NovelToon NovelToon
DENDAM SANG PENDEKAR LANGIT

DENDAM SANG PENDEKAR LANGIT

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Epik Petualangan / Reinkarnasi / Balas Dendam
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: wee nakk

Lin Feng, seorang Pendekar Langit yang dihormati di seluruh Dunia Langit Surgawi, berhasil mencapai pencapaian legendaris: membangkitkan Seni Pedara Naga Terbang, teknik kuno yang hilang yang mampu membuka Gerbang Surgawi. Namun, kesuksesannya justru menjadi bumerang. Kaisar Langit Xuan, penguasa dunia, diliputi keserakahan dan rasa iri, merancang konspirasi keji untuk mencuri kekuatan Lin Feng—kekuatan yang hanya bisa diambil dengan membunuh pemiliknya.

Dijebak, difitnah sebagai pengkhianat, dan disiksa di penjara paling kelam, Gua Pengasingan Langit, Lin Feng menyaksikan hidupnya hancur berantakan. Bahkan Mei Ling, istri yang dicintainya, dirampas dan dijadikan selir oleh Pangeran Ke-7. Dalam detik-detik terakhir sebelum ajal menjemput, hati Lin Feng dipenuhi amarah dan penyesalan yang mendalam.

"Jika ada kehidupan lain... aku akan membalaskan semuanya!"
Namun, kematian bukanlah akhir baginya. Roda takdir berputar dengan cara yang tak terduga. Jiwa Lin Feng yang penuh dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wee nakk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENGEMIS BUANGAN

Sebenarnya Lin Feng ingin pergi ke **Paviliun Seribu Kelopak**, tempat bercahaya yang disebut-sebut sebagai pusat informasi gelap di Kota Lembah Naga.

Selain ingin mengetahui arti dari lencana berbentuk kelopak yang diberikan **Ming Yue** beberapa waktu lalu, dia juga ingin mencari tahu tentang keluarga besar Lin—terutama tentang cabang keluarga yang membuang ayahnya.

Namun karena Lin Tao melarang mereka berpencar, Lin Feng hanya bisa menahan diri.

Sore itu kota terlihat damai. Awan tipis menggantung, memantulkan cahaya lembut yang membuat bangunan kota terlihat megah. Langkah Lin Feng mengikuti ayah dan kakaknya; sesekali dia menatap langit sambil menghela napas.

“**Ayah, bagaimana kalau kita cari toko yang lebih murah?** Sepertinya toko itu mahal sekali…” ujar kakaknya, **Yu Xin Qian **, sambil melirik pada sebuah toko pakaian yang mengkilap seperti milik bangsawan kelas dua.

Lin Tao menggeleng pelan, tersenyum lembut, “Tidak usah khawatir. Sudah bertahun-tahun ayah tidak pernah membelikan kalian sesuatu yang layak. Kita sudah dapat cukup uang hari ini… jadi biarkan ayah sedikit memanjakan kalian.”

Setibanya mereka di depan toko itu, Lin Tao mendorong keduanya masuk. Di dalam toko terlihat ramai—pembeli saling memilih pakaian sambil memperdebatkan harga dengan suara keras.

Lin Feng awalnya malas. Tetapi saat matanya tertarik pada sebuah setelan jubah tergantung di sudut paling belakang—warna **hitam pekat dengan garis perak berbentuk bunga plum**, ada aura keanggunan namun liar di dalamnya—dia langsung menunjuk.

“**Ayah, aku ingin yang itu.**”

Lin Tao mengikuti arah telunjuknya dan mengangguk, “Karaktermu yang tenang tapi tajam… pakaian itu cocok sekali.”

Ia pun segera menawar pada penjual.

“Kalau untuk pakaian ini… harganya **45 koin emas**,” kata penjual, lalu tersenyum ramah, “Tapi karena sudah tiga minggu tak ada yang mau, jika anak anda menyukainya, saya berikan **20 koin emas saja**.”

20 koin emas jelas mahal bagi keluarga petani terbuang. Tapi melihat sorot mata Lin Feng yang jarang menunjukkan ketertarikan pada sesuatu, Lin Tao tak sanggup menolaknya.

Setelah membayar, ia menyerahkan pakaian itu pada Lin Feng.

Wajah Lin Feng tidak menunjukkan kegembiraan berlebihan, tetapi aura damai yang ia pancarkan sudah cukup membuat Lin Tao tersenyum puas. Lalu—seperti biasa Yu Xin Qian masih sibuk memeriksa puluhan pakaian seperti sedang meneliti benda berharga.

“Wanita… memang tak pernah selesai jika sudah memilih pakaian,” gumam Lin Tao pasrah.

Lin Feng melihat kesempatan ini untuk mendapatkan waktu sendiri.

“ Ayah, aku ingin langsung mengganti pakaian. Aku tidak akan pergi jauh.”

Lin Tao ingin menolak, tapi karena Lin Feng jarang sekali meminta sesuatu, ia pun mengangguk.

Baru saja Lin Feng hendak berbelok ke gang samping—

**BRUK!**

Seseorang menabraknya dengan cukup keras hingga keduanya jatuh terduduk.

“Hei! Pengemis! Apa kau tidak punya mata? Lihat! Bajuku jadi kotor!”

Seorang gadis muda berteriak sambil menepuk debu dari rok indahnya. Nada suaranya menusuk telinga.

Di sampingnya, seorang pemuda tampan mengangkat dagu tinggi-tinggi.

“Ah rupanya… orang **buangan**. Pantas saja.”

Lin Feng mengangkat wajah perlahan. Tatapannya tetap dingin seperti salju.

Namun sebelum ia sempat bicara—

“**Ning Xuan?** Itu kamu?” Lin Tao buru- buru menyapa sopan. “Maafkan adik laki-laki Nian, dia tidak sengaja.”

‘Ning Xuan…?’ Lin Feng menatapnya dari balik bulu mata.

*Jadi dia salah satu anak dari cabang keluarga yang membuang ayah… tidak heran arogan.*

Ning Xuan mendengus sinis, “Ternyata benar… kalian anak dari Lin Tao? Hmph. Tak heran kasar dan tak tahu sopan santun.”

Pemuda di sampingnya ikut menimpali, “Sudahlah, Ning Xuan. Kita punya urusan di Paviliun Melayang. Jangan buang waktu bicara dengan… orang seperti mereka.”

Lin Feng menatap keduanya datar.

Diam adalah bentuk penghinaan paling halus—dan itu membuat Ning Xuan semakin kesal.

Saat mereka berjalan pergi, Ning Xuan melirik tajam penuh ancaman.

“**Aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja. Orang buangan tak pantas berada di kota ini.**”

Begitu keduanya cukup jauh, Lin Feng hanya tersenyum tipis.

*Silakan datang. Aku ingin melihat seberapa besar nyali kalian.*

Ketika menemukan gang sempit yang cukup sepi, Lin Feng langsung berganti pakaian. Jubah hitam-perak itu membuatnya tampak seperti tuan muda dari keluarga terpandang—setiap langkahnya membawa aura percaya diri yang sulit diabaikan.

Setelah keluar, ia menuju pusat kota.

Bangunan-bangunan megah berjajar rapi, toko senjata, penjual kristal roh, restoran kelas menengah hingga gedung besar berlantai tiga bertebaran di sekelilingnya.

Lin Feng berjalan melewati semuanya tanpa menoleh.

**Tujuannya satu: Paviliun Seribu Kelopak.**

Namun baru beberapa langkah ia memasuki area utama, seorang pemuda tiba-tiba muncul dan memeluk bahunya.

“Yo, anak kecil! Kau sedang mencari apa? Namaku **Wei Han**. Kalau kau butuh panduan, 20 koin perak saja, aku antar ke tempat paling menarik di kota!”

Lin Feng menatapnya datar. “Tidak perlu. Aku ingin ke Paviliun Seribu Kelopak. Aku bisa sendiri.”

Wei Han ingin menawar lagi, tetapi saat mendengar nama paviliun itu—dia terpaku.

“Apa? Paviliun Seribu Kelopak?”

Dia langsung mengamati Lin Feng dari kepala sampai kaki. Tatapannya berubah tajam.

“Dari keluarga mana kau? Paviliun itu tidak akan membiarkan orang biasa masuk. Hari ini ada pelelangan besar. Kau bisa ditendang keluar sebelum masuk halaman.”

Lin Feng berpikir sejenak. Lalu berkata lirih,

“**Jika kau bisa membawaku masuk… aku akan memberimu 10 koin emas.**”

Wei Han terdiam.

Lalu matanya berbinar seperti melihat sekantong emas jatuh dari langit.

“**SEPakat!**”

Ia merapatkan tubuh, berbisik penuh semangat, “Pertama, siapa namamu?”

“Panggil saja **Feng**. Aku punya beberapa tanaman roh langka dan ingin menjualnya. Jika kau bisa mengatur akses masuk, kau akan mendapat lebih dari yang aku janji.”

Wei Han terperanjat.

*Bocah ingusan bilang punya tanaman roh langka? Hahaha… pasti cuma omong kosong. Yang penting… uangnya nyata.*

“Hahaha! Baiklah Feng! Ikuti aku!

Kita tidak akan lewat pintu depan.”

Dalam hati dia tertawa sinis.

‘Kalau masuk lewat depan bisa gawat… penjaga akan langsung menghajarnya kalau mendengar “tanaman roh langka”. Bocah ini benar-benar pemula.’

1
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Tanaman Roh dari Ming Yue kan banyak dan Lelang saja
Joe Maggot Curvanord
gass thorr
di sebelah udah ampe jauh bgt ini ceritanya
Nanik S
Laaanjut
Nanik S
paviliun Harta
Nanik S
Ternyata ibunya dari Klan Yin
Nanik S
Lanjut yerus
Wayan Sudarta
waktu di dimensi Ming Yue lin Feng sudah berada di q inti kok sekarang q memadat
Intan: MAAF YA SEBELUM NYA AUTHOR SALAH TULIS DAN AUTHOR SUDAH REVISI ULANG 🙏🙏🙏
total 1 replies
Nanik S
Spirit Best tingkat tinggi tapi kayak Kucing ya sama saja
Nanik S
Hubungan apa
Nanik S
Ternyata Lapar
Nanik S
Panter yang bisa diajak bertarung
Nanik S
Dunia dimensi memang berbeda dengan Dunia Fana
Intan
AUTHOR MAU MINTA MAAF DARI BAB 2, 3, 4, 23, 24, 25. BANYAK PENYEBUTAN NAMA TOKOH YANG SALAH DAN SECEPATNYA AUTHOR AKAN REVISI ULANG 🙏🙏🙏
Nanik S
Masa mau berguru ke Ming Yu
Nanik S
Lin Feng jangan tinggalkan Ayah ibumu
Nanik S
Laaaaanjuuuuut
Nanik S
Lin Feng... jangan biarkan merebut Harta Phonik
Nanik S
Phonik melindungi calon Anak2nya
Nanik S
NEXT
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!