Bagaimana jika Cinta yang mulai tumbuh telah di hempasan dan kini harus melihatnya kembali?
Diawali dengan pertemuan seorang wanita cantik bernama KIRANA dan seorang laki-laki yang Rupawan namun juga seorang Cassanova yaitu ALFARO RICH EAGLE
Pertemuan keduanya menciptakan kisah cinta yang sangat rumit dan menguras Emosi
Apa yang akan terjadi dengan mereka berdua, mari kita ikuti kisahnya
Cerita ini masih saling terpaut dengan kisah sebelumnya di Karya Author berjudul "DOKTER ALENA"
Disarankan bagi pembaca untuk mampir di karya Author sebelumnya, yang berjudul:
1. POWER OF WOMAN
2. DOKTER ALENA
3. SAHABATKU KEKASIHKU
4. AKULAH WANITAMU
Salam sehat dan Bahagia dari Author
Sinho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
Hani sangat terkejut hingga berkali-kali menggelengkan kepala tidak percaya dengan apa yang diceritakan oleh Ronan Selanjutnya, sungguh kisah kematian yang tidak pernah Hani bayangkan.
"Cukup, jangan diteruskan, aku mau muntah" ucap Hani yang kemudian berlari menuju toilet yang tak jauh dari sana, saat di dalamnya Hani langsung memuntahkan semua makannya hingga terasa tubuhnya lemas.
Tak lama terdengar Ronan mengetuk pintu Toilet memanggil namanya.
"Han..Hani..kamu tidak apa-apa?"
"Iya, aku baik-baik saja, sebentar lagi aku keluar, pergilah!" Teriak Hani menjawab.
Hani berjalan pelan keluar dari Toilet, dirinya sangat terkejut melihat Ronan masih berada di dekat pintu.
"Kamu kenapa masih di sini?" Ucap Hani.
"Takut terjadi sesuatu dengan mu, yakin kamu tidak apa-apa?" Tanya Ronan memastikan lagi.
Hani mengangguk dan kemudian duduk kembali ditempat nya bersama dengan Ronan.
"Sudah cukup Ron, jangan ceritakan lagi, cukup aku mengerti sampai disini, aku tidak sanggup lagi mendengar dan membayangkan apa yang terjadi dengan Tuan Alfaro, cobaannya luar biasa berat menurutku, aku tidak sanggup membayangkannya, Nauzubillah.." ucap Hani.
"Untuk itu sampai sekarang dia masih menderita dan terganggu kejiwaannya disaat-saat tertentu, dan saat aku bertemu pertama kali dengan Kirana, aku sangat berharap dia bisa membantu keadaan Alfaro dan menuntunnya kembali ke jalan-Nya, aku juga merasa sangat lelah jauh dari-Nya" ucap Ronan menunduk dan dirinya berusaha menahan jatuhnya buliran air matanya.
"Alhamdulillah..tidak ada kata terlambat untuk bertobat, dan Allah sangat menyukai hambanya yang segera ingin bertobat, kematian tidak pernah memandang usia Ron, dan itu hal yang pasti akan kita jalani, jadi kita harus selalu bersiap membawa bekal untuk dibawa kembali pulang menghadap-NYA"
Ronan terdiam, kata-kata Hani membuatnya merasa sangat takut, dia baru menyadari bahwa tidak harus tua syarat maut akan menjemput, dan Ronan merasa tidak memiliki apapun untuk dibawanya saat itu terjadi.
"Sebaiknya kita pulang, ini sudah malam, aku akan mengantarmu sampai mansion Han" ucap Ronan kemudian, Hani tersenyum dan mengucap rasa syukur, dia berharap Ronan akan bisa berubah lebih baik lagi dalam menjalani hidupnya.
"Baik, terimakasih" ucap Hani.
Hani mengendarai mobil ya sendiri begitu juga dengan Ronan yang mengikutinya dari belakang, memastikan Hani dalam keadaan selamat sampai di Mansion dan kemudian dirinya segera pergi untuk kembali pulang.
**
Kirana menyibak korden ruangan di lantai dua untuk melihat kedatangan Hani yang ternyata di antar oleh seseorang di dalam sebuah mobil yang tentu saja sangat dia kenal pemiliknya.
"Rupanya Ronan" lirih ucapan Kirana keluar dari bibirnya.
"Assalamu'alaikum, Kiran..kau ada disini?" Tanya Hani terkejut.
"Waalkum salam, kenapa, takut ketahuan kamu sedang janjian bertemu dengan siapa?, Aku tau siapa itu Han..Ronan kan?" Ucap Kirana sambil tersenyum.
"Hehehe..iya, Ronan, ada yang mau dibicarakan, tapi beneran kok, kita ketemunya di tempat umum, rame malah, itu di Cafe dekat dengan kawasan Mansion kita" sahut Hani.
"Alhamdulillah.. pinter, sudah sana bersihkan diri, lalu istirahat, ini sudah jam 9 malam"
"Emm..kamu gak pengen tau apa yang kita bicarakan?" Tanya Hani ragu.
"Tidak, itu urusan kalian, kalau memang kamu anggap aku pantas mengetahuinya, kamu pasti akan menceritakan kepadaku tanpa aku minta Han" jawab Kirana menoel hidung Hani yang masih dengan wajah tegangnya.
Hani tersenyum dan kemudian memeluk erat Kirana tanpa perduli lagi Kirana berusaha untuk melepasnya.
"Bersihkan dulu dirimu Kiran, kamu habis dari luar, kotor ih..dasar..!" Teriak Kirana, namun dirinya terkejut saat Hani sudah menangis dalam pelukannya.
"Ada apa Han..hei..ada apa, kenapa kau menangis?" Ucap Kirana heran.
Hani hanya menggelengkan kepalanya, kemudian Kirana membalas pelukan Hani hingga kemudian akhirnya Hani tenang kembali dan menghentikan tangisannya.
"Aku sangat bersyukur dengan semua cobaan yang diberikan kepada kita selama ini Kirana, ternyata ada orang-orang yang diberikan cobaan begitu hebatnya, bahkan aku tidak sanggup membayangkannya, aku malu dengan Allah, begitu banyak mengeluh, padahal cobaan ku tidak seberapa dibanding dengan yang lainnya" ucap Hani kemudian.
"Alhamdulillah.. Bisa berarti orang yang paling mulia di mata Allah adalah orang yang paling banyak di uji oleh-NYA,
Jadi jangan bersedih, karena itu berarti allah sedang perhatian dengan kita" ucap Kirana.
**
Keesokan harinya.
Di sebuah perusahaan, tampak seorang laki-laki dengan wajah yang begitu dingin dan geram, informasi yang di dapatkan dari beberapa anak buahnya mengatakan bahwa, salah satu kelompok yang berada di bawah naungannya sudah berani menyentuh wanita yang sangat diinginkannya.
Hingga kemudian, dua orang tangan kanannya sudah berada di hadapannya.
"Aku ingin kalian mengutus seseorang untuk memperingatkan Vaden Fernandez agar dia dan anak buahnya jangan sampai menyentuh Kirana, atau aku akan memotong semua tangan mereka" ucapnya.
"Baik Tuan, segera kami laksanakan"
"Bagus, pergilah!" Ucapnya, lalu kedua tangan kanannya segera pergi untuk melakukan perintah sang Tuan.
Tak lama, seorang sekretaris masuk, menyampaikan informasi tentang perkembangan Agensi NAHA.
"Maaf Tuan, ini semua data yang anda inginkan, kalau ada yang kurang, akan saya perbaiki"
"Hem, aku rasa ini cukup, kau boleh pergi" Ucap sang Ketua.
Kemudian laki-laki itu segera membuka file yang di berikan, dibacanya sejenak dan dia sangat terkejut saat terlihat perusahaan Eagle Company 2, berencana untuk melakukan kerjasama dengan Agensi NAHA milik Kirana.
"Tidak akan mudah kau mendapatkan apa kau yang inginkan kali ini Alfaro" Ucapnya lirih.
**
Vaden Fernandez terkejut saat seseorang datang untuk menyampaikan sebuah pesan disiang itu, tangannya tergetar membaca tulisan di sebuah kertas dengan stempel yang berada di pojok kirinya.
"Maaf tuan Vaden, saya harap anda Berhati-hati dan lakukan perintah dari pesan yang sudah disampaikan oleh Ketua" ucap salah satu pengawal yang berada di hadapannya.
"Kenapa?, Ada hubungan apa wanita bernama Kirana ini dengan sang Ketua?" Tanya Vaden penasaran.
"Maaf, itu urusan Tuan kami, bukan urusan kami, jadi tidak ada hak kami harus ikut campur di dalamnya, cukup anda melakukan perintahnya saja, tidak ada urusan yang lain" kemudian kedua pengawal itu segera melangkah pergi begitu saja.
"Tunggu.., aku sudah bekerja sangat lama di bawah kepemimpinan tertinggi Tuan mu, tidak bisakah sekali saja aku melihat wajahnya dan tau siapa sebenarnya sang Ketua ?" Ucap Vaden Fernandez.
"Tuan kami belum menginginkan untuk bertemu dengan anda, jadi kami tidak bisa berbuat apa-apa, ku harap kau mengerti dan jangan berharap terlalu banyak" jawabnya dan kemudian mereka segera pergi.
"Sialan!!, Siapa sebenarnya sang Ketua tertinggi ini, penasaran sekali" ucap lirih Vaden Fernandez yang kemudian segera mengambil handphone untuk menghubungi Viona.
**
Viona yang kini sudah ada di perusahaan Alfaro, segera berjalan dengan gaya angkuhnya menuju ke ruang kerja Alfaro, seperti biasanya sang sekretaris membiarkan saja wanita itu berbuat semaunya, karena sudah bosan harus adu mulut saat bertemu.
Dengan pedenya Viona berniat membuka pintu kerja Alfaro, namun di luar dugaan, ternyata ruangan itu di kunci dan membuat Viona terkejut dan kembali ketempat sang sekretaris berada.
"Hei..itu kenapa pintunya di kunci?" Tanya Viona dengan sinis.
"Saya punya nama nona Viona dan kenapa pintu itu terkunci, tanyakan sendiri ke tuan Alfaro, karena beliau sendiri yang menguncinya" jawab sang sekretaris yang semakin membuat jengkel Viona.
Dengan sangat keras Viona mengetuk pintu itu, hingga akhirnya Alfaro muncul di ambang pintu.
"Tunggu dulu di luar, aku ada tamu penting"
Ceklek
Pintu segera di tutup kembali.
"Apa..Faro buka, Faro!!" Teriak Viona yang semakin jengkel dengan sikap Alfaro, lalu kemudian dirinya segera berjalan menuju ruang tunggu yang ada tak jauh dari sana.
Sementara sang sekretaris dan beberapa pegawai disana tersenyum senang, karena kali ini melihat wanita yang selalu sombong memamerkan kedudukannya sebagai kekasih bosnya, sudah di tolak untuk masuk dan harus menunggu seperti yang lainnya.
Bersambung
jangan lupa VOTE, HADIAH. LIKE, dan KOMEN.
PROMO Cerpen Terbaru di YouTube, (Ketik: Sinho Novel) dan nikmati cerpen-cerpen Karya Author.
chris lebih kéjam