"Aku bukan siapa-siapa, aku hanyalah manusia biasa yang menginginkan kebebasan, tapi...
Ketika keluarga dan orang-orang yang aku sayangi di sakiti, maka aku akan menjelma menjadi dewa kematian!"
"Kau berani menghina ku? Mungkin aku akan diam....
Tapi jika kau berani menghina keluargaku, maka kau akan berakhir di lautan darah!"
Season 1 =
Night King: My Life Journey
Season 2 =
Night King: The God Of Death
Jangan lupa dukungannya ya...
IG= @zhie_n15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-31. Melakukan perjalanan berdua
Suara teriakan Qiu Han menggema di seluruh ruangan, sehingga membuat semua orang kaget dan langsung mengalihkan pandangan mereka padanya. Para prajurit yang masih sibuk memeriksa para pengunjung restoran juga kaget, mereka kemudian menghampiri Qiu Han dan langsung mengelilingi Lin Feng dan yang lainnya, sambil mengacungkan pedang ke arah mereka.
"Ka-kau, kalian semua akan aku bu..."
Slash!
Sebelum Qiu Han sempat menyelesaikan perkataannya, sebuah tebasan yang sangat cepat telah lebih dulu memotong tangannya, semua orang yang menyaksikan hal itu benar-benar sangat kaget, karena tidak seorangpun dari mereka yang bisa melihat gerakan pedang tersebut, bahkan mereka juga tidak tahu siapa yang telah memotong tangan Qiu Han.
"Arrkhhhhh... Tanganku!" ujar Qiu Han.
"Habisi mereka sekarang!" ujar salah seorang prajurit.
Melihat para prajurit yang hendak menyerang, Heilong langsung bangkit dan bersiap untuk menyerang mereka lebih dulu, namun bahunya ditahan oleh Lang Diyu. "Diam dan lihat" ucap Lang Diyu.
Pada saat yang bersamaan, sosok bayangan hitam nampak melesat keluar dari dalam tubuh Lin Feng dan langsung bergerak ke arah para prajurit yang berada di sekitar mereka, beberapa detik kemudian, sosok bayangan tersebut masuk lagi kedalam tubuh Lin Feng dan seketika itu juga, seluruh prajurit yang ada di sana tiba-tiba saja tersungkur ke lantai dengan kepala yang telah terlepas dari tempatnya.
Qiu Han sangat kaget ketika melihat para prajurit yang tiba-tiba mati begitu saja, padahal sebelumnya mereka telah bersiap-siap untuk menyerang Lin Feng dan yang lainnya, tapi detik berikutnya justru merekalah yang tersungkur dilantai dengan keadaan yang mengenaskan. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah, Qiu Han tidak melihat Lin Feng atau yang lainnya beranjak dari tempat duduk mereka, bahkan semua orang juga tidak melihat mereka bergerak sedikitpun.
"Si-siapa, siapa yang melakukan ini?" tanya Qiu Han, tubuhnya terlihat gemetaran karena takut.
Semua orang terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Qiu Han, bukan karena mereka ingin bungkam, tapi karena mereka memang tidak mengetahui siapa yang telah melakukan semua itu.
"Kenapa kalian diam saja? Jawab aku!" ujar Qiu Han.
"Ma-maaf yang mulia, ta-tapi kami tidak tahu siapa yang melakukannya" jawab salah seorang pengunjung.
Qiu Han semakin bingung, ia benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa lagi, lalu ia melihat ke arah Luo Ning dan melampiaskan semua kesalahan padanya. "Kau, kau adalah wanita sialan! Karena dirimu, aku harus kehilangan tanganku, bahkan prajurit ku juga mati tanpa sebab. Kau harus bertanggung jawab!" ujar Qiu Han.
Lin Feng yang sebelumnya masih tetap tenang sambil memakan makanannya, langsung berhenti ketika mendengar perkataan Qiu Han, ia kemudian berdiri dan menghampirinya. "Aku paling benci kalau ada yang menggangguku saat makan, jadi sebaiknya kau pergi sekarang!" ucap Lin Feng, lalu melayangkan tendangan ke arah Qiu Han.
Dhuaar!
Qiu Han dikirim terbang oleh tendangan Lin Feng, hingga menabrak dinding restoran sampai membuatnya hancur, ia baru berhenti setelah menabrak dinding bangunan lain yang ada di seberang restoran tersebut, bahkan dinding bangunan itu juga ikut hancur karena dihantam dengan keras oleh tubuh Qiu Han. Setelah itu, Lin Feng melangkahkan kakinya untuk menghampiri Qiu Han, namun ia dicegat oleh Luo Ning.
"Lin Feng, sebaiknya kita pergi sekarang" ucap Luo Ning.
"Nona benar, tuan. Karena pasukan yang lebih besar sedang menuju ke sini" Huise membenarkan.
"Baiklah, kalau begitu kita pergi sekarang, aku akan memberitahu kalian kapan kita akan berkumpul lagi" jawab Lin Feng.
"Baik tuan!" jawab ke-empat bawahannya serempak, lalu setelah itu, mereka langsung menghilang dari restoran tersebut.
Setelah meninggalkan restoran, ke-empat bawahan Lin Feng langsung berpencar ke empat arah yang berbeda-beda, Huise ke Selatan, Lang Diyu ke Utara, Yin Ouyang ke Timur dan Heilong ke Barat, sementara Lin Feng dan Luo Ning, mereka berdua pergi tanpa arah tujuan yang pasti, karena selagi mereka masih bisa berkelana, maka kemanapun tujuannya bukanlah masalah bagi mereka berdua.
Beberapa jam kemudian.
Saat ini, Lin Feng dan Luo Ning sedang berhenti dan beristirahat di hutan yang entah ada di bagian mana, tapi yang jelas mereka berdua sudah jauh dari kota kerajaan dewa bumi, tapi masih belum keluar dari wilayah kekuasaannya. Mereka berdua memutuskan untuk beristirahat di hutan tersebut untuk sementara waktu, karena sebelum melanjutkan perjalanan, mereka harus meningkatkan kultivasinya.
"Sepertinya tempat ini cocok" ucap Lin Feng sambil memandangi gua yang cukup besar di depannya.
"Di manapun sebenar bukan masalah, yang penting kita bisa berkultivasi dengan tenang" jawab Luo Ning.
"Kau benar, tapi gua adalah satu-satunya tempat teraman jika ingin berkultivasi di hutan seperti ini" sahut Lin Feng.
Karena merasa gua tersebut adalah tempat yang cocok untuk berkultivasi, mereka berdua kemudian langsung masuk ke dalam, namun sebelum mulai berkultivasi, mereka memutuskan untuk memeriksa gua itu terlebih dulu, agar nantinya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama mereka berkultivasi, misalnya seperti serangan Beast ataupun Monster penunggu gua tersebut.
Setelah cukup dalam memasuki gua, Lin Feng langsung menghentikan langkahnya, karena dari bagian terdalam gua tersebut, ia merasakan adanya aura yang sangat beras, tidak hanya Lin Feng saja yang bisa merasakannya, tapi Luo Ning juga merasakan hal yang sama, namun yang Luo Ning rasakan masih terasa samar dan tidak terlalu jelas, berbeda dengan Lin Feng yang bisa merasakannya dengan sangat jelas.
"Mau melawannya bersama atau..."
"Aku saja!" ujar Luo Ning, kemudian melesat ke bagian terdalam gua tersebut.
"Kalau begitu, aku akan jadi penonton" jawab Lin Feng, lalu mengikuti Luo Ning.
Di bagian terdalam gua.
Seekor ular hijau raksasa nampak sedang melingkari sesuatu, ular hijau tersebut nampak sangat aneh, karena sisiknya tidak sama seperti sisik ular biasa, melainkan menyerupai armor besi berwarna hijau yang melindungi seluruh tubuhnya. Selain itu, di bagian atas serta bagian belakang kepalanya tumbuh tanduk yang cukup panjang, tanduk di bagian atas hanya ada satu, sedangkan di bagian belakang ada dua tanduk yang mengarah ke depan.
Tidak lama kemudian, Luo Ning dan Lin Feng akhirnya sampai di bagian terdalam gua tersebut, mereka berdua cukup kaget ketika melihat penampilan aneh ular raksasa tersebut, namun yang lebih mengejutkan lagi adalah kekuatannya yang sangat besar, bahkan Lin Feng bisa merasakan dengan jelas kalau kekuatan ular tersebut, setidaknya setara dengan kultivator ranah Dewa Bumi atau lebih tinggi.
"Kau yakin mau melawannya sendiri? Ular ini memiliki kekuatan yang luar biasa, aku takut kau..."
"Jangan remehkan aku, sebagai calon istrimu, aku harus membuktikan kalau aku pantas untuk selalu berada di sampingmu" ujar Luo Ning.
Lin Feng menghela napas. "Baiklah, tapi kalau terjadi sesuatu aku akan membantumu" jawab Lin Feng.