NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 9

“Kamu serius?” tanya Hansel pelan, masih sulit mempercayai kata-kata Arumi barusan. Matanya menatap lekat wajah istrinya, seolah mencari kepastian dari sorot matanya.

Arumi mengangguk pelan. “Iya… aku serius.”

Hansel menarik napas dalam, lalu menatapnya penuh kesungguhan. “Aku sudah mengakhirinya, Rum. Aku dan dia... sudah selesai. Tak ada lagi apa-apa di antara kami.”

Arumi menatapnya lama, mencoba mempercayai kata-kata itu sepenuh hati. Luka memang belum hilang, tapi ia memilih untuk memberi kesempatan, untuk rumah tangga mereka.

“Pak, silakan tebus obatnya di resepsionis,” ujar salah satu tenaga medis, memecah suasana haru yang baru saja menyelimuti ruang IGD.

“Baik, Suster. Terima kasih,” ucap Arumi sopan, mengangguk kecil.

Ia lalu menoleh pada Hansel, dengan beberapa bagian tubuhnya masih dibalut perban.

“Kamu tunggu di sini, ya. Biar aku saja yang ambil obatnya,” kata Arumi lembut, mencoba tersenyum.

Arumi baru saja keluar dari ruang IGD dan berjalan menuju resepsionis untuk menebus obat, ketika tiba-tiba sebuah suara memanggilnya dari belakang.

“Arum!”

Arumi refleks menoleh. “Hil?” ucapnya kaget.

Langkahnya langsung terhenti saat melihat sosok Hilda berdiri beberapa meter di belakangnya, wajahnya pucat dan tubuhnya tampak lelah. Tapi yang paling mengejutkan, beberapa bagian tubuh Hilda terlihat terluka. Ada perban di lengan, goresan di pelipis, dan baju yang sedikit berantakan.

“Hilda, kamu… kamu kenapa?” tanya Arumi cemas, segera menghampiri sahabatnya dengan langkah tergesa.

“Tadi... kecelakaan,” ujar Hilda pelan, mencoba tersenyum meski wajahnya masih menegang. “Tapi tenang aja, Rum. Nggak parah kok.”

Arumi menggeleng cepat, matanya menatap luka-luka di tubuh sahabatnya dengan panik. “Nggak parah gimana, Hil? Kamu luka-luka begitu! Lihat tanganmu, pelipismu juga berdarah.”

Nada suaranya terdengar marah, bukan karena kesal, tapi karena khawatir. Terlalu khawatir.

Hilda hanya tertawa kecil, meski jelas tubuhnya menahan nyeri. “Beneran, aku baik-baik aja. Ini cuma lecet sedikit.”

Namun Arumi tak mudah diyakinkan. Ia segera meraih tangan Hilda, memperhatikannya dengan seksama. “Kamu harus dicek lagi, jangan anggap sepele.”

Namun Arumi tak mudah diyakinkan. Ia segera meraih tangan Hilda dan memperhatikannya dengan cermat.

“Kamu harus dicek, Hil. Jangan anggap sepele,” ucapnya serius.

“Aku temani kamu, ya,” lanjut Arumi, masih dengan nada khawatir.

Hilda tersenyum tipis, lalu menatap sahabatnya dengan heran. “By the way, kamu ngapain di rumah sakit?”

Arumi terdiam sejenak, lalu menjawab pelan, “Hansel... Hansel kecelakaan.”

Hilda terbelalak. “Hansel juga kecelakaan?”

Arumi mengangguk pelan. “Iya.”

Hilda mengerutkan kening. “Kok bisa barengan gini, ya? Aneh banget.”

Ia lalu menatap Arumi dengan curiga. “Terus, kamu datang ke sini buat lihat dia?”

“Iya... aku...” Arumi menggigit bibir bawahnya, ragu melanjutkan. “Aku sama Hansel... kita...”

Kalimat itu menggantung di udara. Arumi menunduk, tak sanggup melanjutkan. Hatinya gelisah. Ia tahu, jika mengatakannya sekarang, bahwa ia telah memaafkan Hansel dan ingin memulai kembali, itu akan mengundang banyak pertanyaan dari Hilda.

“Kamu mutusin buat baikan lagi sama Hansel?” tanya Hilda hati-hati, menatap sahabatnya dengan ekspresi sulit ditebak.

“Iya,” jawab Arumi singkat, tanpa banyak penjelasan.

Hilda membuka mulut, hendak mengatakan sesuatu, namun belum sempat keluar, Arumi langsung menyela, “Udah, Hil… kita bahas ini nanti aja, ya. Sekarang kamu perlu diobati dulu.”

Tanpa menunggu respons, Arumi segera menggandeng tangan Hilda dan membawanya kembali ke ruang IGD untuk diperiksa.

“Besok kita ketemu lagi, dan kita bicarakan semuanya,” ucap Arumi saat Hilda hendak masuk ke ruang periksa.

“Iya, ingat ya, besok. Sekarang kamu pulang aja, antar Hansel pulang,” kata Hilda, mencoba tersenyum meski wajahnya masih tampak lelah.

“Tapi kamu gimana? Aku tunggu aja, sekalian kita pulang sama-sama,” ucap Arumi, ragu meninggalkannya sendirian.

“Nggak usah. Kalian duluan aja. Aku nanti gampang, aku telepon Nayla buat jemput,” balas Hilda menenangkan.

*****

“Pelan-pelan.” ucap Arumi lembut sambil menopang lengan Hansel, membantunya naik ke atas ranjang dengan hati-hati.

“Makasih, sayang,” ucap Hansel pelan, menatap Arumi dengan mata yang penuh rasa syukur.

Arumi tersenyum kecil. “Kamu mau makan sesuatu? Aku bisa buatkan atau ambilkan kalau kamu lapar.”

“Aku mau makan masakan kamu. Beberapa hari ini, aku kangen banget sama masakan kamu,” ujar Hansel, suaranya lembut, penuh kerinduan yang tulus.

Arumi tersenyum tipis, ada kehangatan yang mengalir di dadanya. “Oke, aku cek kulkas dulu, ya. Aku masakin yang kamu.”

Ia lalu beranjak menuju dapur, meninggalkan Hansel yang masih menatapnya dengan tatapan penuh makna, seolah kehangatan rumah itu mulai kembali terasa.

“Yang ada cuma ini, ya. Besok aku belanja lagi, terus aku masakin makanan kesukaan kamu,” ujar Arumi sambil membawa masuk sepiring tumis sayur dan telur ceplok.

Hansel tersenyum hangat, matanya tak lepas dari wajah istrinya.

“Selama itu masakan kamu, aku pasti suka. Makasih, sayang,” ucapnya tulus, membuat Arumi diam-diam tersenyum sambil meletakkan nampan di meja kecil di samping ranjang.

“Mau aku bantu?” tawar Arumi lembut saat melihat Hansel meringis kesakitan, berusaha menyuap makanan dengan tangan yang masih terluka.

Hansel mengangguk. "Aku mau."

Arumi tersenyum tipis, lalu duduk di sisi ranjang sambil mengambil sendok dari tangan Hansel. Dengan hati-hati, ia meniup suapan pertama sebelum menyodorkannya ke mulut pria itu.

“Pelan-pelan aja, ya,” ucapnya lembut.

Hansel mengangguk, lalu membuka mulutnya. Suasana hening, hanya diisi oleh suara halus sendok menyentuh piring dan napas pelan di antara mereka.

Setiap suapan terasa seperti bentuk kecil dari kasih yang perlahan mulai dipulihkan. Arumi tak banyak bicara, tapi cara ia menyendokkan makanan dan menatap Hansel dengan penuh perhatian, sudah lebih dari cukup.

“Enak,” gumam Hansel setelah beberapa suapan.

Arumi tersenyum sambil menunduk. “Cuma tumis sayur dan telur ceplok.”

“Tapi karena kamu yang masak dan nyuapin, rasanya beda,” kata Hansel, menatapnya dengan penuh arti.

Arumi terdiam sejenak. Kata-kata itu menyentuhnya, tapi ia menahan diri untuk tidak hanyut terlalu dalam. Luka mereka belum benar-benar sembuh, tapi setidaknya, mereka mulai saling menjangkau lagi.

*****

Support author dengan like, komen dan subscribe cerita ini ya, biar author semangat up-nya. terima kasih atas support kalian semua. salam hangat dari Author.

1
Hanny
Aduhhhhhh seru thor. nex thor
Nurul Boed
Jangan² hansel yang mandul 🧐🧐
Waryu Rahman
betul kk..aku juga pas baca kok nyambung nya ke KAI.. GK cocok kayanya
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak❤️❤️❤️
total 1 replies
Yunita aristya
padahal sudah cocok Lo kak😁
Maple latte: Maaf karna mengecewakan ya kak🙏🙏🙏
total 1 replies
WOelan WoeLin
mungkin cerita KAI bisa dipisah jadi cerita sendiri
smangat terus thor 💪💪💪
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak ❤️❤️❤️❤️
Ben Aben: Setuju kak
total 2 replies
Nana Colen
nah betul orang seperti harus digituin 🤣🤣🤣
Yunita aristya
ternyata Maya meninggal
Eris Fitriana
Arumi ajakin jdi model aja Hil... biar Arumi jadi bintang yang terang... dan nanti ketemu pagi sama Kai...🤩🤩😍😍
Eris Fitriana
Aaah sukanyaa ternyata ada Irish, Ethan dan Kai... Wiiih Arumi calon nyonya Kai dong... mantaf Thor lanjuuuttttt...😍😍😘😘
WOelan WoeLin
next kak
Nurul Boed: Good Arumi,, Cukup sekali mengalah 😍😍
total 1 replies
Nurul Boed
wah wah ternyata masih ada hubungan dngn novel sebelumnya,, wah kirain sma maya

gpp lah lepas dari hansel
ketemu kai... Arumi menang banyakkkkk 😍😍😍😍
Yunita aristya
kirain kai sama Maya , wah gimana nasib Maya sama Nita thor
WOelan WoeLin
lanjut thor 💪💪💪
Waryu Rahman
part nya kurang panjang
WOelan WoeLin
lagi kak
Hanny Bund
kok dobel Thor part ini
WOelan WoeLin
lagi kak
WOelan WoeLin
next kak
Nana Colen
lanjut lg dooong dkit amat up nya 🤭🤭🤭
Eris Fitriana
Aku mendukung keputusan mu Arumi... jadilah kuat... jangan lemah hanya karena seorang penghianat... Buktikan kamu perempuan yg berharga dan punya prinsip...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!