NovelToon NovelToon
2 Suami

2 Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cerai / Beda Usia / Angst
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Inaya tidak pernah menyangka pernikahan yang ia paksakan dengan melanggar pantangan para tetua, berakhir dengan kabar kematian suaminya yang tidak ditemukan jasadnya. Selama dua tahun ia menunggu, berharap suaminya masih hidup di suatu tempat dan akan kembali mencarinya.
Akan tetapi, ia harus kecewa dan harus mengajukan gugatan suami ghaib untuk mengakhiri status pernikahannya.
Fatah yang sudah lama menyukai Inaya akhirnya mengungkapkan perasaannya dan mengatakan akan menunggu sampai masa iddahnya selesai.
Mereka akhirnya menikah atas restu dari Ibu Inaya dan mantan mertuanya.
Akan tetapi, saat mereka sedang berbahagia dengan kabar kehamilan Inaya, kabar kepulangan Weko terdengar. Akankah Inaya kembali kepada Weko dan bercerai dengan Fatah atau menjalani pernikahan dengan bayang-bayang suami pertamanya?
.
.
.
Haloo semuanya, jumpa lagi dengan author. Semoga semua pembaca suka..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lamaran

Tanggal lamaran telah di tentukan, yaitu 3 hari lagi saat Inaya libur. Weko mengabarkan kepada Inaya jika dirinya akan membawa 15 orang untuk melamarnya. Inaya menyampaikan hal tersebut kepada Ranti.

Segera Ranti dan beberapa tetangga menyiapkan masakan untuk keluarga Weko. Semua penatua keluarga Inaya juga sudah diberitahu, termasuk kakak keduanya yang tinggal di luar kota.

“Kenapa memberi kabarnya mendadak sekali? Kami mana bisa datang kalau mendadak seperti ini!” kata Gina.

“Maaf, Mbak. Tidak bisa datang tidak apa-apa, Mbak. Doanya saja.”

“Ya, sudah. Aku tidak janji bisa datang atau tidak, Kang Yusuf masih kerja di luar pulau.”

“Iya, Mbak. Tolong sampaikan ke Paklek juga ya, Mbak.”

“Iya.”

“Apa katanya?” tanya Ranti setelah Inaya selesai menelepon.

“Tidak janji bisa datang, Bu.”

“Tidak apa-apa. Apa kamu sudah menelepon Asih?”

“Nomornya tidak aktif, Bu. Paling-paling ganti nomor lagi.”

“Tidak bisa minta ke Rodi?”

“Untuk apa, Bu? Aku telepon berkali-kali masalah surat kemarin saja diabaikan!” Ranti tidak lagi menyuruh Inaya karena akan percuma.

Beliau tahu Inaya itu baik. Tetapi jika sudah ada yang menyakitinya, Inaya adalah orang yang memilih mengabaikannya daripada mencari masalah.

Menu yang akan mereka sajikan berupa ayam, lele, terong, tahu dan tempe goreng, sambal, lalapan sayur rebus dan sayur bening bayam. Makanan di sajikan prasmanan di ruang tamu dengan meja Panjang. Kursi dan meja kayu di keluarkan, diganti dengan karpet yang dipinjam dari Budhe Inaya.

Untuk suguhan, selain teh dan kopi panas, Ranti juga menyiapkan es sirup. Sedangkan makanan ringannya, Inaya memesan kue dari tetangganya karena tidak sempat membuat sendiri.

Semua persiapan selesai, semua orang mandi dan mempersiapkan diri. Inaya menggunakan kaftan warna biru laut dan hijab warna abu cerah.

Sementara itu, keluarga Weko sudah dalam perjalanan menuju rumah Inaya. Sesampainya di rumah Inaya, beberapa sepupu Inaya menyambut dan mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah.

Ruang tamu yang hanya berukuran 3x6 itu segera dipenuhi oleh kedua belah pihak, bahkan ada beberapa sepupu Inaya yang duduk di dapur.

Acara di buka oleh sepupu Inaya, Alex yang sebelumnya sudah diberikan kepercayaan sebagai perwakilan Ranti. Dari pihak Weko, diwakili oleh adik dari ayah Weko, Hardi.

“Lamaran sudah diterima, bagaimana kalau sekarang saling mengungkapkan tanggal lahir masing-masing pasangan?” tanya Alex.

“Weko lahir di tanggal sekian dan wetonnya Sabtu Pahing.” Jawab Hardi.

“Weton paripurna ini.” Seru Paklek Inaya, Karno.

“Weton Mbak Inaya Rabu Pon, dan lahir di tanggal sekian. Apa ada hari pantangan? Kalau kami hari Minggu Legi, hari meninggalnya almarhum Bapak Mbak Inaya dan Selasa Pahing, Senin Kliwon.”

“Ada, Senin Wage hari meninggalnya kakek kami.”

“Silahkan Paklek Karno, bagaimana hari baiknya.”

“Kalau dari perhitungan saya, hari baik untuk balas lamaran itu di Minggu Wage. Tapi kalau untuk hari nikah, maunya berapa bulan dari sekarang?” tanya Karno.

“Kalau bisa secepatnya, Pak. Niat baik disegerakan saja.” Jawab Hardi.

“Kedua manten bagaimana?” tanya Alex.

“3 bulan apa bisa?” tanya Weko.

Inaya yang mendapat tatapan dari beberapa sepupunya hanya menganggukkan kepalanya setuju dengan Weko.

Karno kembali melakukan perhitungannya. Setelah beberapa saat, Karno mengatakan jika dalam jarak dekat, tidak ada hari baik untuk menikah. Ia menyarankan mereka untuk mundur di satu tahun untuk mendapatkan hari baik.

Weko yang memegang penuh keputusan, mengaku tidak bisa menunggu selama itu, sehingga ia meminta dihitungkan tetap di waktu 3 bulan.

“Di 3 bulan itu hanya ada di Jum’at Pahing, tapi itu keadaannya 0-1.”

“Maksudnya bagaimana, Pak?” tanya Hardi.

“0-1 itu maksudnya salah satu di antara pengantin akan mengalami kekosongan. Kekosongan yang dimaksud itu rezeki dan kesulitan dalam pekerja. Dan di sini, yang kosong itu pihak laki-laki.” Jelas Karno.

“Apa hanya hari itu saja, Pak?’

“Iya. Kalau mau mundur, paling bagus itu Jum’at Pahing tahun depan karena lakuning paripurna* dan lakuning rembulan** itu punya neptu sebanyak 32. Sabtu Pahing 18 dan Rabu Pon 14.”

“Tidak apa, Pak. Saya ambil itu.” Kata Weko.

“Kamu yakin?” tanya Bapak dan Adiknya bersamaan.

“Yakin, Pak. Lagi pula rezeki itu sudah ada yang mengatur.”

“Kalau pihak laki-laki setuju dengan hari itu, kami akan membuat tolak balak dengan melakukan manakib sebelum hari pernikahan nanti.” Kata Karno.

Semua orang setuju dan mereka mulai berbincang santai setelah menyantap hidangan. Satu jam kemudian, keluarga Weko berpamitan. Inaya menyalami semua keluarga Weko dan juga Weko.

Setelah kepergian rombongan Weko, beberapa keluarga yang masih berkumpul di rumah Inaya membahas perhitungan kembali. Karno yang masih tidak mantap dengan perhitungan itu terlihat sedikit enggan.

“Bahkan kalau di adakan manakib, tetap saja tidak bisa mengubah hitungan.” Kata Karno.

“Biarkan saja, No. Mereka mau kosong, yang penting pihak kita tidak.” kata Budhe Inaya.

“Tetap saja, Mbak! Coba bisa sabar di tahun depan.”

Inaya yang mendengarkan hanya bisa pasrah karena ia tidak percaya dengan perhitungan. Ia berpikiran sama dengan Weko, kalau rezeki itu sudah di atur oleh Allah. Ia hanya tidak menyangka semua orang masih menganggapnya tidak sabaran.

Setelah pembicaraan selesai, semua orang melihat barang yang dibawa pihak keluarga Weko saat lamaran. 3 dus berisi jajanan, barang-barang untuk Inaya, beberapa parsel buah sesuai dengan jenis buah dan beberapa parsel berisi kue.

Semua orang menatap barang bawaan yang dibawa keluarga Weko dengan mata berbinar. Mereka belum pernah melihat lamaran pertama sebanyak yang didapatkan Inaya. Ranti yang mengerti tatapan mereka, segera meminta mereka untuk membongkarnya dan membaginya secara rata.

Mereka keluar dari rumah Inaya dengan kantong masing-masing. Mereka bahkan mengelu-elukan Weko yang akan menjadi menantu mereka.

Inaya hanya tersenyum kecut. Dalam hati ia tertawa karena sebelum ini mereka sempat meremehkannya karena memilih suami orang miyang.

Sementara itu, Nenek Weko yang baru saja mendapatkan kabar murka karena tanggal yang diambil tidak menguntungkan pihak mereka.

“Kenapa kamu menerimanya begitu saja?” tanya Nenek Weko dengan nada marah.

“Aku yang menjalani pernikahan itu, Nek! Untuk apa memikirkan perhitungan yang dilakukan manusia?”

“Perhitungan itu sudah ada sejak zaman nenek moyang dan itu menjadi panutan.”

“Kita sudah hidup di era modern dan kita beragama. Aku yang tidak paham agama saja paham kalau semua yang hidup itu atas kuasa Allah.”

“Terserah kamu, percaya atau tidak perhitungan itu juga sama dengan ramalan Nasib!”

.

.

.

.

.

Kalau ada yang lebih suhu dalam perhitungan jawa, CMIIW yahh 😁

.

.

.

Author up ulang, lupa keterangannya hehe

*lakuning paripurna: berhubungan dengan sosok yang dekat dengan kekuasaan karena memiliki neptu (hasil penambahan dari weton) 9+9\=18 yang mana merupakan neptu tertinggi.

**lakuning rembulan: berhubungan dengan sosok yang memiliki kemampuan menenangkan hati dan aura positif karena memiliki neptu sebanyak 14. Untuk Inaya yang memiliki weton Rabu Pon, jadinya 7+7\=14.

1
kalea rizuky
lanjutnya man
Meymei: Siap kakak 😁
total 1 replies
indy
jadi ikutan pengin lobster
indy
semangat kakak
Meymei: Semangat 🙏🏻
total 1 replies
indy
masih yang manis manis
indy
serasa di jawa
indy
adat Jawanya gak terlalu beda kok, terutama untuk rakyat biasa. ada piring terbang juga
Meymei: Beda dikit ya kak 😁
total 1 replies
Susanti
bagus lanjut
indy
semangat kaka
Meymei: Terima kasih, kakak 🥰
total 1 replies
indy
keren, sekarang edisi budaya jawa ya
Meymei: Cmiiw ya kak 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!