, kau kini malah bersembunyi di belakang seorang wanita! Andrean... bukan aku yang tak pantas disini, tapi kau...!!!" Calista lalu mundur dan bersiap melakukan audisi, ia tak peduli wajah marah Andrean.
Tak berapa lama, Calista mampu menyelami karakter dan mencocokkan intensitas Andrean dengannya. Andrean yang awalnya meremehkan, ternyata ikut terbawa oleh pembawaan Calista. Bahkan chemistry mereka tidak terbantahkan dan interaksi mereka berdua mengalir dengan mudah.
Pemahaman Andrean pada Calista sontak berubah, dia mulai terkesan dengan kecerdasan mantan istrinya. Dia melirik sekilas ke arah Sutradara lalu berimprovisasi dengan dialog nya sehingga menimbulkan konflik dalam adegan yang seharusnya berakhir dengan damai.
Calista merasa ragu sejenak sebelum mengembalikan adegan itu ke jalurnya, namun dengan anggun dia mampu mengubah kesalahan kecil menjadi momen cemerlang pada alur cerita.
Terkesima dengan penampilan Calista, Sutradara yang duduk di belakang kamera langsung berdiri dan bertepuk tangan dengan antusias. "Ini luar biasa! Audisi sudah berakhir! Meskipun Andrean sengaja mengacaukan alur, Calista sanggup menanganinya dengan sangat baik. Ini bahkan terlihat sedikit lebih baik dari naskahnya. Mungkin kita harus mempertimbangkan untuk menulis ulang naskah ini dengan menyertakan improvisasi yang brilian ini?"
Ruangan itu serentak dipenuhi dengan kekaguman yang membara, bahkan Andrean yang tadinya masih tak mengakui bakat mantan istrinya akhirnya mau tak mau ia pun ikut kagum.
Sejak kapan Calista begitu hebat dalam berakting, bahkan auranya di atas panggung begitu elegan dan menawan! Kenapa selama ini aku nggak pernah menyadari bakat terpendamnya!? Dalam hatinya Andrean begitu mengagumi wanita itu, dia merasa bangga dirinya adalah suami Calista.
Suami? Astaga! Kami bahkan sudah bercerai, bahkan aku sudah memasukkan dokumen ke pengadilan agama! Wanita mengagumkan ini sebentar lagi bukan lah istriku! Bagaimana ini?
Andrean masih terlihat kebingungan di atas panggung, sementara Calista sudah turun tanpa melihat padanya lagi.
Sang Sutradara menghampiri Calista, "Terimakasih atas usaha mu yang luar biasa hari ini, kami akan segera menghubungi mu apapun keputusan nya."
Calista mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan sutradara, lalu setelah bersalaman dia menuju Mutia dan keduanya pergi.
•
Sementara Adele langsung pergi dari ruangan audisi dengan emosi, dia bahkan tak disuruh naik ke atas panggung untuk audisi. Wanita dengan dandanan seperti wanita baik-baik dan terlihat lugu itu langsung menelepon sang Ayah.
Tak berapa Sutradara berwajah masam karena mendapatkan tekanan dari Ayah Adele, dia berkonsultasi dengan semua tim.
"Pak Sutradara, sebenarnya akting Adele selama ini bagus. Dia juga sedang naik daun dan memiliki banyak pengikut apalagi dia juga seorang selebgram. Jadi, lebih baik peran utama untuk Adele, Anda pun tak akan ditekan pihak atas. Lagipula, Andrean sudah mengancam... dia nggak akan ikut pada project ini kalau bukan Adele yang menjadi pemeran utama wanita." Ucap sang Assiten sutradara.
Sebenarnya sejak awal Adele memang kandidat terdepan untuk pemeran utama wanita, namun karena penampilan wajah dan juga akting Calista sang sutradara akhirnya lebih condong pada Calista.
Seorang tim ikut bicara, "Ingat! Seharusnya esensi pemilihan pemeran jangan terlalu bergantung pada ketenaran pada aktor, tapi lebih pada kesesuaian dengan materi sumber."
Sang Sutradara pun mengangguk setuju.
"Betul sekali, karena naskah ini mengadaptasi karya... para penggemar biasanya lebih kritis daripada penonton TV pada umumnya. Mendapatkan pemeran utama wanita yang tepat sangat krusial bagi keberhasilan adaptasi kita."
Kemudian pikirannya melayang pada Calista, "Begitu melihat Calista masuk, aku langsung merasa dia mirip dengan pemeran utama wanita yang ada dalam benakku. Ditambah lagi, aktingnya bagus dan jauh lebih natural daripada akting Adele selama ini."
"Jadi bagaimana?"
"Kita lakukan audisi ulang dan biarkan Adele juga ikut. Lalu, kita akan mengambil keputusan setelahnya!"
Semua orang pun akhirnya setuju dan langsung mengumumkan jika audisi akan diulang kembali besok hari.
Ah, paparazzi emang menyebalkan 🤔😅
Pasti dia pikir, Bara ada hubungan dengan Calista 😅