[Kinara, kamu sudah tahu rumor Aldo dengan Asisten barunya? Apa kamu diam saja tak berbuat apa-apa?]
Pesan Sofie, seniornya di Light Tech Kuala membuat Kinara melamun. Ia tak tahu apa-apa soal Asisten baru karena Aldo tak pernah mengungkit soal perusahaan saat pulang bekerja.
Kinara tak menyangka di usia pernikahan yang hendak menginjak 6 tahun, harus mendapat rumor seperti ini. Padahal ia sudah merasakan kehidupan umah tangganya berjalan stabil selama di Kuala.
Akhirnya ia mulai merasakan kehampaan hubungan sejak Aldo di angkat sebagai kepala cabang di PT Glow Star Tech Jayra.
Aldo yang selalu sibuk dengan pekerjaan membuat Kinara merasa sendiri dalam kehidupan rumah tangga itu. Namun, demi anak kembarnya Armand dan Arnold Kinara berusaha bertahan.
Akan kah Aldo dan Kinara mampu mempertahankan pernikahan mereka ditengah kesibukan Aldo dan krisis kehilangan jati diri yang di alami Kinara?
Temukan kelanjutan cerita mereka di Sesi 2 dari "Terjerat cinta teman serumah" disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ungkapan Hati
Kinara dan Aldo akhirnya bernafas lega. Berita soal Kinara bisa diatasi dengan baik. Bahkan keluarga Kinara di Wahau sudah tidak khawatir dengan keduanya dan memberikan dukungan untuk mereka.
Keluarga Aldo tak kalah merasa lega. Kekhawatiran mereka bisa terbayar karena Aldo pasang badan mendukung istrinya dengan cara yang elegan. Kebanggaan yang luar biasa bagi mereka, karena kecerdasan Aldo menyelamatkan karier dan menjaga nama baik Kinara.
Sejak acara Hari Keluarga di sekolah kembar, hubungan Kinara dan Aldo makin erat. Aldo bahkan tidak sungkan memberikan perhatian kecil untuk Kinara di sepanjang acara.
Orang tua murid yang lain ada yang merasa iri, ada juga yang merasa haru melihat kedekatan mereka. Meski sempat diterpa berita tak nyaman, Aldo tetap memberikan dukungan terbaiknya untuk Kinara.
Kinara dan Aldo juga sudah menyelesaikan urusan dengan Tiara. Tiara mengundurkan diri dari posisi Asisten dengan pasrah. Ayahnya bahkan memprovokasi investor yang ia tawarkan pada Aldo untuk menarik investasi dari perusahaan Aldo. Tapi sayang berujung di tolak.
Tentu saja, karena investor itu sendiri sudah merasakan sendiri keuntungan dari bekerja sama dengan perusahaan Aldo. Mereka akhirnya kembali ke kota asal dengan perasaan kecewa.
Minggu Berlalu, Bulan Berganti.
Pagi itu Hari terakhir di bulan Desember. Keramaian kota Jayra menyambut pergantian tahun terlihat di mana-mana.
Perusahaan-perusahaan mengadakan acara tahun bersama seluruh karyawan. Begitu juga dengan Glow Star Tech, kantor Aldo.
A :[Sayang, Aku pulang terlambat ya hari ini. Karyawan memaksa mengadakan acara pergantian tahun baru di kantor. Tapi ku usahakan pulang lebih awal.]
^^^K : [Baiklah, temani saja mereka. Aku tunggu di apartemen.]^^^
Meski sedikit kecewa, tapi akhirnya Kinara lagi-lagi memberikan pengertian untuk Aldo. Hari ini hari ulang tahunnya. Sejak pagi, tak ada ucapan apapun dari Aldo.
Hanya kembar yang memberikan sebuah gambar yang manis sebagai ucapan selamat ulang tahun dan sebuah Album berisi foto-foto Kinara dengan berbagai kata-kata yang menyentuh hatinya.
Itu hadiah ulang tahun yang luar biasa bagi Kinara. Memangnya hadiah apa yang diharapkan Kinara dari anaknya yang masih TK? Mereka sehat dan tumbuh dengan baik saja sudah jadi hadiah yang sangat besar bagi Kinara.
Sahabat-sahabatnya bergantian menghubungi untuk memberi ucapan. Keluarga nya di Wahau, Joy yang merantau di Sihe dengan keluarga kecilnya, bahkan Ben.
Ben, orang yang ia lupakan tapi masih memberi perhatian padanya dengan memberikan ucapan sederhana tapi terasa berarti baginya. Kinara tertawa lirih diatas rasa sedih yang tiba-tiba menyeruak di dadanya.
Pertemuan terakhirnya dengan Ben saat ia bersitegang dengan Aldo, membuat ia merasa tidak nyaman dengan Ben. Kata-katanya pada Ben malam itu begitu kasar. Tapi Ben tetap bersikap baik padanya.
Perasaan merasa bersalahnya makin menjadi membaca pesan berisi ucapan selamat ulang tahun. Doa yang tulus, dari hati Ben. Tapi di balas sederhana oleh Kinara. Karena dia sudah berumah tangga harus menjaga sikap dari orang lain. Itu komitmennya setelah memutuskan menerima Aldo sebagai suaminya.
B : Selamat Ulang Tahun Kinara. Doaku, semoga keluarga mu tetap utuh, bisa melalui semua keadaan sulit. Diberi kesehatan, diberi perlindungan oleh Tuhan. Terus tersenyum, karena senyummu itu cantik dan menjadi energi untuk siapa saja yang melihat, terutama untuk keluarga mu. Juga untukku.
^^^K : Terima kasih Ben, kamu memang teman terbaik. Sehat selalu ya, sukses untukmu.^^^
Kinara meletakkan handphone nya diatas meja ruang tengah. Bangkit dari dapur dan menyiapkan makan malam.
Tak ada perayaan malam tahun baru di keluarga nya. Hanya doa untuk perayaan hari ulang tahun untuk Kinara.
"Ma, Papa pulang jam berapa? Armand sudah sangat lapar," rengek Armand sambil memeluk perutnya.
Kinara melihat jam di dinding, sudah jam 20.00. "Ya sudah kita makan duluan saja ya. Armand pimpin doa untuk mama bisa kan? Seperti yang papa lakukan setiap mama ulang tahun."
Armand mengangguk mantap, "Ya Tuhan, beri Mama kesehatan, kebahagiaan, dan lindungi Mama dari orang-orang jahat. Semoga dengan bertambahnya usianya, mama menjadi malaikat baik hati yang selalu memberikan senyuman manisnya untuk kami. Bukan senyuman maut seperti saat mama marah karena kami terlalu malas bangun di pagi hari." Armand melirik pada Kinara, ingin tahu bagaimana reaksinya.
Arnold dan Kinara tersenyum geli mendengar doa-doanya. Armand kembali melanjutkan doanya setelah melihat tak ada ekspresi marah di wajah Kinara.
"Beri Mama hati selembut bidadari, supaya kami bisa menjalani hari dengan penuh semangat dan kebahagiaan. Terima kasih tuhan sudah menjadikan Kinara Kinanti sebagai mama kami.Aamiin."
Armand tersenyum lebar sambil menatap Kinara yang menggeleng heran. "Terima kasih ya doanya kak Armand."
Mereka bertiga menikmati makan malam dengan perasaan senang meski ada yang kurang karena tidak ada Aldo disana.
***
Aldo duduk mengobrol dengan tim manajemen, sambil menikmati makan malam. Tahun itu kali pertama perusahaan merayakan malam tahun bersama. Biasanya mereka mengadakan masing-masing dirumah.
Tapi Aldo akhirnya mengalah karena tim manajemen mendesak untuk mengadakannya tahun ini. Aldo setuju dengan syarat hanya smpai jam 23.00 supaya tetap bisa merayakan bersama dengan keluarga.
Suara notifikasi pesan masuk ke handphone Aldo.
S: [ Aldo, aku dengar perusahaan mu mengadakan perayaan ulang tahun, apa aku boleh ikut?]
Aldo tertegun lama, harusnya tidak bisa tapi ia sungkan menolak. Sonya sudah terlalu sering ke kantornya hanya untuk kunjungan yang terkadang tak terlalu penting. Menanyakan kabar, mengajak makan siang bersama, obrolan ringan yang menurutnya bisa dibahas melalui pesan teks.
Kenny memang akhirnya mau berinvestasi di perusahaan Aldo. Akhirnya ia selalu merasa sungkan menolak atau bersikap tegas pada Sonya, khawatir Sonya tersinggung dan memprovokasi ayahnya untuk menarik Investasi di perusahaan nya.
Investasi itu benar menjadi prestasi terbesarnya selama ini. Pak Irwan sampai takjub dengan strategi Aldo karena berhasil melunakkan hati Kenny Sanjaya yang biasanya sangat pilih-pilih dan membuat kesepakatan yang menyulitkan perusahaan tempat ia berinvestasi.
"Bapak-bapak, nona Sonya mau bergabung dengan acara kita malam ini. Bagaimana?" tanya Aldo.
Tim manajemen saling tatap, "Tidak perlu minta persetujuan kami pak Aldo. Tentu saja kami setuju, nona Sonya putra investor perusahaan Kita. Sebaiknya jangan menyinggungnya." Yang lain mengangguk setuju mendengar pendapat Max, Manajer Pemasaran.
Aldo mengangguk lalu membalas pesan Sonya.
^^^A: [ Silahkan, datang saja ke kantor]^^^
S :[ Oke, aku meluncur ke sana.]
"Halo selamat malam semuanya," sapa Sonya yang baru saja sampai menyapa Karyawan karyawati yang sedang berada di halaman belakang kantor.
"Malam, nona Sonya," jawab mereka bergantian dengan tatapan keheranan.
"Siapa yang mengundangnya? Aku tak pernah dengar Pak Aldo mengundang orang luar." ujar seorang karyawati pada rekan karyawati lainnya.
"Siapa lagi?? Pasti pak Aldo. Dia sering sekali menemui pak Aldo akhir-akhir ini. Entah apa yang dibicarakan, kadang pak Aldo juga terlihat terganggu tapi sungkan menolak," jawab Anindya.
"Bukannya sikap seperti itu bisa bahaya kalau diketahui Bu Kinara?" tanya yang lain pada Anindya.
"Aku juga khawatir, kejadian Tiara sudah bikin aku trauma menyaksikan pertengkaran. Aku tidak bisa membayangkan tatapan tajam Bu Kinara." Anindya bercerita sambil bergidik.
"Malam Bapak-bapak, maaf ya tak sopan bergabung," sapa Sonya sambil bersalaman satu persatu dengan tim manajemen.
"Tak masalah Nona Sonya, kami senang anda datang. Silahkan nikmati hidangannya," sahut Max ramah.
Aldo hanya tersenyum, "Silahkan," jawab Aldo singkat.
Mereka asyik mengobrol sampai jam 22.30, satu persatu karyawan mohon pamit satu sama lain.
Bagian umum yang menjadi panitia membereskan sisa acara. Tim manajemen pun berpamitan satu persatu.
"Aldo, bagaimana kalau kita pindah tempat? Sebentar saja. Aku sendirian malam ini," minta Sonya dengan tatapan memohon.
"Maaf, aku sudah janji pada istriku pulang cepat. Dia pasti sudah menunggu ku," tolak Aldo sopan.
"Pak Aldo, kami tinggal duluan apakah tidak apa-apa?" tanya karyawati dan karyawan bagian umum yang tersisa.
Aldo melihat ke sekeliling, barang-barang sudah di bereskan. Tempat acara sudah kembali seperti semula.
"Oh ya silahkan, saya sebentar lagi menyusul pulang," sahutnya.
Mereka lalu berpamitan pada Aldo dan Sonya dan berlalu pergi.
"Anindya mana?" tanya seorang karyawati pada rekannya.
"Sebentar, dia masih ke toilet. Katanya mendadak sakit perut," sahut yang lain.
"Sebentar saja Aldo, aku benar-benar kesepian. Jamie tidak mau menghubungi ku lagi. Dia benar-benar sudah melupakan aku." Sonya tertunduk. Air mata menetes di pipinya.
Aldo menghela nafas, "Baiklah aku temani tapi tidak bisa lama-lama. Ceritakan saja uneg-uneg mu," ujar Aldo tak tega melihat Sonya yang tiba-tiba bersedih.
Sonya mulai bercerita awal mula ia berdebat dengan Jamie. Aldo mendengarkan dengan seksama dan sesekali menimpali.
"Sampai akhirnya malam saat kita minum bersama di acara reuni kampus waktu lalu. Sebelumnya aku juga masih berdebat dengan nya untuk hal yang sama.Kamu ingat?" tanya Sonya. Aldo hanya mengangguk.
"Orang tuaku lelah dengan hubungan kami yang tak kunjung jelas. Bahkan Papaku bersedia mencarikan orang lain supaya aku bisa melupakan orang lain," sambung Sonya.
Sonya menatap Aldo lekat, "Kamu tahu? setelah ciuman itu. Aku tidak bisa melupakan mu Aldo. Papaku juga bilang, Seandainya Aldo belum menikah, papa pasti akan menjodohkannya dengan mu Sonya. Bagaimana pun caranya."
Aldo tertegun. 'Apa ini pernyataan cinta?' tanyanya dalam hati. Aldo menatap Sonya. Sonya melihatnya dengan tatapan sendu, rindu,dan cinta yang menembus hati Aldo.
Sonya berdiri dari kursinya, menghampiri Aldo, dan mencium bibirnya dengan penuh kesadaran.
Kamu berhak bilang kalo ada yang bikin kamu ngerasa gak nyaman 🫠