DENDAM SANG PENDEKAR LANGIT

"Benar-benar misterius! Aku sama sekali tidak bisa merasakan level kultivasinya, ini sungguh di luar nalar." Dalam hatinya, Lin Feng terus bergumam sambil mengikuti Ming Yue menuju pondok sederhana itu.

Dunia Fana Rendah seharusnya tidak memiliki kultivator yang mampu melayang dengan Qi Murni. Jika menggunakan Esensi Alam, itu masih masuk akal karena menyatu dengan kekuatan alam. Tapi wanita ini jelas-jelas menggunakan Qi Sejati murni untuk melayang—sesuatu yang seharusnya mustahil.

"Ah, ternyata dunia ini masih menyimpan banyak misteri," Lin Feng mengacak-acak rambutnya sendiri, semakin penasaran dengan wanita di depannya.

Mereka akhirnya tiba di pondok yang dari luar tampak sederhana. Tapi saat mendekat, Lin Feng baru menyadari bahwa pondok itu terbuat dari batu alam dengan corak seperti kayu, memancarkan aura kuno yang misterius.

"Rumahnya sangat menakjubkan! Tampak sederhana namun elegan," gumam Lin Feng.

Pesona bertambah ketika Ming Yue mempersilakannya masuk. Interiornya jauh lebih mewah dari yang terbayangkan—patung-patung indah, ornamen berkelas, dan energi spiritual yang sangat murni memenuhi ruangan.

"Tempat ini kuberi nama Taman Jiwa Abadi. Mau lihat koleksi tanamanku? Mari ke taman belakang!" Ming Yue tersenyum melihat kekaguman Lin Feng, lalu membimbingnya ke pintu kecil di belakang.

Begitu pintu terbuka, Lin Feng terpana. Terhampar taman surgawi dengan bunga-bunga bersinar, kolam air mutiara, dan pepohonan berbuah emas. Burung-burung kecil berwarna-warni beterbangan, menambah kecantikan tempat itu.

"Senior memiliki ini di belakang rumah? Ini benar-benar di luar nalar!" Lin Feng tak bisa menyembunyikan kekagumannya.

Ming Yue tertawa kecil. "Sudah kukatakan, ini Taman Jiwa Abadi. Tak ada yang pernah datang ke sini selain kamu." Dia lalu menuju bangku batu di bawah pohon persik dekat kolam, membiarkan Lin Feng menikmati pemandangan.

Lin Feng tersenyum getir. Bahkan sebagai Pendekar Langit di kehidupan sebelumnya, dia tidak memiliki tempat seperti ini. Hanya para dewa yang bisa memiliki taman seindah ini.

"Senior, apakah tempat ini masih bagian dari dunia yang sama?" tanya Lin Feng sambil mendekat dan duduk di bangku batu lainnya.

"Masih," jawab Ming Yue. "Lihat ke sana? Itu Pegunungan Raja Monster. Xiao Lei berasal dari sana." Dia menunjuk barisan pegunungan di kejauhan. "Bisa dibilang tempat ini adalah perbatasan antara wilayah manusia dan monster."

Lin Feng menyipitkan mata. Dia tahu Pegunungan Raja Monster adalah tempat tinggal Spirit Beast dari level rendah hingga tertinggi. Yang membuatnya terkejut adalah jaraknya—Pegunungan Raja Monster berada di ujung barat Daratan Naga Merah, sementara Desa Baihu ada di timur. Perjalanan normal butuh waktu berbulan-bulan.

"Tidak masuk akal! Aku berasal dari Desa Baihu di timur, bagaimana bisa sampai di sini hanya dalam setengah hari?"

"Kita memang berjodoh," kata Ming Yue sambil melirik gelang dimensi di tangan Lin Feng. "Kamu tidak sadar telah melewati dimensi ruang-waktu."

Lin Feng tidak menyadari pandangan Ming Yue, masih terpaku pada penjelasannya. "Mungkin memang kita berjodoh, Senior. Tapi sayangnya aku masih anak-anak. Tunggu sampai aku dewasa, kita bisa bicara lebih lanjut," candanya sambil menggosok hidung.

Ming Yue langsung mengetuk kepala Lin Feng. "Apa yang kau bicarakan, bocah! Bukan itu maksudku! Lagipula, siapa yang percaya kau masih anak-anak dengan pikiran sepertimu!"

Lin Feng memegangi kepalanya yang ditokok. "Baiklah, aku salah. Jadi, apa yang Senior lihat dari diriku?"

"Aku tidak yakin, tapi kurasakan jiwamu lebih tua dari tubuhmu. Sudah, lupakan itu," kata Ming Yue sambil menenangkan diri. "Apa yang kau ketahui tentang dunia ini?"

Lin Feng terkejut Ming Yue secara terbuka menyebut perbedaan jiwanya, tapi menduga wanita ini tahu lebih banyak.

"Dunia Fana Rendah hanya memiliki Daratan Naga Merah dan Daratan Bulan Perak. Tidak ada sistem kekaisaran, hanya sistem klan. Dunia ini dikendalikan oleh dua kekuatan besar: Akademi Bulan Perak dan Akademi Naga Merah. Apa ada yang salah?"

Ming Yue mengangguk, lalu menambahkan, "Ada dua klan besar yang mendominasi bidang tertentu, salah satunya Klan Han. Meski sekarang dipimpin orang biasa, di belakangnya ada kekuatan yang tidak berani diusik klan manapun. Mereka menguasai sumber daya dan perputaran kekayaan di Daratan Naga Merah."

"Jadi apakah mereka jahat?" tanya Lin Feng penasaran.

"Tidak juga. Mereka pandai bernegosiasi dan rendah hati. Bagi mereka, semua klan setara, kecuali satu klan yang mereka anggap sejajar—Klan Yin, klan dengan kemampuan mengendalikan Spirit Beast dan kekuatan bawaan langka."

Ming Yue memandang langit dengan ekspresi mendalam.

Lin Feng mengerutkan kening. "Mereka berbahaya?"

"Mereka memiliki Segel Surgawi. Kemampuan yang membuat kultivator Klan Yin berkekuatan berkali lipat dari klan lain." Ming Yue terdiam sejenak. "Menurut legenda, seribu tahun lalu Klan Yin hanyalah keluarga rendahan, sampai seorang Dewa Agung dari Alam Langit Surgawi datang dan mengambil salah satu anak mereka sebagai murid. Semuanya berubah sejak itu."

Lin Feng terkesima. Baru sekarang dia menyadari keanehan rumah ini—bagaimana mungkin pondok sederhana memiliki taman sebesar ini? Dari luar, bagian belakang rumah ini seharusnya hanya padang rumput.

Diam-diam, pandangan Lin Feng pada Ming Yue berubah. 'Dia bukan hanya misterius dan bisa melihat perbedaan jiwa, tapi juga memiliki hal-hal di luar nalar. Kultivator dengan kemampuan seperti ini setidaknya setara tahap Langit Surgawi! Haruskah ku jadikan dia guru.