NovelToon NovelToon
Tunangan Palsu Sang CEO Dan Pewaris Tersembunyi

Tunangan Palsu Sang CEO Dan Pewaris Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Nikahmuda / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Nikah Kontrak
Popularitas:471
Nilai: 5
Nama Author: ᴛʜᴇ ꜱᴀᴅɪᴇ

CEO dingin Ardan Hidayat harus bertunangan dalam tiga bulan demi warisan. Ia memilih Risa Dewi, gadis keras kepala yang baru saja menghancurkan kuenya, untuk kontrak pertunangan palsu tanpa cinta. Tapi saat mereka hidup bersama, rahasia keluarga Risa sebagai Pewaris Tersembunyi keluarga rival mulai terkuak. Bisakah kepura-puraan mereka menjadi kenyataan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴛʜᴇ ꜱᴀᴅɪᴇ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ujian di Bawah Sorotan Lampu

Kehadiran Bima di meja makan telah menghancurkan suasana malam itu. Setelah Bima pergi dengan senyum puas, udara di ruang makan terasa dingin dan mencekam.

Ardan menatap amplop yang ditinggalkan Bima. "Apa itu?" tanyanya kepada Risa, suaranya tajam.

Risa meraih amplop itu dan meremasnya. "Tidak ada. Hanya permainan konyolnya." Ia berbohong, merasakan keringat dingin membasahi telapak tangannya. Nenek Wulan selalu merahasiakan masa lalu mereka, dan sekarang, Bima, musuh Ardan, entah bagaimana telah menyentuh masa lalu itu.

"Jangan berani-berani menyembunyikan apa pun dariku, Risa," ancam Ardan. "Bima tidak pernah melakukan sesuatu tanpa tujuan. Jika itu terkait dengan latar belakangmu, itu bisa merusak rencana kita."

"Saya sudah bilang, ini tidak ada hubungannya dengan kontrak," Risa bersikeras, menghindari tatapan Ardan. Ia memutuskan untuk mengunjungi Nenek Wulan keesokan paginya, sebelum tim stylist datang, untuk mencari tahu apa yang disembunyikan Nenek.

Meskipun Ardan curiga, ia tidak punya waktu untuk mendesak. Konferensi pers sudah di depan mata.

Dua hari kemudian, Risa berdiri di depan cermin, hampir tidak mengenali dirinya sendiri. Tim stylist Ardan telah mengubahnya. Rambutnya ditata elegan, riasan wajahnya sempurna, dan ia mengenakan gaun malam berwarna safir yang dirancang khusus, memancarkan aura kemewahan yang palsu.

"Ingat aturannya, Nona Risa," Nyonya Rina mengingatkan di belakangnya. "Senyum elegan, anggukan sopan. Biarkan Tuan Ardan yang berbicara. Jangan pernah menyebut nama keluargamu yang lama. Anda sekarang adalah Nona Risa Dewi, tunangan pewaris Hidayat."

Risa merasa seperti akan muntah. Perutnya sakit karena gugup.

Ketika ia melangkah ke ruang konferensi pers, ratusan lampu kamera langsung menyala. Mata Ardan menoleh, dan untuk pertama kalinya, ada kilatan kekaguman yang cepat dan tak terduga di mata dinginnya. Risa terlihat seperti bangsawan yang sempurna.

Ardan maju, memegang tangan Risa dengan genggaman yang kuat, seolah untuk menahan dirinya dan juga memberikan dukungan palsu pada Risa. Sentuhan itu, meskipun hanya bagian dari pertunjukan, terasa aneh dan menghangatkan.

"Terima kasih atas kehadiran rekan-rekan media," Ardan memulai dengan suara tenang dan berwibawa, memancarkan kepercayaan diri yang membuat Risa merasa sedikit lebih aman. "Hari ini, saya, Ardan Hidayat, dengan bangga mengumumkan pertunangan saya dengan wanita yang sangat saya cintai, Nona Risa Dewi."

Lampu kamera berkedip lebih cepat. Para wartawan mulai berbisik-bisik, terkejut melihat wanita biasa di samping CEO yang tertutup itu.

"Nona Risa telah mengisi kekosongan dalam hidup saya, dan kami berencana untuk segera melangsungkan pernikahan." Ardan tersenyum, senyum yang begitu tulus di depan kamera sehingga Risa sendiri hampir percaya.

Kemudian, sesi tanya jawab dimulai.

"Tuan Ardan, bisa jelaskan mengapa Nona Risa tidak pernah terlihat di acara sosial mana pun sebelumnya? Apakah ini perjodohan mendadak untuk memenuhi wasiat kakek Anda?" tanya seorang wartawan dengan tajam.

Ardan tertawa kecil, suara tawa yang dirancang untuk meredakan ketegangan. "Wasiat kakek saya adalah tentang menemukan kebahagiaan. Dan saya menemukannya di luar lingkaran sosial yang biasa. Risa adalah wanita sederhana yang tidak haus publisitas. Kami ingin merahasiakannya selama mungkin. Itu saja."

"Nona Risa, boleh kami tahu latar belakang Anda? Apakah Anda memiliki hubungan dengan keluarga konglomerat mana pun?" tanya wartawan lain.

Jantung Risa berdegup kencang. Ini adalah jebakan. Ia teringat aturan Ardan: tersenyum dan diam. Ia menarik napas, tersenyum manis, dan menggelengkan kepalanya dengan lembut.

Tiba-tiba, suara Bima terdengar dari belakang kerumunan. Ia menyelinap masuk dan mengambil mikrofon dari seorang wartawan.

"Sepupu Ardan, aku turut berbahagia. Tapi aku sedikit penasaran," kata Bima, senyum liciknya terbuka. "Kudengar Nona Risa baru-baru ini harus membayar denda besar karena merusak kue-kue pesanan mahal. Bukankah tunangan seorang CEO seharusnya tidak terlibat dalam pekerjaan pengiriman? Mungkinkah Nona Risa bukan dari kalangan yang Anda klaim, Ardan?"

Seluruh ruangan terdiam. Lampu kamera terfokus pada ekspresi wajah Ardan dan Risa.

Ardan merasakan kemarahan yang membakar. Bima tidak hanya mencampuri urusan bisnis, tetapi juga menghina Risa secara terbuka. Ardan meremas tangan Risa yang ia pegang, memberikan isyarat untuk tetap tenang.

"Itu adalah rumor yang sangat konyol, Bima," Ardan menjawab dengan tenang, meskipun suaranya lebih keras dari sebelumnya. "Tunanganku, Risa, menghabiskan waktunya melakukan pekerjaan amal dan sesekali membantu usaha kecil milik yayasan kami. Ia adalah wanita yang rendah hati. Sayangnya, ada saja pihak-pihak yang iri dengan kebahagiaan kami dan mencoba merusak citra Risa dengan desas-desus murahan."

Ardan mencondongkan tubuh sedikit ke Risa, dan di depan ratusan mata, ia menempelkan ciuman singkat di bibir Risa. Itu adalah ciuman palsu, ciuman yang murni untuk kamera, tetapi sentuhannya mengejutkan Risa. Kehangatan tak terduga dari bibir Ardan membuat Risa lupa bernapas.

Ardan menjauhkan wajahnya, dan ia menatap tajam ke kamera, terutama ke arah Bima. "Apakah jawaban itu cukup meyakinkan, Bima? Hubungan kami sangat nyata."

Bima terlihat marah dan kalah, tetapi ia hanya tersenyum mengejek dan meninggalkan ruangan.

Konferensi pers itu berakhir dengan dramatis. Risa dan Ardan berjalan keluar, Risa masih sedikit linglung karena ciuman yang tiba-tiba itu.

Di dalam lift pribadi, Risa akhirnya menemukan suaranya. "Mengapa Anda melakukan itu?"

Ardan melepaskan tangannya dari Risa. "Itu adalah langkah yang diperlukan untuk menutup mulut Bima. Kau hampir gemetar. Kau melakukan tugasmu dengan baik, Risa. Tapi satu hal yang perlu kau ingat: Di depan orang, kau adalah tunanganku. Kau adalah milikku."

Risa menyentuh bibirnya yang baru saja dicium. Meskipun ia tahu itu hanyalah akting, jantungnya berdegup kencang karena sensasi yang baru saja ia alami. Ia menyadari bahwa bermain sebagai tunangan Ardan akan jauh lebih sulit daripada yang ia bayangkan.

1
....
penulis yang bagus, pertahankan dia /Chuckle/
....
ini menjadi menarik /Hey/
....
aku penasaran apakah mereka akan berakhir bersama /Shame/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!