NovelToon NovelToon
Nikah Sat Set

Nikah Sat Set

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Time Travel / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:288
Nilai: 5
Nama Author: Alrumi

Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.

Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Taburan bunga

Langkah demi langkah Misel kini sudah berada jauh dari Resa. Namun, hal aneh ia rasakan saat ini. Kenapa demikian? karena saat ini ia berada di hantaran banyaknya taburan bunga di sepanjang jalan yang sedang ia pijak.

Semakin ia melangkah bukannya semakin hilang taburan bunga tersebut. Melainkan semakin banyak dan semakin merinding Misel di buatnya.

Ketika ia melihat ke belakang ia tak menemukan Resa di belakangnya. Hal ini semakin membuat ia ketakutan.

"Taburan bunga apa ini? kenapa banyak sekali?" ucap Misel yang ketakutan.

"Kemana Resa, kenapa tidak ada di belakang." ucap Misel setelah melihat ke belakang.

Misel pun terdiam untuk beberapa saat, sampai akhirnya ia mulai merasa panik. sehingga dengan refleks ia berteriak dan berlari.

"RESA... KAMU DIMANA? ARGH... AKU TAKUT... RESA..." ucap Misel sambil berlari tanpa arah.

Namun yang jadi kesalahan Misel, ia bukannya langsung berlari melainkan, ia terlebih dahulu berbalik badan. Sehingga saat ini arah Misel bukan kembali ke Resa. Melainkan terus ke arah taburan bunga tersebut.

"RESA... TOLONG AKU... RESA..." ucap Misel disela-sela larinya.

Semakin berlari, Misel semakin ketakutan karena jalan yang ia lewati semakin gelap. Namun, disela-sela itu Misel memberanikan diri untuk terus berlari sampai ia menemukan sedikit cahaya di ujung kegelapan itu.

"Ayo Misel kamu harus bisa keluar dari sini, ayo lawan rasa takutmu ini." ucap Misel berusaha menguatkan dirinya di dalam hati.

Sambil tak lupa Misel pun berdoa di dalam hati, ia berharap bisa melewati ketakutan yang ia rasakan saat ini serta bisa selamat dari bahaya yang sedang ia rasakan.

Sampai akhirnya, ia sampai di cahaya terang itu. Ia melihat ada seseorang yang sedang duduk di sebuah batu sambil melihat ke arah sebuah lorong.

Rasa takut masih Misel rasakan, tapi apalah daya. Ia tak bisa berpikir jernih sampai akhirnya ia berlari dengan penuh pengharapan bahwa seseorang yang sedang duduk tersebut dapat menolong dirinya keluar dari tempat mengerikan ini.

"Siapa dia? kenapa ada disana?" ucap Misel yang sudah sampai ke tempat yang terang.

"Ah... sudahlah siapa pun dia, yang terpenting dia bisa bantu aku buat keluar dari tempat ini. Aku harus menemuinya." ucap Misel lagi yang langsung berlari ke tempat seseorang itu.

Tanpa ragu, Misel mulai berlari dan tak terasa Misel kini sudah berada tepat di belakang seseorang itu.

Dengan lantang Misel mulai memanggil seseorang itu.

"Hm... bisakah kamu membantu ku tuan?" ucap Misel.

Tak ada respon dari seseorang yang sedang Misel panggil tersebut. Sehingga Misel kembali memanggil seseorang itu.

"Tuan... bisa kah kamu membantu ku?" ucap Misel kembali.

Masih tetap sama, panggilan Misel tak ada pergerakan, maksudnya tak ada respon sama sekali.

"Ck... ternyata dia tuli." ucap Misel dengan pelan.

Seseorang yang sedang duduk itu pun. Seketika langsung membuka matanya. Karena ternyata seseorang yang dipanggil Misel itu sedang menutup matanya, selain itu ia juga sedang berkonsentrasi dan ia pun tak mendengar kedua panggilan dari Misel barusan.

Dengan cepat ia membalikan tubuhnya. Sehingga saat ini pandangan mereka pun bertemu. Detak jantung keduanya bergetar tak menentu.

Ntahlah karena apa? tapi yang jelas detak jantung mereka tak beraturan. Bahkan terdengar sangat kencang.

Sampai beberapa detik lamanya, Misel pun mulai mengutarakan maksudnya.

"Tu...tu...an bi...bi...sa...kah... kamu membantuku." ucap Misel yang sedikit gugup.

Tak ada respon dari seseorang tersebut. Namun, setelah 2 menit. Seseorang itu pun tersenyum.

"Apa yang harus saya bantu?" ucap seseorang itu.

"A...a...ku... tersesat disini dan ingin pulang. Bisakah kamu membantuku untuk pulang atau setidaknya sampai aku bisa kembali menemui sahabatku." ucap Misel memberitahu seseorang itu tujuannya.

"Hm... baiklah saya akan membantumu. Tapi dengan satu syarat?" ucap seseorang itu memberikan jawaban.

Sebelum menjawab Misel pun sempat berpikir.

"Syarat apa yang dia minta? Jangan bilang dia minta aku memberikan uang untuk menebus jasanya atau yang lebih parah dia mau tubuh ku... ah... sudahlah aku jawab dulu saja. Kalau kelamaan diam. Bisa-bisa aku dimakan sama nih orang." ucap Misel yang langsung bersiap untuk menjawab ucapan seseorang itu.

"Syarat apakah itu tuan?" ucap Misel menjawab seseorang itu.

Tanpa berlama-lama lagi. Seseorang itu dengan lantang menjawab ucapan Misel.

"Menikahlah dengan saya." ucap seseorang itu.

Mendengar syarat yang diucapkan seseorang itu, membuat Misel membelalakkan matanya dengan sempurna. Itu merupakan respon terkejut dan shock nya, ia mendengar syarat yang diajukan seseorang itu padanya.

"Apa tuan bilang? Nikah?" ucap Misel yang refleks mengulangi ucapan seseorang itu.

"Iya." ucap seseorang itu sambil mengangguk kan kepala.

"Oh... tidak, aku tidak mau nikah secepat ini. Tapi, kalau aku menolak syarat darinya. Aku takut juga ia akan membunuhku tapi yang paling buat aku takut adalah aku di biarkan olehnya ditempat mengerikan ini sampai akhirnya aku mati kelaparan. Bukannya itu tidak lucu ya. Hm... ya sudahlah aku setujui dulu saja syaratnya itu. Lagi pula kalau nanti aku sudah berhasil pulang. Aku kan bisa kabur dan bisa membatalkan syaratnya. Hehehe... cerdik sekali aku ini." ucap Misel didalam hatinya.

"Kenapa kamu diam? kamu tidak mau?" ucap seseorang itu membuyarkan percakapan nya di dalam hati.

"Eh... bukan gitu, a...a...ku... setuju. Baiklah kita bisa menikah." ucap Misel yang langsung menjalankan rencananya.

"Baik, sekarang tanda tangani kertas ini." ucap seseorang itu sambil memberikan sebuah map berisi beberapa lembar kertas.

"Ck... tak mau rugi sekali nih orang. Pake tanda tangan segala. menyebalkan!! kalau kaya gini gimana caranya kabur nanti." ucap Misel di dalam hatinya.

"Hey... kamu berubah pikiran kah?" ucap seseorang itu menyadarkan Misel yang sedang sibuk berbicara di dalam hatinya itu.

"Ah... pantang bagiku untuk menarik kembali kata-kata ku. Sini pena nya biar aku tanda tangan. Cuman satu kali tanda tangan bukan?" ucap Misel yang langsung meminta pena.

"Hm... ada dua tanda tangan, lihat lah dengan teliti atau kamu bisa membacanya terlebih dahulu sebelum di tanda tangani sebelum kamu menyesal nanti." ucap seseorang itu memberikan saran pada Misel. Namun, tak sedikit pun Misel hiraukan. Karena saat ini Misel langsung meraih pena di tangan seseorang itu dan tanpa membaca isi kertas itu. Misel langsung mendatangani kertas itu.

"Sudah selesai, nih. Sekarang penuhi ucapan ku tadi." ucap Misel menagih ucapan seseorang itu.

"Baiklah saya tidak akan menghindari atau menghianati ucapan saya barusan. Sekarang ikutlah dengan saya." ucap seseorang itu yang kini mulai berdiri dan melangkahkan kakinya sambil diikuti oleh Misel dibelakang nya.

Misel yang sedang mengikuti langkah seseorang itu tak henti-hentinya berbicara dalam hati.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!