Kejadian pada masa lalu diramalkan akan kembali terjadi tidak lama lagi. Tuan kegelapan dari lautan terdalam merencanakan sesuatu. Enam sisi alam dunia mitologi sedang dalam bahaya besar. Dari seratus buku komik yang adalah gerbang penyebrangan antara dunia Mythopia dan dunia manusia tidak lagi banyak yang tersisa. Tapi dari sekian banyak kadidat, hanya satu yang paling berpeluang menyelamatkan Mythtopia dari ramalan akan kehancuran tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fredyanto Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7: Mysterious Chat Again(Part 2)
"Hum!" Kesal Abigail. Dia dan Melody pun kembali fokus pada buku komik itu. Untung saja tidak terjadi sesuatu tadi.
Melody mulai membuka setiap halamannya. Tapi mungkin tangannya samar sedikit terlihat bergemetar saat itu. Untuk pertama kalinya, dirinya malah takut dengan kumpulan lembaran kertas bergambar yang disebut sebagai buku. Buku Komik.
Bukannya berharap akan terjadi... tapi... Sama sekali tidak ada yang terjadi. Mereka malah membaca buku seperti biasanya.
Dan sesuai pada judulnya, cerita dari komik itu mengisahkan kehidupan dari para makhluk Mitologi. Tapi sebagian dari mereka juga kebanyakan sebenarnya manusia.
Karakter utama dalam buku itu sepertinya adalah seorang penyihir Pria bernama Kingston. Buku itu lebih mengarah pada kisah Dan petualangannya.
Yang anehnya, Belum sampai setengah halaman dari buku itu... Kisah Kingston terputus begitu saja.
Benar-benar terputus. Tidak ada gambar atau dialog apapun lagi setelah itu. Hanya penuh dengan petak-petak kosong.
Terakhir dari lembar buku komik itu, si penyihir sedang melawan sosok yang sepertinya adalah Kraken. Kraken yang sungguh besar di lautan gelap dan diselimuti badai hebat.
Akhir menggantung yang epic. Tapi tetap saja tidak ada yang terjadi.
Melody sampai sedikit menyindir Abigail yang sukses membuatnya takut berkat video-video yang dibagikannya kemarin. Berpikir kalau itu memang hanya Video-Video yang dibuat oleh para orang iseng.
Tidak ada yang seperti itu... Atau dunia di dalam buku komik yang menjadi saksi oleh si pembuat satu-satunya situs web publik yang sempat dikatakan gila oleh para pembacanya.
"Mungkin yang ini hanya tiruannya?!" Abigail mengangkat bahu. "Mungkin?!"
"Mungkin tidak!" Sahut Melody menurutnya. Dia lalu menutup kembali bukunya. Menutupnya dengan mantap... Seperti orang yang sudah malas atau terlalu mengantuk setelah belajar.
Tapi tak lama setelah itu ponsel Melody kembali berdering. Ada orang misterius yang berusaha berbicara padanya lewat pesan.
Dan itu ternyata orang yang sama seperti yang pernah mengirimnya pesan misterius waktu sebelumnya.
Inti dari pesan yang dikirimkannya... dia meminta Melody untuk membuka kembali buku tadi.
"?!" Melody dan Abigail saling menatap bingung. Sejenak menoleh mengecek sekitar hanya untuk memastikan.
Seseorang yang misterius itu seakan-akan tahu dengan apa yang sedang dilakukan mereka berdua saat itu juga. Melody dan Abigail berpikir kalau dia sedang mengawasi mereka. Tapi dia tidak terlihat dimanapun.
Sudah dipastikan oleh mereka sejak awal.
Di perpustakaan sana, hanya ada keberadaan Melody, Abigail, dan juga Theo yang dia sekarang mungkin masih menelusuri lorong di balik banyak barisan rak buku yang sudah seperti maze_ yang posisinya berada berbaris di pinggir, mengelilingi daerah bangku dan meja.
"Taruh tanganmu di atas lembar yang kosong!" Minta yang tertulis dari si pengirim pesan. Setelah itu dia tidak lagi mengirim pesan teks apapun. Bahkan pesannya malah kemudian terhapus otomatis.
Membuka kembali lembar bukunya oleh si Abigail, "Tunggu apa lagi?!" Abigail memastikan keputusannya. Dia memandang Melody yang hanya duduk terdiam di sampingnya.
Abigail mendesaknya. Tapi Melody tidak mau. Dirinya tidak mau menuruti apa yang dikatakan oleh si pengirim pesan.
Situasi semakin aneh dan konyol. Siapa yang mau percaya dengan hal semacam itu?! Pikir Melody.
"Aku mengakui kalau aku memang kutu buku. Tapi bukan berarti aku percaya... dengan hal semacam ini!" Melody menatap Abigail lurus-lurus. Sambil mengucapkan kalimat terakhir darinya tadi, tangan kanan Melody sambil sedikit menggebrak tepat pada atas lembar permukaan halaman buku kosong yang tadi sudah dibukakan oleh Abigail.
Dan karena respon yang tidak disengajanya itu... Tiba-tiba ada terjadi sesuatu dengan bukunya. Lembar halaman yang baru saja tersentuh telapak tangan Melody mengeluarkan terang cahaya. Juga mulai muncul kabut atau aura aneh_ seakan menguap keluar dari buku komik itu.
Mereka mulai panik. Tapi Melody hampir tidak bisa mengangkat tangannya. Ada energi aneh yang terus berusaha menariknya masuk.
Abigail bergegas membantu melepaskannya.
Sampai berdiri menginjak kursi dan meja, "Ayo lepas lah!" Abigail berusaha. Mereka sama-sama berusaha melepaskannya dari buku itu. Abigail terus menarik tangan Melody.
Butuh lebih kuat dipaksakan sampai akhirnya dapat terlepas. Mereka berdua sampai terjengkang ke belakang dan menyenggol jatuh sebagian tumpukan buku dari atas meja.
Cepat kembali bangun, "Buk!" Abigail bergegas menutup kembali bukunya dan lempar buku itu ke lantai. Menjauhkannya dari mereka.
Walaupun tangan Melody akhinya berhasil terlepas dari buku itu, akan tetapi, tak lama setelah itu buku tadi kembali terbuka dengan sendirinya.
Melihat yang baru saja terjadi yang nyatanya benar-benar terjadi... Melody dan Abigail berusaha menjaga jarak dengan penuh kewaspadaan.
Buku itu semakin melakukan hal aneh. Dengan sendirinya dia terus membuka setiap lembar halaman dengan begitu cepatnya.
Semakin cepat!
"Apa yang terjadi?!" Suara Abigail samar bergemetar. Tatapannya terpaku pada buku yang untuk saat itu dia berpikir kalau buku itu berhantu. Atau semacam buku terkutuk.
Dan tidak ada yang tahu... Selain mereka berdua yang sedang terpaku melihat hal aneh tersebut, ada orang lain lagi yang sedang melihatnya. Dia tidak lain si Theo.
"?!" Dia juga terpaku, memandang dengan cara mengintip dari balik sela buku-buku pada salah satu rak buku. Dengan kebetulan itu terlihat olehnya.
Kemudian... semacam cahaya portal muncul tepat di atas buku tadi. Tubuh mereka berdua pun mulai terhisap. Perlahan, kedua kaki Melody dan Abigail semakin tergeser maju. Dan ada energi yang semakin menarik mereka dengan begitu kuat.
Mereka hampir tidak bisa menahannya. Tapi mereka tetap berusaha bertahan dengan berpegangan pada apapun yang ada di sekitarnya. Yaitu meja.
Yang anehnya, benda-benda lain tidak terlihat akan terhisap ke dalam portal sana selain hanya mereka berdua saja.
"Mel, kumohon pinjam tanganmu!"
"Maaf tapi semua tanganku sibuk!" Sahut cepat Melody. Berusaha kuat tak melepas tangannya dari meja. Kaki mereka sudah tidak lagi hampir menapak lantai. Mereka berdua panik.
Sampai...
"Delphine?!" Melody terkejut melihat kehadirannya yang tiba-tiba di sana. Dia baru saja datang dari arah pintu dan berdiri diam tidak jauh di dekat mereka.
Di tengah-tengah momen ada sebuah portal dari buku yang berusaha menghisap masuk Melody dan Abigail... Delphine, hanya terlihat memandang santai.
Dia seakan melihat semua keanehan itu sebagai hal yang sudah biasa dan wajar terjadi baginya.
"Syukurlah kau masih ada disini! Bisa bantu kami?!" Melody meminta bantuan darinya. Senyum ditengah kepanikan.
"Tentu!" Jawabnya sambil menarik bibir tersenyum. Senyum manis itu lagi.
Tapi...
"Tunggu dulu... Apa yang...," Melody tidak paham apa yang mau dilakukannya. Delphine malah berusaha melepaskan pegangan tangan Melody dari meja.
Satu persatu jari dicongkelnya.
"Delphine?! Apa yang kau lakukan?! Tunggu jangan! Kumohon!" Melody semakin panik. "Tidak tidak tidak!"
"Sampai bertemu lagi di sisi yang satunya lagi!" Ucap ramah darinya_ memiringkan kepalanya... sebelum kemudian dia mencongkel lepas kaitan dua dan satu jari tangan Melody yang terakhir dari meja.
Melody pun langsung tertarik masuk ke dalam portal. Dia menjerit ketakutan.
"Butuh bantuan juga?!" Gilirannya kepada Abigail. Abigail menggeleng cepat.
Tanpa harus repot melepas satu persatu kaitan jari seperti yang dilakukannya kepada Melody barusan, Delphine, tinggal menunjukan dan memainkan gunting sambil terkekeh.
Chap! Chap!
Hanya dengan begitu... Tangan Abigail langsung terlepas dengan sendirinya dan dia langsung terhisap masuk ke dalam portal. Dia sempat kembali menjerit kuat ketika Delphine memainkan gunting itu lagi.
Berhasil membuat mereka berdua terhisap masuk, dirinya sendiri juga lalu ikut masuk ke dalam sana. Melompat melalui portal.
Tapi dia tidak menyadari ada kehadiran Theo juga di sana.
Setelah mereka bertiga menyebrang masuk melalui portal buku, Theo, keluar dari balik rak buku dan perlahan mencoba mendekati portal yang masih terbuka.
Kakinya melangkah dengan bergemetar. Dia memang penakut dalam banyak hal.
Begitu pintar... tapi juga begitu ceroboh. Seperti yang baru saja akan terjadi. Sedang melangkah perlahan sambil pandangannya terpaku was-was pada portal, dirinya malah dengan ceroboh menginjak salah satu buku lain yang berada berserakan di lantai.
Membuatnya terpeleset, mulai kehilangan keseimbangan, dan akhirnya malah terlempar masuk ke dalam sana walaupun portal itu tidak berusaha menghisapnya.
Tak lama setelah itu... portalnya baru saja tertutup. Suasana perpustakaan pun menjadi sunyi dalam sekejap.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...