PENGKHIANATAN!
"Selamat ya untuk calon Baby kalian yang akan lahir"
"Selamat Nyonya , Tuan , sekarang kalian akan menjadi Bunda dan Ayah"
Dan masih banyak lagi yang mengucapkan kata selamat pada calon Ayah dan Bunda tersebut.
Acara 7 bulanan Mora Aditama berjalan sangat meriah, bahkan halaman rumah nya di penuhi oleh orang-orang penting dari berbagai kalangan bisnis.
Sedangkan sang Suami, Aron Putra Gerald sedang menyapa beberapa kolega bisnis nya.
"Hai hai Moraaaaa" teriak kedua sahabat Mora.
Mora hanya tersenyum kecil dan merentangkan tangan nya.
"Uh bumil satu ini cantik sekali" goda Afnan
"Kan memang dari sono nya juga udah cantik" timpal Elisa dengan tersenyum kecil.
"Kalian ini bisa saja, oh iya dimana Winda?" tanya Mora mencari kesana kemari.
"Lagi ke toilet dulu" jawab Afnan.
Mora lalu mengajak sahabat nya untuk makan jamuan disana, ia yang memang sedang hamil besar gampang sekali lapar.
"Hai semua nya" sapa Aron dengan ramah.
"Ehh sayang, kau mau makan?" tanya Mora lembut
Aron menganggukan kepala dan mengecup kepala Mora dengan lembut.
"Uhhh manis sekali" ceplos Elisa tertawa kecil.
Aron hanya terkekeh dan membawa makanan yang sudah di ambil oleh Mora.
Mereka duduk di kursi yang memang sudah tersedia disana.
"Hai, maaf lama ya" ucap Winda dengan tak enak.
"Tidak apa, ayo duduklah" balas Mora tersenyum lembut.
"Thank You" ucap Winda.
Mereka makan dengan di selingi perbincangan yang seputar Mora dan Aron saja, bahkan Afnan senang sekali jika harus menggoda sang sahabat.
Setelah menemani sang Istri makan, Aron kembali lagi menjamu kolega bisnis nya.
"Mana istri mu, Aron?" tanya rekan bisnis Aron.
"Sebentar ya" ucap Aron
Aron lalu menghampiri Mora yang sedang bersama dengan teman-temannya,lalu ia membawa Mora ke hadapan rekan bisnis nya.
"Kenalkan dia Istri saya, Tuan, Nyonya" ucap Aron dengan merangkul bahu Mora.
"Halo Tuan, Nyonya , semoga menikmati acara nya ya" sapa Mora dengan ramah dan lembut.
"Hai Nyonya Aron, wah anda sangat cantik sekali" puji Istri rekan bisnis Aron.
"Terimakasih Nyonya, anda juga lebih cantik" balas Mora tersenyum lembut.
"Anda bisa saja" ucap nya dengan tersenyum malu.
"Tuan, bolehkah saya mengajak Istri anda berbincang?" tanya Istri rekan nya pada Aron.
"Boleh Nyonya, silahkan" jawab Aron ramah.
"Aku kesana dulu ya, Mas" pamit Mora mengecup pipi Suami nya.
Mora pergi ke tempat duduk yang tak jauh dari sana, bahkan ia berjalan dengan perlahan karena memang agak susah sejak kehamilannya yang sudah besar.
"Ada apa, Nyonya?" tanya Mora dengan bingung saat menatap manik mata wanita paruh baya di hadapan nya sedikit sendu.
"Tidak apa, kau sangat cantik sekali dan bahkan sangat lembut" jawab Wanita tersebut dengan tersenyum.
"Anda bisa saja, Nyonya" ucap Mora malu.
"Panggil saja Hesti, Nak" ucap Nyonya Hesti dengan tersenyum.
"Maaf Nyonya, saya tak enak apalagi anda ini Istri dari Tuan Darma Widiatma" balas Mora tak enak.
"Tidak apa, saya juga manusia biasa kok" ucap Nyonya Hesti dengan terkekeh.
"Kau mengingatkan aku pada Putri ku yang hilang" ucap Nyonya Hesti dengan lirih.
"Jika anda berkenan,bolehkah saya menganggap anda Putri saya?" tanya Nyonya Hesti dengan penuh permohonan.
Mora tersenyum dan mengusap lembut lengan Nyonya Hesti yang sedang menggenggam tangannya.
"Boleh Nyonya, asal anda tidak keberatan dan bisa mengobati luka anda" jawab Mora dengan tersenyum lembut.
Senyuman Nyonya Hesti seketika langsung merekah, bahkan ia sempat meneteskan air mata bahagia nya.
Mora tersenyum kecil dan menghapus air mata di pipi Nyonya Hesti.
"Loh Nyonya, kenapa anda menangis?" tanya Aron dengan sedikit takut.
Tuan Darma pun langsung menatap Istri nya dengan sejuta pertanyaan di sorot mata nya.
"Ini air mata bahagia, saya sangat bahagia saat Istri anda mau menjadi teman saya" jawab Nyonya Hesti dengan terkekeh.
Mora sedikit heran saat Nyonya Hesti menyebut nya sebagai teman, tetapi ia tidak ambil pusing dan hanya menganggukan kepala saja.
"Ah begitu ya, saya kira ada apa" ucap Aron dengan tersenyum.
Aron lalu meminta izin untuk membawa sang Istri pergi, karena acara nya sudah selesai dan anak yatim-piatu dari panti asuhan tempat Mora di besarkan akan pulang.
Mora memeluk Ibu panti dengan sangat hangat, ia bahkan seperti tidak rela dengan kepergian sang Ibu.
"Ibu, ini ada rezeki buat adik-adik Mora di panti" ucap Mora dengan memberikan amplop cokelat ke tangan Ibu-Nya.
"Terimakasih Nak, semoga kamu selalu bahagia ya" balas Ibu panti dengan mengusap kepala Mora yang tertutup hijab.
Mora menganggukan kepala dengan senyuman di wajah nya.
"Adik-adik, kemarilah" panggil Aron dengan tersenyum.
"Ayo berbaris ya, ini Abang ada sedikit hadiah buat kalian" ucap Aron kembali.
"Terimakasih, Abang" balas anak-anak tersebut dengan riang.
Ibu panti langsung mendekati Aron, ia tidak enak karena tadi Mora juga sudah memberi uang.
"Nak, tadi Istri mu sudah memberi Ibu uang" ucap Ibu panti dengan tak enak.
"Tidak apa Bu, aku dan Mora ikhlas kok" balas Aron dengan lembut.
Ibu tidak bisa menolak lagi, karena memang Aron dan Mora selalu saja memberi segala kebutuhan pada Panti tersebut.
Afnan, Elisa dan Winda pun ikut serta memberi uang pada anak-anak tersebut. Mereka memang sudah sering kesana bahkan mereka juga selalu memberi bantuan pada Panti tersebut.
"Mora, boleh saya ikut memberi pada mereka?" tanya Nyonya Hesti
"Boleh Nyonya, saya tidak akan melarang ataupun menyuruh siapapun untuk berbagi tetapi saya hanya mengingatkan bahwa sebagian dari harta kita ada hak mereka" jawab Mora dengan tutur kata yang lembut.
Nyonya Hesti hanya tersenyum, lalu ia melakukan hal yang sama seperti Aron dan yang lainnya.
Setelah semua nya selesai, satu persatu para tamu undangan berpamitan karena memang acara sudah selesai.
Mora dan Aron langsung saja pergi ke kamar nya , mereka akan membersihkan diri terlebih dulu.
"Mas, aku dulu ya mandi nya" ucap Mora dengan membuka kerudung yang di pakai nya.
Aron langsung saja memeluk Mora, ia menghirup wangi dari rambut Mora sambil tangannya membelai perut buncit sang Istri.
"Bersama saja, ya" mohon Aron dengan tersenyum kecil.
"Baiklah" balas Mora.
Lalu mereka masuk ke kamar mandi bersama.
***
Sedangkan di bawah, semua para pelayan sedang membereskan semua bekas acara tersebut.
"Nyonya Mora selalu saja baik dan santun ya" ucap pelayan disana.
"Ya, bahkan dia tidak sombong sama sekali pada siapapun apalagi sama kita" timpal yang lainnya.
"Eh jangan ngobrol terus, ayo beresin semua nya mana besok mau liburan kan" tegur Kepala pelayan disana.
"Siap Pak Jay" balas mereka dengan cepat.
Pak Jay hanya menggelengkan kepala dan berlalu dari sana, ia melihat semua pekerjaan anak buah nya dan ia juga ikut membantu nya.
Besok pagi, mereka semua akan berlibur ke Puncak bersama dengan kedua majikannya , sedangkan mansion akan di jaga oleh orang kepercayaan Tuan Aron.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
whiterose91
semangat
2024-08-02
0
Kak Eja🌜
keren....
mampir yuk ke novel aku
MENIKAHI WANITA MALAMKU
2024-08-01
0
angelivha
mampir ya thor 👍🌸
2024-05-24
0