Novel ini hanya sebuah karya fiksi belaka...
Ada banyak adegan kejam dan 21(+)... Silahkan bijaksana dalam membaca...
~**~
Tubuh Claire membeku. Memang ia diajari seni bela diri oleh sang nenek. Tetapi Claire sama sekali tidak pernah menggunakannya, Claire selalu mencari aman dengan selalu menyendiri. Dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup Claire ia melihat kejadian sesadis itu.
Usai mencabut belati tersebut dari tubuh si pemuda, Keenan menatap ke arah Claire. Nafas Claire semakin tak terkendali. Denyut jantungnya bahkan berdetak dengan cepat. Claire pikir Keenan akan mendatanginya dan melakukan sesuatu kepadanya. Tetapi Keenan hanya menatap dingin ke arah Claire. Ia sama sekali tidak melakukan apa pun pada Claire.
Berawal dari kejadian itu, kehidupan Claire berubah menjadi seperti lorer coaster yang penuh dengan teka teki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 4
“Bau apa ini Queen? Seperti bau busuk?” ucap Evelyn begitu mereka bertiga masuk ke dalam kelas.
“Hmmm.. baunya seperti dari arah ini” sahut Kyra begitu mereka melewati tempat duduk Claire.
“Dimana kalian menyembunyikan seragam olahraga ku?” dengan berani Claire langsung berdiri dan bertanya kepada Kyra dan gengnya.
“Apa kuman? Humph… Kami? Mengambil seragam mu?” ejek Kyra
“Bisa – bisa tangan kami penuh dengan kuman jika menyentuh barang milik mu!” sahut Olivia.
Mendengar jawaban Kyra seperti itu, Claire langsung menatap ke arah Keenan dan gengnya yang saat ini tengah menikmati pertunjukan yang dilakukan oleh Kyra.
Kyra langsung melihat kemana Claire menatap saat ini, emosinya langsung semakin meledak. “Jangan pernah kau berani – berani menatap Keenan! Keenan itu milik ku!” bentak Kyra
“Aku sama sekali tidak menginginkan pacar mu! Aku hanya ingin kau kembalikan seragam ku!” balas Claire. Kini ia benar – benar sudah jengak dengan sikap mereka yang seenaknya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain.
“Seragam mu berada di tempat sampah karena memang tempat mu adalah di tempat sampah!” ucap Kyra lagi.
Claire langsung bergegas berlari keluar. Ia bahkan meninggalkan pelajaran selanjutnya demi mencari seragam olahraganya. Karena ia tidak mungkin untuk meminta uang kepada sang nenek untuk membelli seragam. Sebab seragam olah raga yang ia kenakan itu harganya sangat malah baginya.
Claire mencari seragamnya di bawah terik matahari. Ia sama sekali tidak perduli dengan bau atau panas yang saat ini membakar tubuhnya. Semua kotak sampah yang ada di sekolah Claire bongkar satu persatu, namun ia sama sekali tidak menemukan seragamnya itu. Air mata Claire mulai menetes. Ia tidak mungkin akan meminta uang kepada Tania jika seragamnya tidak dapat ia temukan.
Lalu ia teringat jika masih ada satu tempat sampah yang belum ia cari, yaitu tempat sampah yang ada di dalam toilet wanita. Claire langsung berlari menuju ke sana. Dan betapa bahagianya Claire saat mendapati seragamnya ada di dalam salah satu tempat sampah yang ada di dalam toilet. Meskipun basah dan bau, Claire masih bersyukur dapat menemukannya.
“Claire? Kenapa kau ada di sini dan tidak mengikuti kelas?” tanya Sir Brandon yang tanpa sengaja melihat Claire keluar dari dalam toilet sambil membawa seragam olahraganya dalam keadaan bau dan basah.
“Maaf Sir, saya tadi tidak sengaja terjatuh dan mengotori seragam saya, jadi saya harus membersihkan seragam saya dulu!” Claire tidak mau mengatakan yang sebenarnya kepada Sir Brandon karena sekalipun ia mengatakan yang sebenarnya, tetap saja di akhir dirinya lah nanti yang akan di salahkan.
“Kalau begitu segera kembali ke kelas!” ucap Sir Brandon.
“Baik sir!” Claire langsung berjalan menjauhi Sir Brandon. Claire sama sekali tidak kembali ke kelas. Ia malah menuju ke rooftop sekolah sambil menunggu jam pelajaran berakhir. Claire tidak mau menjadi bahan cemoohan teman – temannya karena tubuhnya saat ini bau.
Pembulian yang dilakukan oleh Kyra tidak hanya dilakukan dalam satu hari itu saja, hampir selama sepekan ini Kyra masih terus membully Claire. Dan Keenan sama sekali terlihat tidak mau meluruskan kesalahpahaman yang terima oleh Kyra tentang foto yang beredar waktu itu.
Flashback Off
‘Apa aku masih bisa bertahan di sana?’ gumam Claire dalam hati.
Jujur, tidak semua pembullyan yang dilakukan oleh Kyra di ketahui oleh Bella. Claire sengaja tidak mau melibatkan sahabatnya itu. Sebab Claire benar – benar paham jika dikalangan orang kaya, masalah anak otomatis menjadi masalah keluarga dan akan berdampak pada usaha yang mereka lakukan.
Claire duduk di tepi jendela sambil menatap liontin yang bertuliskan namanya di sana. Claire sama sekali tidak menyesali dan berharap akan di temukan oleh keluarganya. Claire hanya meminta hidup dengan tenang dan ia bisa memberikan pengobatan untuk Tania.
‘Baiklah Claire kau harus bisa bertahan demi nenek! Jangan kecewakan nenek! Jangan kecewakan nenek!’ ucap Claire dalam hati sambil mengucsap air matanya yang terus mengalir keluar.
Setelah hatinya tenang, Claire keluar dari kamar. Ia melihat Tania sudah terlelap karena kelahan. Claire membenarkan selimut yang dikenakan Tania. “Selamat malam nek!” ucap Claire lalu mengecup kening Tania. Claire lantas melihat makanan yang sudah di siapkan Tania di atas meja. Claire langsung memakannya tanpa memanaskan lagi masakan tersebut. Dan setelah selesai, Claire langsung mencuci semuanya.
“Malasnya besok pagi harus sekolah dan bertemu dengan mereka lagi!” gumam Claire setelah ia sudah berada di atas tempat tidur dan bersiap untuk memejamkan matanya. Rasanya ia tak ingin pagi cepat datang.
“Claireee… kau tak bersiap untuk ke sekolah?” teriak Tania dari luar kamar Claire.
“Iya nek…” jawab Claire dari dalam kamar. “Kenapa cepat sekali sudah pagi? Rasanya aku belum lama memejamkan mata” omel Claire pada dirinya sendiri. Ia benar – benar sangat malas untuk bangun. Namun demi sang nenek, ia tetap harus bangun dan berangkat sekolah.
~**~
“Kau tak kasihan dengan gadis yang di bully Kyra setiap hari itu Ken?” kali ini Cedric yang bertanya padahal awalnya Cedric menyetujui apa yang dilakukan oleh Kyra.
“Kau salah minum obat? Bukannya kemarin kau setuju dengan yang dilakukan Kyra!” ejek Felix.
“Itu urusan mereka, bukan urusan ku!” sahut Keenan
Jika Keenan sudah mengatakan hal itu, mereka tidak ada yang berani untuk melakukan protes.
“Kau mau kemana Ken?” tanya Cedric lagi melihat Keenan meninggalkan kantin.
“Rooftop!” sahut Keenan.
“Kita habiskan makanan ini dulu aku lapar!” ucap Cedric. Felix dan Alfred menganggukki ucapan Cedric.
“Mana Keenan?” Kyra dan kedua temannya mendatangi meja yang biasa di gunakan Keenan dan ketiga temannya.
“Kenapa kau tidak mencari yang ada aja! Lagipula Keenan sama sekali tidak berminat dengan mu!” ucap Cedric
“Diam kau!” bentak Kyra. “Ayo kita pergi girls!” ucap Kyra.
Sedangkan di Rooftop saat ini Claire tengah duduk seorang diri sambil memakan bekalnya. Bella hari ini tidak masuk sekolah karena ada urusan jadi Claire memilih menyendiri di rooftop agar tidak di ganggu oleh Kyra dan kedua temannya itu.
Wajah tenang dan bahagia Claire tidak bertahan lama karena tiba – tiba pintu rooftop terbuka dan keluarlah Keenan dari sana. Claire langsung pura – pura tidak melihat kedatangannya. Ia memutar arah duduknya sambil menghabiskan nasi goreng buatannya pagi tadi.
Keenan pun melihat jika ada Claire yang saat juga berada di rooftop. ‘Ternyata gadis itu bersembunyi di sini!’ ucap Keenan dalam hati sambil tersenyum mengejek ke arah Claire. “Gadis lemah” ucapnya.
Keenan lantas mengeluarkan rokoknya dari dalam saku. Ia mengambil sebatang lalu menikmatinya. “Ternyata kau hanyalah gadis bodoh yang mudah di bully oleh Kyra.” Ejek Keenan tiba – tiba.
“Aku tahu dimana tempat ku, jadi aku tak mau membuat masalah dengan kalian!” balas Claire dengan berani.
“Kau tak takut dengan ku?” ejek Keenan lagi.
“Kau pikir? Jika aku tidak takut dengan mu mana mungkin aku masih menyimpan rapat – rapat rahasia mu membunuh orang waktu itu!” balas Claire
“Ha ha ha ha ha ha…” Keenan tertawa dengan lepas. Ia menertawakan apa yang Claire ucapkan. Bagaimana tidak? Ia mengatakan takut, tapi ia dengan berani mengatakan itu semua dengan suAra lantang kepada orang yang bersangkutan.
Claire langsung mengerutkan dahinya begitu mendengar Keenan tertawa. ‘Kenapa dia tertawa? Apa jangan – jangan ia kerasukan penunggu rooftop ini?’ ucap Claire dengan bingung. Ia masih tidak menyadari dengan apa yang ia lakukan dan ia ucapkan barusan.
Ceklek!
Ketiga teman – teman Keenan menyusul ke rooftop. “Siapa gadis itu?” tanya Felix begitu menyadari ada seorang gadis yang duduk dengan posisi memunggungi mereka.
“Bukankah itu Claire?” sahut Cedric
“Kau mengajaknya kemari Ken?” tanya Alfred penasAran.
“Enak saja! aku lebih dulu di sini daripada kalian!” Karena ia mendengar semua yang diucapkan oleh teman – teman Keenan, Claire langsung menyahuti mereka. Sudah cukup dirinya diremehka n oleh semua orang.
“Woaaahh… ternyata kau bisa berbicara juga! Ku pikir kau bisu karena selalu menurut jika di bully Kyra” balas Cedric.