penghianatan? kisah perjuangan? rasa sakit dari orang terdekat? seorang pria dari kalangan mahkluk abadi harus membangun kembali tiap menara pencapaiannya dari darah, keringat, dan air mata.
seorang yang dulunya di segani, terjatuh ke titik terendah hidupnya yang di mulai dari penghianatan orang-orang terdekatnya.
akankah long yi-chen melawan mimpi buruknya dan terus maju dengan identitas lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lang-ya 𓆉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 (Suatu Kejanggalan)
...༻𓆉༺...
Bai Yi-Chen dan Bai-Cuan akhirnya tiba di kediaman Bai. Bai Yi-Chen kemudian berhenti begitu pula Bai-Cuan. Bai Yi-Chen kemudian menatap Bai-Cuan dan berkata. "Bai-Cuan..., kau tunggu aku di paviliun kita. kau kembalilah dulu..., ada yang ingin ibu bicarakan padaku.... " titah Bai Yi-Chen.
Bai-Cuan mengangguk mengerti. "Baik tuan muda..., aku pergi dulu... " jawabnya yang langsung peergi meninggalkkan Bai Yi-Chen dan menuju paviliun mereka.
sementara Bai Yi-Chen kini menuju ke Aula keluarga Bau orang tuanya sembari membawa pedang berkarat dan usang di tangannya.
Bai Yi-Chen sudah sampai di halaman aula kemudian melihat Orang tua dan adiknya sedang duduk bersama menunggunya. semua pandangan tertuju pada Bai Yi-Chen seorang yang tengah berjalan menuju ke arah mereka.
Bai Yi-Chen yang sampai langsung duduk di samping sang adik dan bertatap muka langsung dengan orang tuanya.
Bai-Ning yang sadar bahwa Bai Yi-Chen tengah membawa sebuah pedang tua kemudian bertanya. "Yi-Chen....., pedang apa ini....?" tanya Bai-Ning.
Bai Yi-Chen hanya bisa menjawab pertanyaan sang ibu apa adanya. "ini adalah pedang yang aku beli tadi..., sudahlah jangan membicarakannya.... " ujarnya.
Bai Zi-Ling kemudian ikut bertanya. "membeli pedang tua seperti itu....? Yi-Chen..., orang tuamu sama sekali tidak kekurangan uang. kenapa kau membeli barang bobrok seperti ini....?" tegas Bai Zi-Ling sedikit kesal.
Bai Yi-Chen langsung menatap ke arah ayahnya. "ayah..., jangan menilai sesuatu dengan begitu cepat..." balas Bai Yi-Chen yang sedikit kesal.
Bai Zi-Ling kemudian berkata. "kau...? aku sama sekali tidak mengerti tentang pola pikir mu.... " tegas Bai Zi-Ling yang menggelengkan kepala.
Bai Yi-Chen yang merasa di remehkan oleh ayahnya kemudian kembali angkat suara. "ada yang bilang cukup diam dan buktikan...., tapi aku berbeda. aku akan bertindak dan akan aku buktikan..., aku menantang mu ayah. jika aku menang kau tidak boleh mengkritik pilihanku lagi.... " tantang Bai Yi-Chen.
Bai Zi-Ling tersenyum dan berkata. "kau yakin...? baiklah..., jika kau menang aku tidak akan mengomentari pilihan mu itu. tapi jika kau kalah.., kau harus membuang pedang itu... " balas Bai Zi-Ling.
Bai Qing-He hanya menatap khawatir pada kakak dan ayahnya sembari berkata. "ayah... kakak..., inii tidak terlalu baik kan...? kita berkumpul untuk membahas sesuatu bukan untuk bertarung... " ujar Bai Qing-He.
Bai-Ning kemudian menambahkan. "yang di katakan Qing-He benar..., dan kau tuan ku..., apa kau tidak menyesal akan melakukan tindakan konyol ini dengan melawan putramu sendiri...?" tanya Bai-Ning.
mendengar hal itu Bai Zi-Ling dan Bai Yi-Chen diam tak berkutik. Bai-Ning kini menyambung kembali kalimatnya.
"baiklah..., langsung saja. Yi-Chen... Qing-He..., kami akan mengirim kalian untuk belajar ke sekte Tian-xu..., di sana kalian dalat mendalami kultivasi dan mengembangkan teknik alkemis...." ujar Bai-Ning.
Bai Zi-Ling dengan wajah datar kemudian berkata. "jadi..., mulai hari ini kalian harus berlatih keras. karena minggu depan kalian akan kami antar secara langsung...." tegas Bai Zi-Ling.
Bai Qing-He yang manja seketika langsung histeris. "a... apa....!!! sekte Tian-xu....?!!, Ayah... Ibu... kalian ingin membunuh kami ya...?!! ujian masuk di sekte Tian-xu sangat kejam dan kalian tega mengirim kami ke sana....?!!" cakapnya dengan nada tinggi.
Bai Yi-Chen kemudian berbicara dengan suara tenang. "Qing-He..., kau tidak sendiri. dan kalian..., apa alasan kalian mengirim kami ke sekte Tian-xu...?" tanyanya.
Bai Zi-Ling kemudian menjawab dengan menghela napas berat. "huh...., semua teknik yang kami ajarkan pada kalian tentunya sangat terbatas. kami tidak bisa mengajari kalian secara mandiri..., namun di sekte Tian-xu kalian akan memperoleh banyak pelatihan dan ilmu baru... " ujar Bai Zi-Ling menjawab pertanyaan putra pertamanya.
Bai Yi-Chen kemudian berkata. "itu saja...? lalu kapan kita akan bertarung...?" tanya Bai Yi-Chen dengan pandangan mengarah pada ayahnya.
Bai Zi-Ling kemudian berdiri. "tentu saja sekarang..., jadi angkat pedang itu dan lawan aku di halaman... " titah Bai Zi-Ling.
kini ayah dan anak itu berdiri di halaman dengan peedang mereka. sementara Bai Qing-He dan Bai-Ning duduk di tangga depan teras aula dan menyaksikan.
Bai Zi-Ling kemudian berkata. "aturannya adalah..., jika mahkota pengikat rambutmu terlepas maka kau kalah... " ujar Bai Zi-Ling dengan nada sarkas.
Bai Yi-Chen kemudian tersenyum dan berkata. "terlalu merendahkan putramu sendiri...? bukankah tidak terlalu baik tuan bai...?" ujarnya yang berani memanggil ayanya dengan sebutan lain.
"kau..!!!" kesal Bai Zi-Ling.
Bai-Ning yang duduk kemudian langsung membacakan aba-aba. "baiklah..., kalian bersiaplah..!!!, tiga...!!! dua...!!! satu...!!! mulai....!!!" teriaknya dengan lantang.
"ting... "
"ting... "
"ting... "
dentingan pedang yang nyaring di pagi hari membuat beberapa pelayan berkumpul untuk melihat dan begitu pula dengan Bai-Cuan.
"jadi bagaimana tuan bai...? apa kau bisa menahannya...?" sarkas Bai Yi-Chen dengan senyumnya.
"tentu saja tuan muda...., aku baru saja mengerahkan setengah energi ku... " balasnya.
Bai Yi-Chen kemudian terbang dengan ilmu peringan tubuh langsung menggunakan ilmu serangannya. "teknik kultivasi...!!! tebasan bulan beku....!!!" tekannya yang memunculkan sebuah formasi biru yang mengeluarkan balok es runcing yang langsung meluncur ke arah Bai Zi-Ling.
satu balok berhasil mengenai kaki Bai Zi-Ling. Bai Zi-Ling kemudian berkata. "huh..., dengan tingkat kultivasimu yang tidak terlalu tinggi kau mau menjebak ayahmu...?" sarkasnya yang kemudian mengangkat kakinya dan jebakan es yang membeku langsung hancur.
"sekarang giliran ku tuan muda bai...!!! teknik kultivasi...!!!, sayatan cahaya...!!!" tekan Bai Zi-Ling yang menebaskan pedang ke arah sang putra dan menghasilkan sebuah serangan api yang bergerak menuju Bai Yi-Chen yang tengah di udara.
Bai Yi-Chen kemudian tersenyum lalu menahan serangan ayahnya dengan penghalang es. namun siapa sangka penghalang itu berhasil di tembus dan serangan Bai Zi-Ling berhasil mengenainya.
"Yi-Chen....!!!/Kakak...!!!/tuan muda...!!!" pekik Bai-Ning, Bai Qing-He, dan Bai-Cuan.
Bai Yi-Chen akhirnya jatuh dan berlutut. dan seketika dia memuntahkan darah.
"pufftt... " setetes darah kemudian menyentuh dan mengenai pedang tua di tangan Bai Yi-Chen.
Bai-Ning dan Bai Qing-He hendak berlari ke arah Bai Yi-Chen. namun, pedang yang tersentuh oleh darah Bai Yi-Chen kemudian bersinar dengan terang. para pelayan, Bai Zi-Ling, Bai Qing-He, Bai-Ning, dan Bai-Cuan bahkan tak sanggup menahan sinarnya.
dan tepat saat ketika pedang itu berhenti bersinar. energi spiritual keemasan keluar dan mengelilingi Bai Yi-Chen sementara pedang itu berada tepat di hadapan Bai Yi-Chen. Bai Yi-Chen yang melihatnya sangatlah takjun.
"aku tahu...., guru tidak salah. pedang ini benar-benar memiliki aura yang kuat... " ujar Bai Yi-Chen yang kemudian menegang gagang pedang itu.
ia kemudian memejamkan mata, membuka mata, lalu menghempaskan serangan pedang itu ke arah Bai Zi-Ling.
"ini...!!!" pekiknya yang langsung membuat pembatas energi. namun sayang pembatas energi itu langsung hancur.
Bai Zi-Ling berdiri dengan tubuh bergetar, mahkota pengikat rambutnya terjatuh ke tanah begitu pula pedangnya. kini Bai Zi-Ling berdiri dengan rambut terurai sembari menatap putra pertamanya dengan rasa tidak percaya.
Bai Yi-Chen kemudian turun perlahan. ia kemudian menggunakan pedangnya untuk menopang tubuh yang hampir ambruk. ia menatap ayanya dan berkata. "jadi bagaimana ayah.....?" tanyanya dengan rasa tak percaya dapat mengalahkan ayahnya.
Bai Zi-Ling yang masih membulatkan mata kemudian mengacungkan jempol dan berkata. "hebat..., ini adalah serangan terhebat yang baru kali ini menggetarkan ku yang ada di ranah panglima spiritual tingkat tiga budidaya menengah.
Bai Yi-Chen kemudian tersenyum, kini pandangannya mulai kabur, suara-suara pujian dari para pelayan bahkan sampai tak terdengar lagi di telinganya. tubuhnya langsung jatuh ke tanah setelah melakukan perlawanan yang sangat dahsyat.
Bai Zi-Ling dan Bai-Ning kemudian berteriak. " Yi-Chen.....!!!" pekiknya.
"tu.. tuan muda...!!!" teriak Bai-Cuan yang langsung berlari lalu menyandarkan tubuh Bai Yi-Chen dengan tangannya.
"kakak...!!!" panggil Bai Qing-He yang duduk berlutut di samping Bai-Cuan.
Bai-Ning dengan panik langsung meraih pergelangan tangan Bai Yi-Chen untuk memeriksa keadaan putranya. setelahnya Bai-Ning memberikan sebuah pil dan menaruhnya di mulut Bai Yi-Chen.
Bai Zi-Ling kemudian bertanya. "Ning'er..., bagaimana kondisi Yi-Chen....?" tanya Bai Zi-Ling dengan panik.
Bai-Ning kemudian berkata. "untung saja dia tidak kenapa-kenapa...., sepertinya serangan besar tadi telah menguras habis energinya. dia perlu istirahat sekarang... " jawabnya yang membuat semua orang lega.
"syukurlah.... " ucap Bai Zi-Ling dengan nafas lega.
beberapa saat kemudian, tubuh Bai Yi-Chen di bawa oleh Bai-Cuan ke dalam kamarnya di paviliun mereka. Bai-Cuan membaringkan tubuh sang majikan ke atas ranjang dan berdiri di tepi ranjang.
Bai Zi-Ling yang ada di belakang Bai-Cuan kemudian bertanya. "Bai-Cuan..., apa kau bisa menjelaskan darimana pedang itu di dapatkan oleh Yi-Chen....?" tanya Bai Zi-Ling dengan serius.
Bai-Cuan kemudian menghadap Bai Zi-Ling dan berkata. "tuan..., aku tidak tahu apapun. tuan muda sendirilah yang bersikeras membeli pedang tua itu... " balas Bai Zi-Ling.
"sekarang juga kau baca seluruh buku di ruang baca kediaman Bai..., baca semuanya tentang senjata ilahi..." tegas Bai Zi-Ling menatap putranya dengan rasa bersalah.
Bai-Cuan dengan tegas kemudian menjawab. "Baik tuan..." sergahnya yang langsung keluar dari paviliun dan bergerak menuju ruang baca di samping ruang obat.
keren!