Namanya Aruna Azzahra, gadis cantik dengan impian sederhana
Cintanya pada seorang pria yang ia pikir bisa membawanya hingga ke Jannah nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Aruna harus hidup dengan pria menyebalkan dan minim ilmu agama. Aksa Biru Hartawan nama yang bahkan tidak ingin didengar olehnya
Bagaimana Aruna menjalani hari-harinya menjadi istri seorang Biru? atau akankah cinta itu datang tanpa mereka ketahui
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TUJUH BELAS
"Biar kamu nggak tidur dilantai lagi!" Entah harus memberi alasan apa Kevin juga tak tau
"Ya udah, aku beresin barang-barang dulu" ujar Asyifa pasrah sesuai perintah sang ayah dirinya harus menuruti keinginan suaminya
"Bawa yang penting-penting aja, biar nggak kebanyakan!"
***
Mereka tiba dikediaman orang tua Kevin, rumah bergaya minimalis dengan dua lantai. Kevin berjalan sambil menarik koper milik Asyifa sementara wanita itu berjalan disisinya
Linda sang mama awalnya terkejut saat putranya itu datang dengan seorang wanita namun akhirnya bisa ia terima, bahkan kabarnya sekarang keduanya tengah menyiapkan makan malam
Ketakutan Kevin akan kemarahan kedua orang tuanya nyatanya salah besar, kedua orang tuanya bahkan menerima Asyifa dengan sangat baik terlebih wanita itu memang sangat lembut dalam berucap hingga membuat sang mama tidak berpikir panjang untuk menerimanya sebagai menantu
"Dia siapa bang?" Tanya Raja sang adik usianya terpaut Empat tahun dari Kevin, itu berarti masih lebih tua dua tahun dari Asyifa mereka memiliki seorang adik perempuan yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas bernama Ratu
"Dia Asyifa, istrinya kakakmu" jelas Linda saat ini keluarga mereka tengah menikmati makan malam
"Istri? Kok tiba-tiba banget lo punya istri bang" sebenarnya Raja sedikit terkejut dengan jawaban yang diberikan sang mama
"Sebenarnya mama juga kaget, tapi yaudahlah dari pada abangmu nggak nikah-nikah" ucap Linda
"Tapi keliatannya masih muda banget, umur kamu berapa?" Tanya Raja pada Asyifa
"Sopan sedikit Raja! Dia kakak iparmu" sentak Kevin
"Nggak usah ribet gitu bang! Lagian kayaknya tua'an gue" ujar Raja lagi tanpa rasa bersalah
"Tetap saja kamu harus sopan Raja! Bagaimanapun dia istri kakakmu" sambung Bagas sang papa
"Iya iya astaga" Raja tak lagi membantah "yaudah kak, kakak umurnya berapa?" Raja masih mengajukan pertanyaan yang sama
"Dua puluh dua" jawab Asyifa
"Tuh kan tua'an gue!"
"Kenapa ribut sekali Raja!" Sentak sang papa yang membuat Raja terdiam
"Aku pikir keluarganya mas akan marah sama pernikahan kita!" Ucap Asyifa pada sang suami yang tengah duduk sambil bersandar pada sandaran ranjang sembari memainkan benda pipih miliknya
"Mereka udah pengen banget aku nikah, makanya seneng denger aku pulang bawa istri" jawab Kevin tanpa menatap lawan bicaranya
Asyifa berbalik dari duduknya didepan cermin besar dikamar sang suami "Mas aku boleh tanya sesuatu?" Tanya Asyifa ragu
"Apa?"
"Apa aku masih boleh ngajar disekolah?" Pertanyaan itu akhirnya lolos dari bibir wanita itu membuat sang suami beralih menatapnya
"Untuk sekarang boleh, tapi nanti kalau kamu sudah hamil nggak boleh lagi" ucapan itu tentu saja membuat Asyifa terkejut bahkan matanya terbelalak mendengar ucapan suaminya
"Hamil?" Tanya Asyifa memperjelas apa yang tadi ia dengar
"Iya hamil, kamu nggak mau punya anak?"
"Ya mau mas, tapi apa mas ingin pernikahan kita lama?" Sebenarnya Asyifa tak menaruh harapan lebih pada pernikahan ini, terlebih Kevin menikahinya dengan terpaksa dia sudah siap jika suatu hari pria itu akan meninggalkannya
"Maksud kamu apa?"
"Pernikahan ini kan karena terpaksa, aku siap kalau suatu hari mas akan menceraikan aku" ucapnya lirih
"Dengar Syifa! Bagi saya pernikahan itu sekali seumur hidup, jadi setelah ini kamu jangan berharap saya akan melepaskan kamu sekalipun laki-laki yang kamu cintai itu kembali" tutur Kevin bahkan pria itu menekan setiap ucapannya
Asyifa hanya mengangguk mendengar ucapan sang suami, ia bahkan terpaku kala pria itu berdiri tepat dihadapannya, tubuh Kevin yang tinggi membuatnya harus mendongak menatapnya
Detak jantung keduanya bersahutan, Asyifa tak dapat menyembunyikan rasa gugupnya kala sang suami kian mengikis jarak antara keduanya
Cup
Kevin mengecup bibir ranum istrinya itu sekilas, membuat Asyifa membeku jantungnya bahkan seperti hendak keluar dari rongganya
Kevin menatap manik indah wanita yang berada dihadapannya "Apa boleh aku menginginkanmu malam ini?" Kevin bertanya dengan suara berat
Pria itu menarik sudut bibirnya saat sang istri menjawab pertanyaannya dengan anggukan, tanpa menunggu lagi pria itu menahan tengkuk leher Asyifa dan menempelkan lagi bibirnya pada bibir sang istri. Jika sebelumnya hanya menempel saja kini pria itu sedikit m*l*matnya bahkan ia menggigit bibir wanita itu agar terbuka
Setelah dirasa kehabisan nafas, Kevin melepas pangutannya napas keduanya masih terengah saling berebut oksigen
Kevin menyentuh dagu Asyifa mengangkat wajahnya, terlihat jelas wanita itu tersipu karena wajahnya yang terlihat bersemu
"Kamu yakin?" Tanya Kevin lagi, sekalipun Asyifa menolak ia tetap akan melakukannya, gejolak yang sudah ia tahan saat Asyifa memeluknya saat petir malam itu memang harus ia tuntaskan malam ini
"Aku istrimu, kamu memiliki hak sepenuhnya atas tubuhku. saat kamu menginginkannya sudah tugasku untuk melayani" ucapnya lembut sekali membuat Kevin merasa menang malam ini
Kevin membopong tubuh mungil Asyifa dengan mudah, ia baringkan tubuh sang istri dengan lembut diatas kasur empuk itu lalu mengungkung tubuh Asyifa
Suara lenguhan lolos begitu saja dari bibir sang istri, mengisi setiap sudut kamar yang menjadi saksi pertautan cinta antara keduanya
Cepat sekali tangan pria itu bergerak, Asyifa tak tahu kapan sang suami melucuti pakaiannya hingga tubuhnya kini dalam keadaan begitu polos dan pria yang berada diatasnya juga sama polosnya
Kevin tak bohong jika memang ia kesulitan untuk memasuki sang istri, Asyifa memang masih belum terjamah, Kevin juga sebenarnya sama hanya bermodalkan tontonan dewasa yang beberapa kali pernah ia tonton
Kuku-kuku Asyifa yang menancap di punggungnya menjadi saksi bagaimana sulitnya Kevin malam itu, hingga dengan penuh perjuangan miliknya terbenam sepenuhnya pada milik sang istri
Setelah perjuangan yang cukup berat, kini keduanya sudah terbuai menikmati indahnya pertautan cinta, erangan serta d*sahan seketika menjadi pengisi ruangan sampai keduanya tiba pada puncaknya
Kevin mendaratkan kecupan pada seluruh wajah wanita itu, Asyifa tengah terengah setelah permainan yang cukup menguras tenaganya, entah tidak merasa puas atau memang tubuh sang istri membuatnya candu hingga ia berhenti saat waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari
Kevin terbaring disamping istrinya, lalu membawa wanita itu dalam pelukannya mengecup wajahnya berkali-kali
"I LOVE YOU Asyifa" ucap Kevin sebelum mengikuti jejak sang istri yang sudah berada di alam mimpinya
Tubuh yang dipenuhi keringat serta sprei yang berantakan mereka biarkan begitu saja, sepertinya tenaga keduanya terkuras habis malam ini