Bagaimana jika jiwa seorang Chef dari dunia moderen abad 25 yang cantik, kaya-raya, berstatus lajang, serta menguasai banyak tehnik beladiri, terbangun ditubuh seorang gadis diera dinasti kuno 3000 tahu lalu.
Liu Liyan, gadis cantik yang amat dimanja oleh ayah & kedua kakak lelakinya. Kadang suka berbuat sesuka hati, keras kepala & juga urakan.
Tapi setelah menikah, ia harus menjani hidup miskin bersama suaminya yang tampan tapi cacat.
Belum lagi ia harus dihadapkan dengan banyaknya konflik keluarga dari pihak suaminya.
Beruntung ibu mertua & adik ipar amat baik serta begitu menyayanginya, mendukung juga mempercayai.
Apakah ia bisa menggunakan keterampilannya didunia modern, untuk membantu keluarga suami juga keluarga kandungnya sendiri..?
Bagaimana lika-liku kehidupannya didunia yang serba kuno tanpa internet & listrik..?
Mari ikuti kisah Chef Claudia diera dinasti Song & menjadi Liu Liyan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delia Ata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bangun setelah kematian
Bulu mata panjang nan lentik seperti ekor rubah bergoyang pelan. Matanya terbuka, dalam kondisi setengah sadar dengan pandangan yang masih samar. Netra almond yang cantik itu, bisa melihat wajah tampan dengan alis tajam bak pedang.
Liu Liyan, berusia 16 tahun, putri dari Liu Dayan pemilik kedai teh dikota.
Kakaknya Liu Chen, 21 tahun dan sudah menikah dengan Jang Lin.
Liu Long, kakak ke-2 berusia 19 tahun. Seorang mahasiswa diakademi Fudan.
Dua hari lalu ia menikah dengan Xiao Yun, pemuda rupawan bertalenta berusia 19 tahun yang tak lain sahabat Liu Long.
Ibu mertuanya Guo Xia 36 tahun, janda yang ditinggal mati suaminya 3 tahun lalu.
Adik ipar perempuan Xiao Yue, berusia 12 tahun dan adik ipar lelaki Xiao Yan berumur 9 tahun.
Liu Liyan yang terbiasa bangun dipagi buta, tanpa sengaja terpeleset dijaban ketika mencuci muka.
Ia kehilangan kesadaran begitu kepalanya terbentur tanah.
Meski cuma hal seperle bahkan tanpa ada luka secuil pun. Nyatanya itu adalah akhir hidup Liu Liyan dan sekarang raganya ditempati oleh Chef Claudia.
Tapi kita akan memanggilnya Liu Liyan dan yang mati adalah Chef Claudia.
"Istriku sudah sadar..!" seru Xiao Yun senang.
Tangan kirinya yang tidak cacat, ia gunakan untuk menggenggam erat jemari lentik Liu Liyan.
"Suami tampanku..!"
"Iya, aku disini." sahut berbinar Xiao Yun.
"Kau butuh sesuatu..?"
Liu Liyan tersenyum "haus...!"
Xiao Yue yang berada disana, sigap mengambilkan mangkuk berisi obat dan gelas air bening.
Liu Liyan meringis, ketika bergerak pelan untuk duduk bersandar dikepala ranjang.
Sekali teguk, herbal hitam beraroma tajam dan segelas air bening masuk membasahi kerongkongannya.
"Terimakasih...!"
Xiao Yue mengangguk "aku akan membantu ibu memasak, kakak ipar istirahat ya..?"
Liu Liyan mengiyakan.
Pintu kamar tertutup, senyum dibibir Xiao Yun memudar. Wajah tampan berbalut cemas dan takut kehilangan, berubah menghitam penuh kekesalan.
"Kenapa tidak membawa lentera..?"
Bibir Liu Liyan mengerucut "biasanya juga tidak, tadi hanya sedang sial saja."
Xiao Yun berdecak "lain kali pakai lentera, jangan dibiasakan."
Liu Liyan mengangguk patuh "baik...!"
Air wajah Xiao Yun kembali berbinar, kilat kasih terhunus hangat pada istri tercinta. Satu-satunya wanita yang mampu mencuri hatinya dengan segala tingkah-polah diluar nalar.
"Gila, beruntung banget gue dapet laki seganteng ini. Enggak sia-sia jauh-jauh hijrah kezaman batu."
Batin Liu Liyan terpesona dengan tampang Xiao Yun.
Rambut hitam legam selembut sutra, alis tebal nan tajam. Hidung tinggi bangir, bibir merah merona alami, mata lentik, fitur wajah tegas.
Sungguh sempurna.
Ditambah badan kekar dengan tinggi 185cm, kulit bersih nan putih bak mutiara.
Menambah kadar rupawan Xiao Yun.
"Gue harus kerja keras cari duit buat berobat nih cogan biar cepet sembuh dan bikin gue hilang perawan."
Diingatan Liu Liyan, keduanya belum menyempurnakan pernikahan karena kondisi Xiao Yun.
Mereka menikah tanpa ada jamuan meriah dengan arak dan makanan lezat. Tanpa tandu dengan gong dan genderang dalam iring-iringan.
Cuma ada upacara sederhana yang dihadiri keluarga dan beberapa tetangga serta kepala desa.
Tak ada seserahan dari Xiao Yun untuk Liu Liyan, semua karena keadaan.
Pernikahan mereka terjadi akibat ulah nenek Xiao Yun yang tamak.
Wanita tua itu memanfaatkan gadis-gadisnya yang tergila-gila pada cucunya.
Dengan kedok pernikahan, nyonya Gong menjual Xiao Yun. Memanfaatkan sisa harga diri terakhir yang dimiliki pemuda itu.
Sayangnya dengan rumor yang beredar jika Xiao Yun cacat permanen. Banyak para nona muda kaya raya dan putri bangsawan mundur dari sayembara.
Semua terhalang restu orangtua, yang berbalik menentang dan mencoret nama Xiao Yun dari daftar calon menantu idaman.
Cuma Liu Liyan yang nekat maju tanpa pandang bulu dan mengalahkan 4 gadis gila saingannya dengan memberi mahar 4 liang perak.
Tentu saja uang itu masuk kekantong si nenek tua.
Awalnya Xiao Yun menolak keras niat neneknya, toh keluarga mereka juga sudah terpisah.
Tapi ketika tahu yang akan menikah dengannya Liu Liyan, Xiao Yun pun dengan senang hati mengiyakan.
Walau pemuda itu sedih, karena tak bisa memberikan seserahan dan pernikahan yang diimpikan wanitanya.
Tapi didasar hati ia berjanji, hidup dan matinya cuma milik Liu Liyan seorang.
Beruntung Liu Liyan amat disayangi oleh ayah dan kedua kakaknya, makanya pernikahan itu bisa terjadi.
Liu Dalan dan kedua putranya juga amat mengenal pribadi Xiao Yun, serta mengagumi pemuda itu. Meski kondisinya cacat, restu mereka tetap diberikan.
NOTE....!!!
1 tahil perak \= 1000 wen (perunggu)
1 batangan emas \= 1000 tahil perak & 10.000 wen
1 kati \= 600 gram
1 jin \= 500 gram
