Berbentuk rumah biasa namun memiliki banyak kamar, karena rumah ini memang untuk kamar kost khusus untuk wanita saja. entah itu mahasiswi atau wanita yang sudah selesai kuliah, harga yang murah membuat banyak yang antri di kost milik Pak Manto.
Namun di balik itu semua ada misteri, sebab satu persatu banyak anak kost yang menghilang entah kemana dan tidak bisa untuk di temukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08. Rita pingsan
Bu Dewi terus saja mengirim daging yang baru saja dia potong dan di masukkan ke dalam penggilingan bakso seperti biasa, tidak ada yang aneh dari daging itu dan semua berwarna merah seperti daging sapi biasa sehingga Rita yang mengintip dari balik pintu sama sekali tidak menemukan ada yang aneh dari daging tersebut.
Padahal ini sudah sangat bertaruh dengan nyawa ketika berhasil masuk ke dalam rumah Bu Dewi yang ada di bagian samping kost mereka semua, tapi ternyata dia sama sekali tidak berhasil menemukan apa yang sedang di curigai bagi dia dan juga Sheila tadi karena mereka memang sudah sempat berunding bersama.
Rita menarik nafas panjang setelah mengetahui bahwa bakso dari Bu Dewi sama sekali tidak ada yang aneh dan itu semua murni dari daging sapi, bahkan ketika pintu depan terbuka dan muncul seorang laki-laki bertubuh gemuk dan bahkan sangat pendek sambil membawa bungkusan daging yang mungkin saja baru di beli dari pasar.
Pak Manto memang baru saja belanja untuk keperluan bakso mereka karena bakso mereka sangat laris manis, bukan hanya dari anak kos saja yang membeli tapi juga dari orang luar dan itu yang membuat pemasukan mereka semakin bertambah banyak bukan hanya dari kost ini saja melainkan dari perdagangan.
"Daging agak turun harganya Bu jadi ini Bapak beli enam kilo." Pak Manto meletakkan bungkusan itu di atas meja.
"Alhamdulillah kalau harganya agak turun jadi untung lebih banyak." Bu Dewi tersenyum dan segera mengambil bungkusan tersebut.
"Besok rencananya Bapak mau melihat tanah yang ada di sebelah kost milik kita karena mau di jual." ujar Pak Manto kepada sang istri.
Bu Dewi hanya mengangguk karena dia memang selalu setuju dengan keputusan sang suami sebab ia percaya kalau Pak Manto tidak akan pernah salah, jadi mau ada apa saja dia apa langsung setuju dan mengikuti apa yang akan di lakukan oleh sang suami.
Rita yang ada di balik pintu menjadi bingung tidak karuan Karena sekarang dia justru terjebak dalam rumah ini akibat ingin mencari tahu keberadaan Zizi yang menghilang begitu saja, sampai akhirnya dia nekat datang kemari dan bersembunyi di dalam rumah hanya untuk melihat apakah memang benar bakso milik sepasang suami istri ini ada yang aneh.
Sebab kalau di hitung mungkin sudah ada sekitar lima atau enam anak yang menghilang dari kost itu, tentu saja ada banyak pertanyaan di kepala mereka dan menganggap kalau kehilangan teman adalah hal yang sangat luar biasa sehingga ada sebagian tidak terima dan langsung pergi dari tempat ini.
"Tidak ada yang aneh dari cara mereka membuat bakso." Rita membatin sendiri dan dia menahan nafas agar jangan sampai ketahuan.
"Aku harus keluar sebelum mereka menyadari ada orang yang masuk untuk mengintip." Rita melihat pintu belakang yang sudah terbuka sehingga nanti bisa lewat sana.
"Bapak pergi dulu ya." Pak Manto berpamitan kepada sang istri dan segera keluar dari rumah.
"Iya." Bu Dewi masih sibuk menggiling daging dan dia hanya menjawab sekilas lalu kembali fokus.
"Ayo lah pergi sekarang karena aku akan segera keluar." Rita sudah tidak tahan karena di balik pintu ini tersimpan banyak hewan berkaki seribu.
Bu Dewi memang sama sekali tidak menoleh sehingga bila Rita keluar dengan hati-hati maka bisa saja tidak ketahuan dan segera menyelinap lewat pintu belakang yang sudah terbuka itu, Rita harus mengambil langkah nekat karena dia semakin lama terjebak di dalam sini justru nanti akan semakin berbahaya karena bisa saja Bu Dewi akan marah setelah mengetahui ada penyusup masuk.
"Dengan nama tuhan aku akan segera keluar." Rita berjalan perlahan sehingga nyaris tanpa suara.
"Ayo sedikit lagi, aku harus lari bila sudah keluar dari pintu." jantung Rita berdegup kencang tidak karuan.
"Aiih daging nya kurang ini, apa mesti di tambah lagi ya?" gumam Bu Dewi.
Rita sudah tidak memperdulikan ucapan wanita itu karena dia sudah berhasil keluar dari dalam rumah dan ingin segera berlari agar bisa selamat, kalau saat ini Rita sama sekali tidak menemukan ada hal yang aneh namun tetap saja dia memiliki rasa curiga yang sangat besar terhadap pemilik kost tersebut.
Buaaaaaaak.
Braaaaaak.
"Aaahhhh!" Rita jatuh pingsan setelah benda keras menghantam kepala dia sampai pingsan.
Pandangan Rita sudah gelap dan sama sekali tidak ada yang bisa dia ingat tentang kejadian ini lagi, tidak ada yang tahu dia ada di sini dan kemudian jatuh pingsan ketika di pukul oleh sesuatu dan entah siapa juga yang sudah memukul kepala gadis ini.
...****************...
"Aduuuh lelah sekali aku rasa nya." Gita merebahkan diri ketika sudah pulang dari pekerjaan.
"Sudah itulah seperti ini tapi Luna masih saja ingin lembur, aku tidak sanggup jadi istirahat saja lah." gumam Gita karena sekarang Luna sedang lembur.
Braaaaaak.
Glodaaaaak.
Glodaaaaak.
"Astaghfirullahaladzim!" Gita tersentak kaget karena mendengar suara berisik dari kamar sebelah.
Padahal kata Rita kamar itu sama sekali tidak ada penghuni lagi namun sejak kemarin memang terdengar begitu berisik seolah sedang pindahan dan mengurus beberapa hal penting untuk di susun lagi, Gita merasa memang ada yang aneh dan dia masih belum tahu ini tentang apa.
"Masa iya memang ini tempat horor ya?" batin Gita resah.
"Hiks, hiks......
"Dia menangis?!" Gita segera bangkit untuk mendengar lebih jelas lagi.
"Sakiiiit, tolong jangan lakukan itu padaku." isak suara tersebut.
"Eh apa ini? kok terasa sangat horor mencekam seperti itu lah!" pekik Gita setelah mendengar dengan seksama.
Sekali lagi Gita menempelkan telinga di tembok karena ingin mendengar lebih jelas siapa yang sedang menangis itu dan karena apa dia menangis, walau saat ini rasa takut mulai bergelayut di dalam hati namun tetap saja gadis ini berusaha untuk tabah dan mendengar apa yang telah terjadi di kamar sebelah.
"Kemana suara nya tadi?" batin Gita kembali mendengarkan.
"Ah ku rasa memang ada yang tinggal di sana, aku akan datang lah untuk kenalan." Gita merasa kalau Rita mungkin saja bohong.
"Akan ku buktikan kalau setan itu tidak ada, masa baru sehari saja sudah setakut itu." geram Gita karena merasa sedikit terganggu.
Maka dengan langkah yang pasti, Gita mengetuk pintu kamar untuk memastikan kalau di sebelah memang ada penghuni nya. saat tangan Gita mengetuk kembali, daun pintu terbuka sedikit namun tidak ada yang keluar dari sana sehingga rasa penasaran Gita semakin menjadi saja untuk melihat apa yang ada di dalam.
Selamat pagi besti, jangan lupa like dan komen nya ya.
kau tak kn bisa mencari tau dan mengungkapkan semua mending pergi deh dari kos itu
makan hati purnama dalam kasus ini dia harus bisa mehan diri😁😁
kudu pke tenaga dalam dulu pur 🤣🤣
ini kalo mas Zidan lihat bisa bikin klepek-klepek