Arabela, terpaksa harus berlapang hati menerima kenyataan pahit. Perempuan cantik itu harus rela meninggalkan sang kekasih demi menuruti perintah keluarga untuk menikah dengan kakak ipar nya sendiri.
Adila, kakak kandung Arabela meninggal karena melahirkan seorang putri, hingga keluarga memutuskan untuk menikahkan arabela dengan Vano Herlambang,
bagaimana kisah Arabela dengan Vano? apakah mereka menemukan kebahagiaan atau sebaliknya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retmiduski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Salah kaprah
POV Ara
Ucapan yang di lontarkan oleh bik Sumi, selalu saja terngiang-ngiang di telinga ku. Apa aku bisa membuat nya jatuh cinta? Sedangkan hati nya mas Vano sudah tertutup rapat. Mbak kenapa semua ini terjadi, kenapa harus seperti ini ya Allah
Aku pandangi Alana, bayi ku yang Mungil dan cantik , bukan dari rahim ku tapi aku menyayangi nya .
Apa mas Vano akan kemari melihat dan menanyakan tentang kami , aku dan Alana yang tidur disini ? Ahhh entahlah mungkin saja mas Vano lega karena aku ngak ada di kamar nya.
" Rebut hati pak Vano dan buat beliau mencintai buk Ara " ucapan bik Sumi terus saja bergema di kepala dan telinga hingga mata ku terpejam sendiri.
****
POV Vano
Kehilangan Dila membuat hidup ku seperti tidak berguna dan tanpa tujuan. Jika bukan karena alana aku ingin terbang dan menetap di luar negri untuk sesaat, hingga bisa sedikit melupakan sakit ini.
Malam setelah mama dan papa mengumumkan perjodohan aku dengan Ara adiknya Dila istri yang sangat aku cintai. Mama dan papa bahkan tidak membiarkan tanah kuburan Dila kering sebelum melakukan semua ini.
" Kau harus menikah dengan Ara adik nya Dila, jika kamu masih ingin melihat mama hidup Van" ancam mama waktu itu
"Vano, Alana butuh sosok ibu yang menyayangi dengan tulus , tidak ada yang terbaik selain Ara nak " bahkan papa yang selama ini tidak ingin ikut campur tentang kehidupan pribadi ku , malah sekarang beliau yang memaksa untuk menikahi Ara , perempuan yang telah aku Anggap seperti adik sendiri
" Apa tidak bisa menunggu kuburan istri ku kering dulu baru kalian membicarakan ini" aku hanya menunduk menahan emosi dan amarah
" Minggu depan atau bulan depan itu sama saja Vano. Lebih cepat Lebih baik "
" Jika aku menolak kalian bisa apa? Saya bahkan bisa menjaga dan merawat Alana seorang diri paj, jadi hentikan semua nya " namun tidak seorang pun mendengar apa yang saya ucapkan
" Jika kamu tidak melakukan yang kami inginkan, tinggalkan kami . Pergilah mencari kebahagiaan mu sendiri, jangan kwatir kan kami, kami akan hidup berdua saja hingga maut menjemput. Tentang Alana, biarkan Alana di bandung bersama Ara beserta Roy dan Ajeng. Mungkin sudah suratan kami akan seperti ini , lagi pula adik mu yang di luar negri tersebut juga tidak mengingat kami bukan? Ayo mah kita masuk kamar , kita akan membiasakan diri untuk hidup hanya berdua saja " usai berbicara seperti itu , papa membawa mama untuk pergi
Bagaimana bisa aku pergi dan meninggalkan mereka berdua. Mau tidak mau aku terpaksa menikahi Ara , bahkan mereka seperti tidak mengetahui tentang Ara yang memiliki kekasih hati.
Aku dan Dila bahkan mengetahui lelaki yang di cintai oleh Ara. gadis itu bahkan sudah bermimpi dan menghayal menikah dengan lelaki tersebut namun sama seperti ku, dia pun tidak bisa berkutik.
Malam ini , setelah keluar dari ruang kerja aku tidak menemukan ara dan Alana hingga aku melihat asisten rumah tangga keluar dari kamar nya alana , kamar yang telah di siapkan oleh Dila sebelum dia pergi ke bandung
" Dimana Ara dan Alana " tanya ku langsung kepada bik Sumi
" Ada di kamar non Alana pak " bik Sumi pun berkata yang sejujurnya
Aku kebingungan, dengan tindakan yang akan aku ambil sekarang, apa aku harus menemui mereka dan meminta untuk pindah kamar ? Ah sudah lah lebih baik aku istirahat dan tidur saja .
***
POV AUTHOR
Malam ini, berlalu begitu cepat, Ara dan Alana sudah bangun begitu pun dengan Vano yang juga sudah bangun dari tidur nya . Ara, niat hati untuk ke kamar Vano untuk mengambil charger ponsel milik nya mematung melihat Vano yang sedang berdiri tegap di depan photo besar nya Dila.
" Bahkan kedatangan ku, tidak membuat mas Vano menoleh sedikit pun , bagaimana bisa aku melakukan apa yang di bilang oleh bik Sumi tadi malam" ucap ara berbicara di dalam hati
Karena Alana yang tidur kembali, Ara memutuskan untuk mandi di dalam kamar Alana . Dengan gerakan cepat dan sedikit terburu-buru Ara menyelesaikan kegiatan mandinya karena ia takut jika alana bangun dan menangis.
Drakkk Ara melotot kan mata nya dengan sempurna sesaat setelah membuka pintu kamar mandi .
" Mas mas Vano kenapa disini?" Ujar Ara gugup karena malu dan tidak enak lantaran Ara hanya memakai handuk sehelai yang menutupi badan nya hingga paha
" Ini rumah saya, suka suka saya mau berada di mana saja lagi pula Alana anak saya . Apa ada Masalah jika saya disini sekarang?" Jawab Vano tanpa memandang Ara yang masih mematung
" Ini memang rumah mu, dan kamu berhak dimana saja berada dan mau ngapain saja terserah, tapi Masalahnya saya habis mandi dan hanya memakai sehelai handuk" ujar Ara melangkah kan kaki ke arah Vano dan Alana tentu saja Vano melihat dengan sudut matanya , jika Ara mendekati nya
" Mau apa kamu?" Tanya Vano seperti orang panik
" Minggir lah mas" ujar Ara menunduk
" Jangan macam macam Ara, jangankan menyentuh kamu bahkan ......'
" Siapa yang ingin di Sentuh oleh mas Vano, aku hanya ingin mengambil ini ' Ara menarik pakaian ganti yang di himpit oleh Vano
Vano yang mendengar dan melihat hal tersebut seperti malu sendiri dengan apa yang di ucapkan nya dan apa yang ia pikirkan
" Untuk selanjutnya berfikir lah yang jernih mas, karena aku juga tidak ingin di sentuh oleh lelaki yang tidak mencintai ku dan sebaliknya" Ara bergegas meninggalkan anak dan ayah tersebut ke kamar mandi untuk memakai pakaian ganti
" Sial, memang nya siapa yang ingin di Sentuh? Apa mas Vano pikir aku serendah itu? Aku juga memiliki hati dan perasaan" ujar Ara mengumpat di dalam kamar mandi sambil memakai pakaian
'" sial apa yang aku pikir kan tadi, kenapa juga aku mengucapkan kalimat tersebut ahhhh gila" umpat Vano meninju kasur tanpa sengaja mengejutkan alana, dan gadis mungil tersebut menangis karena terkejut. Ara yang mendengar suara tangisan Alana buru buru untuk keluar dan Melihat Vano membujuk alana
" Husstt husstt jangan nangis sayang, nanti papa belikan ice cream ya' namun tangis bayi yang belum penuh satu bulan tersebut malah tambah kencang
" OOO tidak mau Baiklah baiklah, papa akan membeli kan kamu coklat , sepeda, mainan, boneka atau...."
" Dia bahkan belum mengenal siapa aku dan kamu mas, apa lagi Ic cream, boneka, sepeda dan lain nya . Yang dia ingin hanya ini, susu atau di gendong seperti ini " Alana langsung berhenti menangis setelah berada di tangan Ara.