Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mari bersulang
Kali ini Jasmine ingin merubah penampilannya agar tidak membosankan dimata Devan, apalagi dia akan menemani Devan dalam pertemuan penting.
Jasmine sengaja pergi berbelanja di salah satu butik milik mama Devan. karena di sana produknya jauh lebih berkualitas. Perjalanan dari rumah menuju butik tidak memakan waktu lama, hanya setengah jam dan mobil pun telah sampai di sebuah butik elegan dan tampak mewah dari luar. Diatas pintu dan di kaca jendela depan terpampang tulisan De Larose dengan model font berliuk-liuk.
Begitu pintu dibuka, tampaklah seorang perempuan yang membuka pintu dan menanyakan keperluan Jasmine datang ke butik mereka.
"Permisi Nona, ada yang bisa dibantu?" tersenyum ramah menyapa Jasmine.
"Saya butuh pakaian kerja."
"Nona mau pakaian kerja yang seperti apa?" Tanya pelayan tersebut seraya memperhatikan postur tubuh Jasmine yang ideal.
"Aku mau yang modelnya sederhana dan tidak seksi. Kalau rok aku lebih suka yang selutut panjangnya." Jawab Jasmine.
"Hmm baiklah, ayo Nona...kita ke lantai dua. agar Nona bisa langsung memilih model pakaian seperti yang Nona inginkan. Apalagi postur tubuh Nona bagus, langsing, dan kulit Nona pun lembut mirip bayi, pasti warna apapun cocok jika Nona kenakan." puji pelayan tersebut.
"Oke, terimakasih atas pujiannya."
Jasmine mengangguk dan segera mengikuti langkah pelayan yang membawanya menuju deretan troli khusus pakaian formil.
"Inilah yang aku cari."
Akhirnya Jasmine menemukan juga model yang pas untuk dia kenakan. Kemeja lengan panjang warna merah maroon dengan kancing terusan dan rok dibawah lutut dengan warna senada, kemeja lengan pendek dan celana bahan, juga beberapa model lainnya yang tidak perlu mengumbar keseksian namun tetap elegan dipakai.
"Pak Devan, sampai kapan kamu bertahan. apa bapak yakin tidak menyukai ku sama sekali mmmhh..." Jasmine mengulum senyum menatap pantulan wajahnya di cermin.
Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Jasmine segera mengenakan pakaian kerja yang berusan dibelinya, mengingat satu jam lagi pertemuan penting untuk membahas kerja sama perusahaan akan segera dimulai.
Jasmine memeriksa wajahnya sekali lagi didepan kaca kecil yang terdapat didalam kotak bedaknya. Hanya butuh 15 menit perjalanan dan mobil mereka pun sampai didepan lobby kantor The King' Group.
Jasmine pun masuk melewati sensor otomatis dengan menempelkan kartunya di mesin tempel sebelah kanan. Jasmine lalu menghela napasnya dan mencoba tersenyum dan mengepalkan tangannya kebawah.
"Oh my good, kenapa jantungku selalu berdetak setiap akan bertemu pak Devan. Meskipun kami setiap hari bertemu dikantor." gumam Jasmine meremas-remas tangannya yang mendadak dingin.
Jasmine lansung menuju lantai dua puluh satu gedung tersebut, tempat diadakannya pertemuan penting.
"Selamat datang Nona Jasmine, silahkan duduk."
"Terimakasih tuan Shimano." balas Jasmine seraya membungkukkan sedikit badannya. Dia melirik Devan yang telah datang terlebih dahulu.
Jasmine memilih duduk bersebelahan dengan Devan, lalu meletakkan beberapa berkas diatas meja.
Dua orang pelayan wanita berpakaian seksi masuk, mereka membawa botol minuman beralkohol dan gelas-gelas kosong. Shimano segera menuangkan minuman tersebut kedalam gelas, memberikan satu untuk Devan dan juga Jasmine.
"Mari bersulang."
"Maaf, sebenarnya aku tidak terbiasa minuman beralkohol." tolak Jasmine sedikit ragu menatap gelasnya.
"Minumlah agak sedikit saja Nona, ini tidak akan membuatmu mabuk." bujuk Shimano.
"Kalau tidak terbiasa minum-minum, jangan dipaksakan." ucap Devan, dia tidak ingin kejadian waktu Jasmine minum anggur diruangan terulang kembali, karena wanita akan lebih berani disaat kondisinya setengah mabuk, namun terlambat Jasmine telah meneguk minuman ditangannya.
"Ayolah tuan Devan, sekarang giliranmu.
"Bisa kita mulai pembahasannya." ucap Devan tanpa basa-basi lagi, karena pria itu mulai kesal pada kliennya yang terus memperhatikan Jasmine.
"Tentu, bahkan aku bisa menaikan keuntungan bagi perusahaan tuan Devan tujuh puluh lima persen dari yang telah kita sepakati, asalkan dengan satu syarat." ucap Shimano membasahi bibirnya kembali menatap Jasmine.
"Apa syarat yang kamu inginkan?"
"Aku menginginkan asisten mu ini tuan Devan." bagaimana kamu setuju?"
Jasmine yang mendengar terlonjak kaget begitu juga dengan Devan, seketika pria itu mengepalkan tangannya geram.
"Ternyata aku salah orang dalam mencari business Partners, kesepakatan kita batal." ucap Devan lansung berdiri menarik sebelah tangan Jasmine.
Shimano langsung tersadar dengan kecerobohannya, berusaha meluruskan dan meminta maaf pada Devan, namun pria itu malah mengabaikan dan pergi begitu saja.
"Aku tidak menyangka jika Jasmine adalah wanitanya tuan Devan, sial semuanya jadi kacau begini." umpat Shimano menyesal.
Jasmine tersenyum senang dalam hatinya, merasa beruntung mendapatkan bos sebaik Devan, meskipun terkesan cuek dan selalu cool, namun Devan begitu melindunginya.