Rumah Kost Pak Manto

"Kau setan kan?" Julia maju duluan karena tadi di suruh oleh Maharani.

"Ha?" gadis yang duduk diam di pohon kering itu jadi melongo karena mendadak saja di tanya demikian.

"Eh dasar Julia goblok sekali, kau sih malah menyuruh dia yang maju duluan!" Xiela jadi memarahi Maharani karena dia kesal dengan cara Julia.

"Ya kan aku memang tidak tahu dan malah di suruh maju duluan, Rani sengaja ingin membuat aku malu." Julia mundur karena dia merasa di kerjai oleh Maharani.

Maharani tertawa terpingkal-pingkal karena dia memang baru menyadari bahwa Julia sangat bodoh dalam hal apa saja, percaya terus dengan ucapan Maharani yang kadang kala membuat sesat teman sendiri karena memang Maharani adalah arwah yang usil dan tidak bisa di percaya.

Padahal tidak perlu bertanya apakah itu memang setan atau bukan karena jelas dari wujudnya saja sudah terlihat bahwa dia adalah setan gentayangan yang ada di kawasan sini, tapi dasar Julia bodoh sehingga dia malah bertanya apakah yang ada di hadapannya ini adalah setan atau bukan.

Karuan saja setan itu jadi tidak paham kenapa mendadak ada arwah pendatang yang bertanya demikian pada dia sehingga sekarang dia langsung bangkit berdiri menatap mereka bertiga, dari pandangannya saja terlihat bahwa setan tersebut memiliki rasa curiga yang sangat besar kepada mereka bertiga.

Takut juga ada di mata arwah itu sehingga Maharani bingung apa yang telah terjadi di kawasan ini sehingga ada arwah yang melihat arwah lain seperti ketakutan begitu, tidak mungkin hanya karena dia menyadari bahwa kekuatan Maharani jauh lebih besar dari pada dia sehingga rasa takut bersarang di dalam hati.

"Kenapa kalian datang untuk menemui aku di sini?" arwah gadis itu bertanya kepada Maharani.

Maharani bertanya duluan dan dia merasa memang ada sesuatu yang telah terjadi pada kawasan tersebut, bisa jadi iblis penguasa yang berlaku sebagai ketua memiliki kekuatan yang begitu dahsyat sehingga arwah remahan seperti ini begitu takut bila ada pesuruh lain yang datang menemui mereka.

"Eh kau jangan takut seperti itu karena kami tidak akan berbuat jahat kepadamu, asal kau mau menjawab apa yang telah terjadi pada kawasan ini." Maharani tersenyum manis agar gadis itu tidak merasa takut.

"Ih yang ada gadis itu malah nanti merasa takut melihat senyum Maharani." lirih Xiela.

"Siapa yang tidak takut kalau Maharani tersenyum seperti itu karena bisa di bilang itu bukan senyum." timpal Julia.

"Apa kalian inginkan dari aku sekarang?" arwah gadis itu mundur dan dia berusaha menjaga jarak dari mereka bertiga.

"Hei santai saja karena kami di sini bisa berperan sebagai teman." Xiela maju mendekat agar gadis itu tidak semakin takut.

"Sudah aku katakan tadi bahwa kami bukan mau berbuat jahat pada kau, tapi kami hanya ingin bertanya." Maharani berusaha menjelaskan pada si gadis.

"Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi, jadi kalian jangan mendesak aku seperti ini." gadis pucat memang ketakutan.

Maharani menyadari ada sesuatu yang tidak beres pada kawasan tersebut sehingga bisa menekan arwah rendah seperti gadis ini, kalau sudah seperti ini maka mau tidak mau mereka harus bersikap lemah lembut agar gadis itu memiliki rasa percaya dan akhirnya nanti akan bercerita pada mereka tentang apa yang telah terjadi pada rumah milik Pak Manto tersebut.

"Ya! apa kau korban dari daging yang di giling untuk bakso?" Julia langsung bertanya demikian.

"Dari mana kau tahu soal hal itu?" gadis itu tertegun karena pertanyaan Julia.

"Aku adalah arwah yang tahu segalanya sehingga kau aman saja bila bercerita pada aku." Julia berusaha untuk meyakinkan gadis itu.

"Benarkah? apa kau juga punya kekuatan besar sehingga bisa melawan iblis yang sangat kuat itu!" gadis pucat ingin percaya kepada Julia.

"Tentu, aku memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga begitu mudah untuk mengalahkan iblis lain." Julia berkata dengan sangat angkuh sehingga Maharani dan Xiela mendadak jadi ilfil.

Padahal dia hanya arwah baru dan tidak punya kekuatan yang sangat besar seperti yang dia katakan barusan ini, tapi sekarang malah dengan angkuh mengatakan bahwa dia memiliki kekuatan sehingga tidak mungkin bisa dikalahkan dengan arwah sembarangan atau bahkan arwah yang berkuasa pada rumah Pak Manto.

Bodoh nya lagi gadis pucat ini malah seolah lebih percaya kepada Julia di banding dengan Maharani atau Xiela, ini lah yang di katakan bila hanya menilai dari cover luar saja dan tidak tahu apa yang isi di dalam sana sehingga dia percaya kepada arwah yang salah dan tidak mungkin bisa melindungi dirinya.

"Arwah di tempat ini sangat banyak dan mungkin saja berjumlah ratusan." gadis pucat mulai bercerita.

"Siapa nama mu?"

"Zizi, aku adalah salah satu korban yang di jadikan daging giling oleh mereka! kan sekarang kepala ku baru saja dikubur oleh mereka semua." Zizi berkata dengan suara pelan.

"Astaga, berarti tubuh mu habis di cincang oleh mereka ya?" Julia kaget mendengar cerita Zizi.

"Iya, seluruh tulang dan daging tidak ada yang terbuang kecuali bagian kepala karena mereka membutuhkan untuk sesuatu." Zizi berusaha menjelaskan kepada mereka.

"Untuk apa kepala itu?" Xiela bertanya penasaran tentang kepala yang di pisah oleh mereka.

"Entah lah, aku juga tidak tahu kenapa bagian kepala di pisah dan tidak di campur dengan kuah bakso itu." Zizi juga tidak paham.

"Aiih ini lebih parah dari pada sate Pak Min." Maharani menahan mual yang ada di dalam perut.

"Pak Min hanya menggunakan darah yang di campur dengan liur anjing, ini semua di pakai." Xiela juga merasa sangat jijik.

Siapa yang tidak jijik apa bila mereka masih dalam keadaan waras maka sudah pasti tidak akan pernah sanggup memakan barang seperti itu lagi karena terus terbayang, Sadewa sebagai siluman yang selama ini pernah juga memakan daging manusia tentu saja langsung paham dan kala itu Dia memutuskan untuk meminta tolong saja kepada Purnama.

Ini Julia masih tidak tahu bahwa sang adik yang bernama Rena tinggal di tempat ini karena Rena merasa trauma tinggal di desa yang banyak orang bermulut julid, jadi dia memutuskan untuk merantau di kota dan sekarang tinggal di rumah Pak Manto.

"Ada yang laki laki juga?" Maharani bertanya kepada Zizi.

"Aku tahu arah mu ini ke mana ketika bertanya ada yang laki laki atau tidak!" Xiela langsung paham dengan Maharani.

Maharani tertawa karena dia memang sangat penasaran bila ada seorang pria yang di jadikan daging giling juga oleh Pak Manto, dia ingin mencari tahu apakah Otong juga ikut di giling atau di jadikan tetelan yang ada di dalam kuah.

Selamat siang besti, jangan lupa like dan komen nya ya.