SIAPKAN KANEBO UNTUK MENYEKA AIR MATA!!!
"Manakah yang akan membunuhnya, siksaan suami atau penyakit mematikan?"
Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia.
Bukannya bahagia, Naya malah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Mampukah Naya bertahan dengan siksaan Zian di tengah perjuangannya melawat maut akibat penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya?
IG otor : Kolom Langit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
trending di internet
Setelah kepergiannya malam itu yang entah kemana, sikap Zian pada Naya semakin kasar. Dia tidak segan-segan memarahi Naya dengan keras jika gadis itu melakukan kesalahan sekecil apapun.
Seolah-olah lelaki itu sengaja membuat Naya tidak betah berada di dekatnya. Namun, cinta Naya yang begitu besar pada Zian membuatnya kuat bagai karang yang di hempas ombak.
Sekasar apapun kata-kata yang di lontarkan Zian, hanya di jawab dengan senyuman. Naya seolah terpenjara oleh cintanya pada Zian.
Siang itu Naya membawakan makan siang untuk Zian. Seperti biasa, bukan ucapan terima kasih yang di dapatkan gadis itu, melainkan bentakan keras yang membuatnya harus menahan air matanya.
Setelah membawakan makanan untuk Zian, Naya pergi ke rumah Mia dan melepaskan kerinduannya pada sahabatnya itu.
"Kenapa kau sangat pucat, Nay? Apa kau sakit?" tanya Mia yang sedang asyik membaca berita di internet.
"Tidak, aku tidak apa-apa. Akhir-akhir ini aku sering merasa pusing," kata Naya dengan suara lemahnya.
"Apa kau hamil?" tanya Mia lagi membuat Naya terperanjak.
Hamil kepalamu? Zianku tidak pernah menyentuhku. Melihatku saja dia tidak mau.
"Naya, apa kau tahu, tuan pemilik Kia Group sedang mencari seorang gadis untuk dia jadikan istri," kata Mia yang sedang membaca berita Viral di internet.
"Pemilik Kia Group?"
"Iya, di sini tertulis, dia sedang mencari seorang gadis yang bermain piano di acara ulang tahun Kia Group. Dia ingin menjadikan gadis itu istrinya. Wah beruntung sekali gadis itu."
Naya yang begitu terkejut dengan apa yang di ucapkan Mia seketika mendekat dan ikut membaca berita di internet.
"Aku tidak bisa membacanya, Mia... Mataku sakit," ucap Naya seraya mengucek matanya.
"Kau ini, seperti sedang menderita penyakit berat saja. Wajah pucat, mata rabun, jangan bilang rambutmu juga rontok," kata Mia tanpa bermaksud serius, namun ucapannya yang tak di sengaja itu benar-benar membuat sahabatnya itu sedih.
"Kalau aku sakit apa kau masih mau berteman denganku?" tanya Naya.
"Diamlah, Nay... Kau akan baik-baik saja sampai tua. Kau kan sangat bahagia karena menikah dengan pujaan hatimu," ucap Mia tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya, "Kau tahu, Nay... Bos Kia Group adalah orang yang sangat kaya. Lebih kaya dari Kak Marvin, dia sukses membangun Kia Group hanya dalam empat tahun. Sayang, nama dan fotonya di rahasiakan,"
"Kenapa di rahasiakan?" tanya Naya.
"Mana aku tahu. Wah, beruntung sekali gadis yang bermain piano di acara ulang tahun Kia Group. Dia akan jadi ratu di kerajaan Kia Group jika menikah dengan bos besar."
Dia tidak akan pernah menemukan gadis itu. Karena aku tidak akan pernah mengakui kalau akulah yang bermain piano di acara itu. Walaupun tuan pemilik Kia Group itu menaruh seluruh harta dunia di pangkuanku, aku tidak akan meninggalkan Zianku hanya demi harta. batin Naya.
***
Berita dengan cepat tersebar luas dengan judul Bos Kia Group mencari gadis pemain piano. Berita itu pun menjadi trending di internet, sejumlah stasiun tv pun memberitakan tentang pencarian itu.
Dalam beberapa hari, sudah ribuan gadis berdatangan mengakui dirinya adalah sang pemain piano yang di cari Bos Kia Group.
Namun tak satupun yang berhasil membuktikan dan bisa bertemu dengan lelaki yang sangat misterius itu.
"Sepertinya aku melakukan kebodohan dengan mengandalkan media dan internet untuk mencari Kia," kata pria yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu.
"Jadi bagaimana? Kita hentikan iklan di tv dan internet?" tanya Anita yang sedang membaca sebuah koran yang memuat berita itu.
"Hentikan semua itu," ucap pria itu, "Tapi kau tetap lanjutkan pencarianmu. Kemana pun Kia pergi. Temukan dia," titah laki-laki itu.
Wanita itu melipat koran yang baru saja di bacanya, lalu beralih membuka sebuah laptop.
"Aku tidak mengerti denganmu, apa yang membuatmu begitu jatuh cinta pada gadis itu. Di luar sana para gadis cantik mengantri untuk mendapatkanmu," kata Anita.
"Kalau aku bilang aku menginginkan Kia, artinya aku hanya ingin dia. Aku tidak mau yang lain."
pria itu kemudian membuka laci meja kerjanya, lalu mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari sana. Matanya tak henti-hentinya menatap sebuah kalung yang bertuliskan nama Kia.
Kemana lagi aku harus mencarimu, Kia. Kalau kau sudah melihat iklan di internet dan tv, kenapa kau tidak datang padaku. Aku akan berikan apapun yang kau inginkan.
****
"Zildjian Maliq Azkara, kau tidak akan menemukan gadis itu. Naya tidak akan mendatangimu," ucap Evan yang baru saja membaca sebuah koran yang memuat iklan pencarian itu.
Rafli masuk ke ruangan bos nya itu dengan tergesa-gesa. "Evan, kau sudah lihat berita yang viral beberapa hari ini?" tanya Rafli.
"Aku baru saja membaca iklannya di koran," sahut Evan.
"Bagaimana menurutmu? Hanya kau dan aku yang tahu siapa gadis yang sedang di cari tuan Zildjian Azkara."
"Sudahlah, Rafli... Dia tidak akan pernah menemukan Naya. Karena kau dan aku sudah berjanji pada Naya untuk merahasiakan identitasnya. Walaupun dia memberikan seluruh dunia pada gadis itu, percuma. Naya bukan seorang gadis gila harta. Lagipula Naya sudah menikah,"
Rafli pun memposisikan dirinya duduk berhadapan dengan Evan.
"Kenapa juga dia harus mencari gadis itu? Bukankah gadis di luar sana banyak... Kenapa harus pemain piano itu,"
"Itu bukan urusan kita. Tugas kita hanya tutup mulut," ucap Evan.
****
Dimas yang juga baru saja membaca berita itupun berdecak heran.
"Bukankah dia sangat bodoh? Kenapa juga dia memasukkan iklan di internet dan tv pencarian gadis pemain piano dan ingin menjadikannya istrinya? Aku tidak tahu kalau orang kaya juga bisa sebodoh itu," ucap Dimas seraya tertawa.
Tidak lama kemudian, Zian datang dengan mengendarai sepeda motornya.
"Bos... Kau darimana saja?" tanya Dimas.
"Aku ada urusan di luar," jawabnya singkat.
Zian lalu melepas jaket yang di pakainya kemudian duduk di kursi di samping Dimas.
"Kau tahu, bos Kia Group sedang mencari seorang gadis untuk di jadikan istrinya," ucap Dimas.
"Benarkah?"
"Aku rasa dia sudah gila. Bukankah dia tinggal memilih gadis yang dia inginkan? Aku yakin, para gadis akan mengantri dengan suka rela untuknya,"
Zian tampak tidak menanggapi ucapan Dimas yang seolah menertawakan Bos Kia Group itu.
"Bagaimana dengan tugas yang aku berikan padamu saat itu? Kau sudah punya infonya?" tanya Zian.
"Tugas? tugas yang mana, Bos?"
"Tentang apa yang terjadi pada pembangunan gedung Yayasan Kia. Bukankah aku menugaskanmu mencari tahu?"
"Ah, iya... Aku sudah bicara dengan beberapa temanku yang bekerja di dalam.
"Bagus, kau ada info apa?"
Dimas pun memberitahu Zian tentang informasi apa yang dia dapatkan dari hasil penyelidikannya, membuat Zian terkejut.
****