Deg, Alea tertegun ketika melihat dokter baru diapotek tempatnya bekerja. Yang diperkenalkan anak bosnya. Wajahnya mengingatkan akan cinta pertamanya diwaktu SMA yang pergi tanpa kabar selama delapan tahun.
Wajah yang sama tapi nama yang berbeda. Apa Alea sudah salah mengenal orang. Dia sangat yakin kalau dokter didepannya adalah
orang yang dulu teman sakaligus orang yang dia cintai. Tidak ada beda sedikitpun dari wajahnya.
Namanya dokter Haikal Fernanda. Dokter spesialis penyakit dalam yang baru datang dari kota. Dia hanya menatap dingin ke semua karyawan ketika memperkenalkan diri. Tanpa melihat sedikitpun ke arah Alea.
Mengapa dia tidak mengenali Alea?
Apa lamanya waktu berpisah membuatnya melupakan Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dia Mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part#31
Alea berjalan menuju tempat motornya diparkir. Pas Alea mau mengeluarkan motornya. Tanpa sengaja dia menyenggol tas seseorang dengan tangannya.
''Hei, kamu tidak punya mata ya?'' hardik orang tersebut melihat Alea dengan marah.
''Maaf buk saya tidak sengaja'' ucap Alea berhenti mendorong motornya. Dia menghampiri ibuk itu yang ternyata mama Haikal.
''Kamu kira dengan meminta maaf bisa menyelesaikan semuanya ha? Apa kamu tahu berapa harga tas saya? Orang sepertimu tidak mungkin sanggup membelinya'' ucap Santi sambil teriak. Dia melihat Alea dengan tatapan mengejek.
''Sekali lagi saya minta maaf buk. Saya tidak sengaja menyenggol ibuk'' ucap Alea masih pelan. Dia masih menghormati wanita didepannya. Walaupun wanita itu marah dan mengejeknya. Padahal Alea hanya menyenggol tas yang ada ditangannya dan tas itupun tidak jatuh atau rusak. Menurut Alea reaksinya sangat berlebihan.
''Kamu karyawan apotek ini ya? Saya mau kamu mendapatkan hukuman. Agar kedepannya kamu tidak seenaknya menyenggol orang'' ucap Santi sombong melihat penuh penghinaan.
''Saya memang karyawan apotek ini. Tapi saya yang akan bertanggungjawab atas kesalahan saya. Anda tidak perlu membawa-bawa nama apotek tempat saya bekerja. Lagi pula saya hanya menyenggol tas anda dan anda tidak dirugikan sedikitpun'' jawab Alea masih pelan tapi penuh penekanan.
Santi merasa marah karna Alea berani menjawab ucapannya.
''Hei kalian semua, lihat dia yang hanya seorang karyawan apotek disini berani bersikap tidak sopan kepada saya. Sudah menyenggol saya tapi mau bertanggung jawab''teriak Santi histeris.
Semua orang yang ada didalam apotek termasuk pasien yang menunggu melihat kearah luar apotek. Mereka mendengar teriakan keras yang keluar dari mulut Santi. Alea merasa semua mata tertuju kepadanya. Dia tidak terima dengan fitnahan Santi. Apalagi kalau masalah ini sampai membuat nama apotek menjadi buruk. Dewi yang melihat Alea dari dalam apotek merasa penasaran. Dia ingin membantu Alea keluar tapi resep pasien yang masuk sangat banyak. Sehingga dia terpaksa menyaksikan Alea dipermalukan seperti itu.
Tristan yang duduk dimeja kasir pura-pura tidak dengar. Dia tidak berniat membantu Alea sedikitpun
Sementara Haikal mendengar ada keributan diluar apotek dari perawatnya. Dia ingin melihat tapi karna masih ada pasien dia mengurungkan niatnya untuk keluar.
''Ternyata penampilan elegan anda tidak menjamin prilaku yang baik'' ucap Alea membuat Santi tambah marah. Dia mengangkat tangannya siap menampar wajah Alea.
''Apa katamu...'' teriak Santin. Alea menatap tajam kearah Santi. Dia tidak takut melihat Santi akan menamparnya.
''Hentikan ma'' teriak Faisal tiba- tiba yang melihat istrinya mau menampar Alea. Sejak kembaran Haikal meninggal emosi Santi sulit dikontrol. Alea melihat kearah Faisal. Dia tidak menyangka wanita didepannya adalah istri dokter yang termasuk baik hati dimata Alea.
''Apa yang sebenarnya terjadi sampai mama bersikap memalukan begini?'' tanya Faisal tegas melihat kearah Alea.
Alea kemudian memceritakan apa yang terjadi. Dia juga mengatakan kalau sudah meminta maaf. Ketika Alea bicara Tasya datang dan orang yang ada disana mulai berkumpul untuk melihat.
'' Padahal masalah sepele seperti ini kenapa mama membuatnya jadi besar. Mama bahkan sampai menghina dan akan menampar Alea'' ucap Faisal. Dia merasa malu melihat sikap istrinya.
''Kenapa papa membela karyawan rendahan ini sih'' protes Santi tidak terima disalahkan.
''Ada masalah apa tan?'' tanya Tasya.
''Untung calon menantuku datang. Coba kamu lihat kelakuan karyawan diapotekmu. Dia sudah tidak sopan kepada tante'' ucap Santi senang melihat Tasya datang.
''Huft, Tasya datang pasti sesuatu yang tidak baik. Kenapa kalau berhubungan dengan mereka aku selalu dalam masalah. Padahal tadinya aku ingin cepat pulang dan istirahat'' batin Alea.
'' Apa benar yang dikatakan tante Santi, Lea?'' tanya Tasya tajam. Dia merasa senang Alea dapat masalah dari mama Haikal. Tasya merasa ini kesempatannya mempermalukan Alea.
'' Saya tidak sengaja menyenggol tas ibuk ini dengan tangan saya. Dan saya juga sudah minta maaf kak'' jelas Alea.
''Tapi apa kamu minta maaf dengan tulus. Kamu adalah karyawan apotek sikapmu mencerminkan apotek. Saya tidak mau apotek menjadi buruk karna sikapmu. Masalah ini akan saya beritahu papa. Kamu harus mendapatkan hukumannya'' ucap Tasya tegas. Dia menekan Alea walaupun dia tahu masalah ini hanya masalah sepele.
''Iya saya tahu kak'' jawab Alea pelan sambil tertunduk. Faisal yang melihat Tasya menekan Alea segera bicara.
''Ini hanya masalah sepele. Tidak usah diperpanjang sampai ke papamu. Ayo ma kita berangkat sekarang'' ajak Faisal. Tapi Tasya tidak mau melewati kesempatan ini.
'' Wanita ini yang mengoda Haikal sehingga dia menolak saya'' bisik Tasya kepada Santi. Mata Santi menatap tajam kepada Alea. Dia menunjukan amarah yang lebih besar lagi. Dia menunjuk-nujuk Alea dengan jarinya sambil berkata.
''Apa...? Kamu berani mengoda anak saya. Kamu sadar diri dong. Kamu yang seorang karyawan rendahan bermimpi untuk bersanding dengan anak saya yang seorang dokter. Kamu kira kamu pantas ha. Hanya Tasya yang pantas menjadi menantu saya. Dasar...'' ucapan Santi terpotong.
Alea merasa sangat direndahkan. Dia tidak berani menantap mata semua orang yang melihat kepadanya. Dia sungguh malu dan ingin cepat pergi dari sana.
''Cukup ma, semua masalahku dengan Tasya tidak ada hubungannya sama Alea. Ada atau tidaknya Alea saya tetap akan menolak Tasya. Dan kamu Tasya saya tidak suka kamu memanfaatkan emosi mama demi keuntungan kamu sendiri'' ucap Haikal yang sudah berada dibelakang Tasya dengan penuh kemarahan. Dia melihat Tasya berbisik kepada mamanya. Ketika dia berjalan menuju tempat mereka.
Haikal tidak menyangka kalau orang yang sedang ribut adalah mamanya dan Alea. Haikal sangat tahu bagaimana emosi mamanya yang tidak bisa dikontrol kalau sudah keluar.
''Bawa mama dari sini sekarang pa. Aku tidak mau dia membuat kehebohan lebih dari ini. Semua orang melihatnya membuat malu saja'' ucap Haikal.
''Apa hakmu menyuruhku pergi dari sini?'' tanya Santi tidak terima. Tapi Faisal dengan cepat menarik tangan Santi masuk kedalam mobil. Walaupun Santi berontak tapi dia kalah kuat dari Faisal. Dengan cepat Faisal menutup pintu mobil dan mereka meninggalkan apotek.
Orang-orang yang melihat kejadian itu saling berbisik. Ada yang melihat iba. Ada yang melihat mengejek. Alea yang merasa tidak nyaman dengan tatapan orang-orang segera mendorong motornya menjauh dari sana. Ingin rasanya dia menangis tapi dia tidak mau terlihat lemah didepan semua orang. Hatinya terasa sakit atas semua penghinaan yang dia dapat.
''Semuanya bubar'' teriak Haikal. Dia menatap kepergian Alea dengan rasa bersalah.
''Setelah selesai praktek aku ingin bicara denganmu'' ucap Haikal dingin kepada Tasya dan berjalan masuk kedalam apotek meninggalkan Tasya berdiri menatapnya.
Tasya yang melihat tatapan tajam penuh kemarahan Haikal merasa merinding. Dia tidak menyangka Haikal melihatnya bisikan kepada Santi.