Awalnya semua begitu indah untuknya. Memiliki keluarga yang sempurna dengan ayah dan ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya, tapi kebahagian itu hanya sementara. Cinta pertamanya di dunia ini direnggut darinya, seketika semuanya berubah menjadi duka.
Kehidupan baru mulai dijalani saat seseorang datang dan dikehidupan ibunya. Menjadi anak tiri dari seorang pengusaha yang sukses dan hidup dengan kemewahan yang dirasakannya.
Tapi..., semua tidak seindah yang dijalaninya. Hanya ada kesedihan yang dirasakannya karena penghinaan yang didapatnya dari orang yang sangat disayanginya.
Wanita itu hanya berharap mendapatkan kebahagian, memiliki sosok pelindung yang baru untuknya. Sampai akhirnya sebuah takdir kehidupan yang tak terduga, menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya.
Tidak ada cinta,tidak ada kebahagian yang dirasakannya, hanya ada sebuah rahasia besar yang tersimpan di dalam pernikahan itu.
Hanya menunggu kapan Rahasian itu terbongkar dan menjadi Bom waktu di pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Menyelidiki
Mereka berjalan menuju kafetaria, suasana disana begitu ramai dengan para karyawan yang sedang menikmati waktu istirahat mereka untuk makan siang. Kehadiran Kenichi dan Arga tentu menjadi pusat perhatian para karyawan, bukan karena mereka datang bersama CEO tempat mereka bekerja, tetapi paras wajah mereka yang tampan dengan postur badan tinggi dan tegap.
Arga hanya tersenyum saat para wanita itu melihatnya, tap tidak dengan Kenichi yang dingin. Dia langsung memalingkan wajahnya saat matanya melihat para wanita itu terus memperhatikan nya.
"Ini dia menu makanan siangnya", ucap Yeri yang meletakan makanan itu di atas meja.
"Kenapa kamu harus melakukannya,kamu bisa menyuruh orang lain", ucap Kenichi.
"Aku hanya ingin memperlakukan tamu istimewa ku", balas Yeri, dengan satu matang yang berkedip kepada Kenichi.
Mereka makan sambil mengobrol santai, sesekali arga membuat tingkah konyol yang membuat Yeri tak henti - hentinya tertawa bahkan begitu kuat.
"Nona Yeri",sapa seorang wanita yang datang dengan mampan makan siangnya sambil tersenyum kepada mereka.
"Ah, yuna kamu sudah datang. Duduklah", ucap Yeri.
"Terima kasih, nona", ucap yuna sambil meletakan mampan nya dan duduk berhadapan dengan Kenichi..
Bergabungnya yuna bersama mereka, tentu saja menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian para karyawan lain. Bagaimana tidak, dia menikmati makan siangnya bersama boss dan teman boss dalam meja yang sama. Hal itu tentunya akan membuat karyawan lain iri melihatnya yang begitu dekat dengan pimpinan di perusahaan itu. Sementara yuna, dia begitu menikmati dirinya saat ini yang menjadi bahan pembicaraan orang - orang disekitarnya, dengan bangganya dia menegakkan kepalanya mencoba bersikap seolah - olah dia telah lama mengenal Kenichi dan Arga.
"Kenalkan, ini yuna. Dia adalah karyawan yang sangat berbakat disini, bahkan dia juga baru memenangkan lomba desain pakaian yang akan menjadi desain utaman pakaian kamu di musim semi", ucap Yeri.
Yuna hanya tersenyum, mendengar Yeri memperkenalkan dirinya dihadapan kedua temannya. "Anda sangat berlebihan, nona", ucapnya.
Arga duduk membeku, mengapa wanita yang ada di depannya itu tanpa berkedip sama sekali."Jadi, inikah wanita yang dibicarakan dua wanita yang di lift tadi", pikir arga.
"Jadi kamu yang memenangkan kompetisi itu?"terdengar suara cowok bertanya.
Arga langsung menatap kenichi, dia tidak menyangka jika Kenichi akan menanyakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaannya.
Yuna menoleh kearahnya, ditatapnya pria yang berparas tampan itu dengan sorot matanya tajam memandangnya.
"Benar", jawabnya, tanpa ada rasa keraguan pada dirinya.
"Berapa lama kamu menyelesaikan desain itu?"tanya Kenichi kembali.
"Ah, tidak lama. Hanya satu hari saja", jawab yuna.
"Waw! Kalau saya boleh tahu apa yang menjadi refrensi anda saat mendesain baju itu?"tanya Kenichi.
"Apa?"tanyanya kaget, wajahnya mulai terlihat berubah, ada ketakutan yang terlihat jelas diwajahnya.
Kenichi terus memperhatikan wanita yang berada di depannya itu mulai terlihat gugup, dia hanya terdiam dan sama sekali tidak menjawab pertanyaan yang diberikan kenichi.
"Ada apa nona yuna, kenap anda diam?" Apa anda sedang sakit?"tanya arga
Dia terlihat semakin buruk, saat melihat sorot mata Kenichi yang tajam terus memperhatikan dirinya tanpa berpaling sedikitpun, begitu juga arga yang ikut memelototinya dan membuatnya semakin gugup. Dia terus menghapus keringat yang membasahi telapak tangannya, rasa gugupnya membuatnya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.
"Aku tidak boleh ketahuan", ucapnya pada dirinya sendiri.
"Nona yuna, ada apa?" Kamu keringatan sekali?"tanya Yeri.
"Maaf nona, saya ke toilet dulu", ucapnya.
"Baiklah, ucap Yeri.
Tak berselang beberapa lama dari kepergian yuna, arga pun bangkit berdiri.
"Hmm, kamu mau kemana arga?"tanya Yeri.
"Aku juga ingin kekamar mandi. Permisi", ucapnya pergi.
"Ada apa dengan arga? Aneh sekali", gumam Yeri kepada Kenichi, namun dia hanya mengangkat kedua bahunya dan melanjutkan makan siangnya.
"Aishhhh!"seru Yeri
Aiko dan aya langsung menghadang yuna.
"Apa yang sedang kalian lakukan!"ucapnya.
"Ikut kami", ucap Aiko yang menarik paksa tangan yuna dan membawanya ke suatu tempat yang sunyi.
"Lepaskan aku", ucap yuna yang terus memberontak, sampai akhirnya dia terdiam saat melihat Gwen yang dihadapannya.
Melihat wajah yuna, membuat amarah yang dirasakan Gwen kembali muncul. Wajahnya yang terlihat tak bersalah, bahkan memandang dirinya begitu rendah membuatnya semakin marah.
"Apa kamu tidak malu dan merasa bersalah, setelah mencuri hasil desain gambar ku?"tanya Gwen, suaranya bergetar saat berbicara kepada yuna.
"Malu?" Untuk apa aku perlu malu", ucapnya yang tersenyum.
"Apa!!" Gwen sama sekali tidak menyangka dengan sikap yang ditunjukan wanita yang ada dihadapannya itu.
"Apa akan ada yang percaya kepada wanita yang menyedikan seperti dirimu? Tidak akan ada yang mempercayai bahwa aku telah mencuri desain gambar mu. Dasar bodoh!!!"ucap yuna dan pergi meninggalkan mereka.
"Berani sekali dia berkata seperti itu!!!!"teriak aiko yang ingin mengejar yuna, tapi Gwen langsung menghalanginya.
"Jangan Aiko, biarkan saja", ucap Gwen.
Arga sama sekali tidak menyangka dengan apa yang baru saja dilihat dan di dengarnya. Wanita yang menabrak Kenichi pada saat di loby tadi,ternyata pemilik desain gambar yang sesungguhnya dan wanita yang bernama Yuna itu yang telah mencurinya dan memenangkan perlombaan tersebut.
"Sampai kapan kamu terus ikut campur masalah orang lain, arga", ucapnya dengan nada dingin dan datar.
Arga langsung memutar badannya saat melihat Kenichi yang menyusulnya. Dia mengacak - acak rambut sambil tersenyum yang terlihat dipaksakan kearah Kenichi. "Aku hanya penasaran", ditatapnya sahabatnya, tapi tatapan Kenichi justru melihat kearah lain.
Mata Kenichi begitu fokus memandang kearah yang lain, matanya menerawang menatap Kenichi. Dia kembali memutar badannya, mengikuti arah pandangan Kenichi yang ternyata melihat salah satu dari tiga wanita itu yang menangis sedangkan dua wanita yang lain menenangkannya.
" Apa yang terjadi?"tanya Kenichi dengan dagu yang terangkat kearah arga.
Melihat wanita itu menangis, membuat arga seolah merasakan kesedihan yang saat ini dirasakan oleh Gwen. "Wanita itu yang memiliki desain gambarnya", jelas arga.
"Bukankah dia wanita yang menabrak ku tadi?"tanya Kenichi.
"Hmmm. Benar!"jawabnya, begitu terkejutnya arga saat Kenichi mengenali wanita itu, meski hanya sekali saja bertemu, padahal dia tahu bahwa Kenichi jarang mengingat orang yang ditemuinya bahkan meski baru bertemu beberapa menit yang lalu, dia akan langsung melupakannya karena baginya itu semua tidaklah penting untuk diingat.
"Ayok kita pergi dari sini", ucap Kenichi.
"Bisakah kita membantunya?"tanya arga.
"Jangan membuang waktu untuk hal yang tidak penting, arga", kata Kenichi.
"Tapi aku memiliki ide yang bagus, dan itu dapat menyelesaikan masalah mu", ucapnya.
"Lupakan itu", ucap Kenichi yang memutar badannya dan berjalan meninggalkan arga.
"Kenichi, dengarkan dulu ide ku", ucap arga sambil mengejar kenichi yang sama sekali tidak memberhentikan langkahnya.
•••••••••••••••••
Raut wajahnya masih terlihat sama, matanya yang sembab membuat dirinya terlihat kacau. Apa yang dialaminya saat ini membuatnya kembali mengingat mimpi yang selama ini dialaminya. Dia mulai mengerti bahwa dia bukanlah apa- apa tanpa bantuan ayah tirinya, orang- orang kembali menganggapnya seorang gadis tak berguna.
Wajahnya hanya tertunduk, menangisi dirinya sendiri yang terlihat menyedihkan, langkah kakinya yang perlahan berjalan menuju ke halte bus.
"Kenapa kita harus mengikutinya?"tanya Kenichi.
"Dia terlihat kacau sekali", gumam arga.
Pria yang awalnya terlihat tak peduli, sesekali matanya memandangi Gwen yang duduk di halte bus di sebarang jalan sambil menangis. Ada sesuatu yang aneh dirasakan Kenichi saat ini, melihatnya menangis membuat hatinya tersentuh pada wanita yang bahkan dia sendiri sama sekali tidak mengenalnya.
"Ada apa denganmu, Kenichi", gumamnya.
"Kenichi, dia adalah gadis yang tepat", ucap arga dengan matanya yang melihat kearah Gwen.
"Apa kamu yakin dia akan setuju?"tanya Kenichi.
"Aku yakin, dia akan menerima tawaran yang kita berikan. Penghinaan yang diterimanya, pasti begitu berbekas dihatinya sampai membuatnya sangat sedih. Tawaran yang kita berikan akan membantunya untuk melawan orang- orang yang telah merendahkan dan menginjak- injak harga dirinya selama ini. Lagi - lagi status sosial membuat orang -orang sesuka mereka menghina orang lain", ucap arga, nada suaranya terdengar sangat kesal, apalagi saat ucapan yuna tadi kembali diingatnya.
Bersambung......
penasaran nih gmna ending nya,msa ya d cut aja smpe dsni???
kok gantung gini crtanya??