Terlahir dari keluarga kaya raya dan memiliki bakat yang terlalu sempurna bukannya membuat hidup Loren berjalan mulus, justru karena kelebihannya dia membuat sepupunya menjadi iri hingga membuang Loren ke luar negeri.
Semua orang mengejek dan menghindarinya karena tubuhnya yang gemuk dan kotor sebab dia berakhir menjadi gelandangan di luar negeri.
Namun tak disangka, ketika dia mengalami kecelakaan dan berpikir akan mati, ternyata dia malah dipertemukan dengan CEO kejam yang malah membantunya merubah takdirnya.
Bagaimanakah perubahan takdir Loren? Yukkk baca..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#31 Anggap balas budi
Akhirnya, hari pertama pesta sekaligus pertemuan banyak orang-orang ternama telah selesai, satu persatu tamu telah pulang tak terkecuali Christian yang kini berada di dalam mobilnya.
Pria itu duduk sembari termenung mengingat pertemuan Vionita dan Loren.
Dia bisa merasakan kegugupan Loren dan merasakan ketakutan Vionita. Kedua orang itu jelas saling kenal tapi Loren berpura-pura menghindari Vionita.
"Tuan, pertemuan besok dimulai pukul 7 malam dan siang harinya akan ada ada kunjungan untuk meninjau proyek K." Tiba-tiba kata Ransi kala pria itu mengecek jadwal yang telah disusun untuk Christian.
"Penyelidikanmu tempo hari mengenai Perempuan itu, apa kau sudah menemukan informasi lengkapnya?" Tiba-tiba tanya Cristian mengagetkan Ransi.
'Aku pikir Tuan akan membahas mengenai jadwal besok ternyata Tuan sedang memikirkan Nona Loren. Tapi memang benar di pesta tadi Nona loren bertemu Nona Vionita dan mereka terlihat sangat aneh.' pikir Ransi dalam hati sembari mencari sebuah file di ipad-nya.
"Sementara ini baru informasi ini yang saya dapatkan." Ucapnya langsung menyerahkan ipad-nya pada Christian.
Christian membaca sekilas informasi itu, tidak terlalu penting, tetapi kemudian dia mengembalikan iPad itu dan berkata "Suruh dia menemuiku sebelum tidur."
"Baik Tuan." Jawab Ransi.
Akhirnya setelah tiba di hotel Ransi langsung menemui Loren dan membawanya untuk bertemu dengan Christian.
"Apa yang dia inginkan?" Loren bertanya dengan cemas karena sudah merasakan jantungnya berdegup kencang.
Setelah ciuman mereka, Loren selalu merasa jantungnya akan meledak setiap kali mengingat hal itu apalagi kalau bertemu dengan Christian.
Memalukan...!
"Kau sebegitu takutnya pada pria itu? Padahal dia sungguh tidak berdaya ketika traumanya sedang kambuh." Komentar Ransi.
"Uh,, memang benar, tapi sekarang kan dia baik-baik saja, jadi sikapnya sangat menakutkan." Ucap Loren meletakkan tangannya di dada berharap bisa memegang jantungnya dan mencegah nya berdegup begitu kencang.
Melihat sikap Loren, Ransi tersenyum dengan kepolosan perempuan itu "Tidak perlu takut, aku akan melindungimu." Ucapnya.
Loren "..."
'Melindungi pantatmu!' umpat Loren dalam hati mengingat kembali masa ketika dia meminta tolong pada Ransi supaya dibebaskan dari pelukan Christian tapi pria itu malah berlari meninggalkannya! (BAB 20 Seperti cerita dalam dongeng)
Pada akhirnya, Loren tidak bisa mengandalkan siapapun dan dia memasuki kamar Christian dengan tangan berkeringat karena terlalu gugup.
"Tuan,," ucap Loren menarik perhatian Christian yang sedang fokus pada sebuah berkas di tangannya.
'Pria ini sudah lelah mengikuti acara malam hari ini tapi dia masih kembali untuk bekerja. Dasar gila kerja!' pikir Loren dalam hati merasa kasihan pada Christian.
Dia bisa menebak bahwa pria itu tidak pernah memiliki waktu untuk bersantai, ini adalah harga yang harus dibayar karena menjadi orang yang paling kaya dan paling terpandang di suatu wilayah.
Christian memandangi Loren yang kini berdiri di depannya.
'Hais,, kenapa aku membuang-buang waktuku untuk perempuan ini?' pikirnya dalam hati yang merasa aneh dengan dirinya sendiri.
Sejak kapan dia tertarik dengan kehidupan orang lain, terlebih itu adalah seorang perempuan!
Tapi kemudian dia tidak bisa mencegah rasa penasarannya pada Loren, apa lagi perempuan itu sangat aneh karena Loren bisa memberinya ketenangan ketika traumanya kambuh.
"Kau dan desainer itu, katakan dengan jelas hubunganmu dengannya." Ucap Christian.
'Anggap saja ini balas budi atas apa yang sudah ia lakukan. Kalau traumaku sudah sembuh, aku akan membiarkannya pergi!'
Christian tidak akan tutup mata.